40. who you are?

28.1K 1.3K 91
                                    

Edeline berjalan dengan percaya diri ketika dirinya baru tiba di kampus. Namun dibalik itu, ia ingin menghilang dari tempat ini sekarang juga. Pasalnya, banyak sekali pasang mata yang menatap ke arahnya. Terlebih, ia telah absen selama seminggu penuh sebelum ini.

Tidak bisakah kalian mengabaikanku saat ini. Teriak Edeline dalam hati.

Edeline terus berjalan, menghiraukan segala tatapan dan bisikan kecil dari penggosip di sekitarnya. Sampai, ia mendengar seruan yang ditunjukkan padanya.

"Edeline!" teriak seseorang dari kejauhan.

"Oh, Shit!" ingin rasanya ia menghilang sekarang juga. Teriakan Olivia mengundang jauh lebih banyak orang di sekitarnya.

Dengan cepat Edeline melajukan langkahya kemudian menarik Olivia cepat. Sedangkan gadis itu begitu kebingungan dengan perilaku Edeline.

"Bagaimana Mad—" dengan cepat Edeline membekap mulut Olivia. Ia sudah bilang pada gadis itu untuk tidak berkata sembarangan di tempat umum.

"Jangan berkata apapun. Di sini banyak sekali penggosip, dan aku tidak suka itu." Ucap Edeline seraya melepas bekapannya pada mulut Olivia.

Olivia yang mendengar itu mengangguk. Gadis itu mengikuti langkah Edeline, yang memasuki kelas pertamanya setelah tidak hadir dalam satu pekan.

"Apa ada tugas di saat aku tidak ada?" tanya Edeline seraya mengeluarkan bukunya.

"Banyak sekali. Tapi namamu benar-benar aman, karena kau sudah mengerjakan semua tugasnya." Ucap Olivia yang membuat dahi Edeline mengerut dalam.

Tunggu dulu, ia tak pernah sekalipun menerima tugas saat berada di Madrid. Bagaimana mungkin semua tugasnya selesai begitu saja. Jangan bilang ini semua ulah Alexio.

Di tengah lamunannya, Edeline melihat Mrs. Hariot memasuki kelas. Pun saat itu, kelas berubah menjadi jauh lebih tenang dari sebelumnya. Sampai kedatangan seorang pria tidak dikenal membuat seisi kelas cukup ricuh.

"Oh my god! Ternyata dia mengambil mata kuliah ini juga." Celetuk Olivia dengan pandangan yang tak beralih dari seorang pria.

Edeline yang penasaran pun seketika menoleh. Perempuan itu berdecih lirih ketika mendapati pria yang nampak disukai banyak wanita itu.

"Kau menyukainya?" tanya Edeline lirih pada Olivia.

"Tentu saja, dia sangat baik, ramah, dan juga gentleman di saat yang bersamaan." Ucap Olivia yang membuat Edeline nampak tak mempercayainya.

"Dia itu..."

"Okay class, so we gonna ask about..."

Saat itu, Edeline begitu fokus dengan penjelasan yang Mrs. Hariot terangkan. Bahkan perempuan itu tak sadar jika sepasang mata tengah mengawasinya dari dekat.

Tanpa terasa waktu telah berlalu hingga dua jam lamanya. Kelas Mrs. Hariot selesai saat itu juga. Edeline bernapas dengan lega ketika mata kuliah kali ini tidak sesulit yang ia pikirkan. Di saat perempuan itu membereskan bukunya, ia merasakan ponselnya bergetar.

XXX!
Kita makan siang bersama. Aku akan menjemputmu setelah ini.

Tanpa kata Edeline membalas pesan Alexio dengan ok saja. Edeline kembali membereskan alat tulisnya sampai ia merasakan kehadiran seseorang di hadapannya.

Edeline menoleh ke arah Olivia yang hanya diam sambil menatap seseorang di hadapannya. Ia pikir pria itu ingin menemui Olivia saat ini. Tapi tanpa ia duga.

"Edeline, right?" Edeline yang mendengar itu mengerutkan dahinya dalam.

Bagaimana mungkin pria yang tak pernah ia kenal mengetahui namanya. Terlebih lagi, pria itu tengah tersenyum sangat lebar saat ini.

ALEXIO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang