33. Curious

33.9K 1.6K 142
                                    

Seperti yang Alexio katakan sebelumnya, pria itu benar-benar pergi dan meninggalkannya bersama Alyssa. Ia tidak tahu hal apa yang dilakukan pria itu sesungguhnya. Ia berharap Alyssa mau memberitahunya.

"Kau yakin, tidak ingin memberitahuku?" tanya Edeline penasaran.

Sesungguhnya Alyssa ingin memberitahu Edeline semuanya, namun ucapan terakhir pria itu membuatnya tak bisa berkata banyak.

"Sebenarnya aku ingin, bahkan aku ingin menunjukkan keburukan pria itu di hadapanmu." Gerutu Alyssa sambil memakan lolipopnya.

"Aku hanya ingin tahu apa yang dilakukan Alexio malam ini, beserta perkataanmu di meja makan tadi." Ucap Edeline penuh harap.

Alyssa menghembuskan napasnya. "Oke, kau harus mengganti bajumu terlebih dahulu."

Edeline yang mendengar itu tersenyum lebar. Perempuan itu menuju walk in closet, lalu mengambil kemeja serta celana yang tersedia di dalam sana. Ia tidak tahu jika Alexio juga menyiapkan hal ini juga.

"I'm ready," ucap Edeline dengan senyumnya.

Alyssa melihat tampilan Edeline, sebelum ia mengambil topi hitam miliknya. Pun ia memakaikannya di kepala Edeline.

"Kita harus menyamar," ucap Alyssa yang dibalas anggukan Edeline.

"Haruskah aku menggunakan kacamata?" usul Edeline seraya membenarkan letak topinya.

"Not bad, kau bisa memakainya." Jawab Alyssa seraya mengenakan topinya juga.

Setelah beberapa saat, mereka telah siap dengan semuanya. Alyssa mengambil salah satu mobil Alexio, dengan ia berada di bangku kemudi. Tak lupa Edeline yang duduk di bangku penumpang.

"Let's go!" pekik Alyssa seraya melajukan mobilnya.

Edeline menatap sekelilingnya, sampai ia sadar jika Alyssa telah melewati jalan raya besar. Pun kini mereka melewati sebuah jalan yang tak begitu ramai pengendara. Edeline menatap ke arah depan, sampai ia bisa mendengar pekikan orang-orang di luar sana. Apa ini tempatnya? Pikirnya.

"Kita sudah sampai?" tanya Edeline pada Alyssa.

"Yup, tapi kita harus berhati-hati. Jangan sampai kita menarik perhatian mereka." Ucap Alyssa yang dibalas anggukan Edeline.

Kini keduanya telah keluar dari dalam mobil. Edeline bisa melihat belasan bahkan puluhan mobil berjajar rapi di sekitarnya, sampai ia bisa melihat kerumunan orang-orang di depan sana.

"Jangan bilang," Edeline tersentak ketika Alyssa tiba-tiba menggandeng tangannya.

Sampai pandangan Edeline jatuh pada sebuah tribun besar, yang dikelilingi banyak orang. Edeline masih belum tahu tempat apa ini, sampai suara laju mobil terdengar begitu memekakkan telinga.

"Balap mobil?" gumam Edeline yang bisa didengar Alyssa.

Alyssa menoleh ke arah Edeline. "Ya, seperti yang kau lihat. Dan di sebelah sana," Alyssa menunjuk seseorang dengan dagunya.

"Alexio," gumam Edeline lirih.

"Benar sekali." Jawab Alyssa seraya tersenyum miring.

Edeline sempat terpaku ketika melihat Alexio yang tengah berdiri bersama ketiga temannya. Tatapan pria itu begitu tajam, hingga ia bisa merasakannya sampai sini.

"Kita harus mencari tempat duduk." Ucap Alyssa seraya menggandeng lengan Edeline.

Pun tak lama, mereka menemukan tempat duduk yang begitu strategis. Tepat berada di tengah-tengah dan berbaur bersama orang-orang di sekitarnya.

ALEXIO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang