13. Crazy

71.2K 2.6K 367
                                    

Terik sinar matahari membuat seorang gadis merasa terusik karenanya. Netra abu-abunya terbuka secara perlahan disertai uapan kecil dari mulutnya. Di saat ia ingin bangun, ia merasakan sesuatu yang berat menindih perutnya. Sampai ia sadar jika itu adalah tangan seseorang.

Menyadari hal itu, Edeline seketika membulatkan matanya. Ia menatap sekelilingnya hingga netranya jatuh pada sosok pria di belakangnya.

"Oh god!" pekiknya tertahan.

Bagaimana mungkin ia berada satu ranjang dengan pria itu. Sampai ia teringat kejadian semalam yang membuatnya tak sadarkan diri. Seketika itu Edeline melepaskan pelukan pria itu dari perutnya. Hampir saja ia berhasil, sebelum pria itu tiba-tiba menarik tubuhnya hingga menabrak dada bidangnya.

"Where are you going, hm?" bisiknya dengan suara serak khas bangun tidur.

Edeline terdiam berusaha mengatur napasnya yang tiba-tiba berjalan lambat.

"Dee," bisik pria itu lagi sambil mengeratkan pelukannya di pinggang Edeline.

Edeline mendorong pelan dada Alexio. Namun hal itu tak berbuah apapun, yang ada ia hanya diam di tempat tanpa bisa bergerak.

Dengan sekuat tenaga Edeline kembali mendorong dada Alexio menjauh. Tapi semuanya nampak sia-sia ketika pria itu menutup matanya kembali, seolah gerakan Edeline bukanlah masalah baginya.

"Alex," bisik Edeline begitu pelan.

Sialnya pendengaran Alexio begitu tajam. Detik itu juga ia membuka matanya, hingga netra birunya menatap raut terkejut Edeline.

Edeline terdiam tanpa tahu harus berkata apa. Ia tak bermaksud memanggil Alexio. Seketika itu ia membuang pandangannya tanpa mau menatap netra seterang laut itu.

"Look at me," bisik Alexio seraya mengarahkan pandangan Edeline ke arahnya.

"Don't touch me." Ucap Edeline tiba-tiba seraya menepis tangan Alexio di pipinya.

Entah mengapa ia tidak ingin berdekatan lebih lama dengan pria ini. Setelah apa yang Alexio lakukan padanya semalam.

Alexio yang mendengar itu terkekeh pelan seraya menunjukkan seringaian kecilnya. Dengan berani pria itu memasukkan tangannya ke dalam baju Edeline. Dapat ia lihat raut terkejut nan tegang yang gadisnya tunjukkan. Sempat gadisnya menghalau tangannya, namun hal itu tak membuatnya berhenti sedikitpun.

"What if ... I touched you like this?" bisik Alexio seraya  mengelus sensual punggung telanjang Edeline.

Edeline menahan napasnya ketika jemari Alexio mempermainkan tubuhnya. Demi tuhan mengapa ia tidak bisa melawan pria itu saat ini. Dan mengapa tubuhnya seakan menerima sentuhan pria itu.

"Stop it," mohon Edeline dengan napas tertahan.

Seolah tuli, Alexio menggerakkan tangannya semakin intens hingga ia bisa merasakan punggung Edeline melengkung karenanya.

"Bad liar," bisik Alexio seraya tersenyum miring.

Edeline menggeleng berusaha menghalau pria itu pada tubuhnya yang lain. "Stop!" pekik Edeline dengan napas memburu.

Seketika itu Alexio menghentikan kegiatannya. Pria itu mengecup bibir Edeline sebelum beranjak dari atas ranjangnya.

"Aku akan menunggumu di ruang makan," ucapnya yang kemudian berlalu dari kamar itu.

Sedangkan Edeline masih terdiam dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Apa yang sebenarnya terjadi?! Mengapa semuanya menjadi seperti ini?

Teringat akan sesuatu Edeline beranjak dari ranjang itu. Ia menelisik ke seluruh ruangan guna mencari tasnya.

ALEXIO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang