"Go away," ucap Edeline berbisik.
Edeline berharap orang itu segera pergi dari kamarnya dan meninggalkan dirinya sendiri. Gadis itu menutup mulutnya rapat-rapat ketika suara langkah kaki semakin dekat ke arahnya. Dari lubang-lubang kecil di hadapannya Edeline bisa melihat pria itu tengah mencari dirinya. Sampai ucapan pria itu berikutnya membuat tubuh Edeline semakin bergetar.
"Jangan harap kau akan lepas setelah aku menemukanmu," desisnya sembari melangkah semakin dekat ke sisi yang menurutnya terdapat Edeline di sana.
Belum sempat pria itu berjalan kembali terdengar teriakan seseorang yang memanggil nama Edeline.
"Shit!" pria itu segera berlari ke arah balkon dan melompat ke luar.
"Edeline! Edeline where are you?!" teriakan itu membuat Edeline seketika sadar. Ia segera keluar dari tempat persembunyiannya, kemudian menubruk tubuh gadis di hadapannya.
"Edeline!" Alyssa begitu terkejut dengan kondisi Edeline saat ini. Rambut gadis itu terlihat acak-acakan di tambah kedua matanya yang dipenuhi air mata.
Alyssa menangkup kedua pipi Edeline. "Lin, what happened?"
Edeline terdiam sambil menggelengkan kepalanya. Semuanya terasa menakutkan dan hal itu membuatnya tak bisa berkata-kata.
Alyssa menuntun Edeline ke atas ranjang, kemudian mendudukkan gadis itu. Diberikannya segelas air putih ke hadapan Edeline. Dengan tangan sedikit bergetar, Edeline mengambil gelas itu dan meminum isinya sedikit demi sedikit.
"Tenangkan dirimu dulu," ucap Alyssa yang dibalas anggukan Edeline.
Edeline menaruh gelasnya seraya menatap ke arah balkon yang sedikit terbuka. Ia yakin jika orang itu pergi lewat balkon ketika mendengar suara Alyssa.
"Lin," Edeline tersentak ketika merasakan tepukan Alyssa di bahunya.
"Are you okay?" Alyssa menatap khawatir Edeline, yang masih diam tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.
Edeline tersenyum tipis kemudian mengangguk pelan. "I'm okay."
Netra abu-abunya menatap Alyssa, seakan gadis itu ingin mengatakan sesuatu. Sadar akan hal itu, Edeline pun mengutarakan bahwa ia tidak bisa menceritakan apapun saat ini.
"Maaf, aku belum siap menceritakan apapun untuk saat ini." Ucap Edeline lirih, ia takut Alyssa merasa tersinggung akan ucapannya.
Alyssa yang mendengar hal itu tersenyum. "It's okay Lin, kau dalam keadaan baik-baik saja itu sudah cukup bagiku."
Edeline yang mendengar itu merasa sangat bersyukur. Alyssa adalah gadis yang tak pernah menuntut apapun darinya. Satu-satunya sahabat yang selalu tahu bagaimana kondisinya baik luar maupun dalam.
"Thank you, Aly." Edeline memeluk tubuh Alyssa cukup erat.
"I always by your side Edeline," mendengar ucapan Alyssa membuat Edeline menitikkan air matanya. Dalam hati ia terus menggumamkan kata maaf pada gadis di pelukannya. Ia merasa bersalah dengan apa yang terjadi padanya. Serta semua hal yang telah di sembunyikannya dari gadis ini.
🦋🦋🦋
Tepat pada pukul sepuluh pagi, semua peserta study tour telah memasuki bus masing-masing. Kini tiba saatnya untuk mereka kembali ke kampus dan melakukan kegiatan seperti biasanya.
Edeline memejamkan matanya ketika ia harus kembali ke tempat yang tak seharusnya. Rumah keluarga Stolen. Bagaimana mungkin ia kembali ke sana setelah apa yang putra sulung mereka lakukan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXIO [END]
RomanceSEQUEL "THE DEVIL WANTS ME" Bisa di baca terpisah [FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] DON'T COPY MY STORY❌️‼️ 17+ Awal dari bencana ini di mulai ketika Edeline harus tinggal satu atap bersama keluarga Stolen, dan lebih parahnya ia harus menetap dengan pria...