25. Race

43.7K 1.7K 26
                                    

Edeline menghela napasnya pelan. Tepat pada hari ini, ia akan secara resmi menjadi mahasiswi di New York University. Setelah semuanya siap Edeline berjalan keluar kamar. Perempuan itu sempat tertegun ketika mendapati Alexio tengah duduk menghadap kanvasnya. Ini kali pertamanya melihat Alexio melukis.

"Dee," Edeline terkesiap ketika mendengar panggilan Alexio.

"Aku sudah siap." Jawab Edeline seraya tersenyum simpul.

"Tunggu sebentar, aku akan mengantarmu setelah ini." Ucap Alexio seraya melepaskan apron untuk melukisnya.

Tanpa kata Alexio melepas kaosnya begitu saja hingga menampilkan tubuh berototnya. Edeline yang melihat itu pun segera membalikkan tubuhnya. Kedua pipi perempuan itu memanas seketika.

"Mengapa ia harus melepasnya di sini?" gumam Edeline seraya menutup wajahnya menggunakan buku.

"Apa yang kau lakukan?" bisik Alexio yang membuat Edeline seketika membalikkan tubuhnya.

"Nothing," jawab perempuan itu seraya berlalu dari hadapan Alexio.

Alexio tersenyum miring ketika melihat rona merah di pipi Edeline. "She's so cute."

Tak berselang lama, mobil mereka pun berjalan menuju New York University. Dalam hati Edeline merasa begitu gugup, karena ia harus beradaptasi kembali dengan lingkungan barunya. Edeline tersenyum ketika ia telah melihat bangunan, yang ia yakini adalah kampusnya.

Di saat Edeline ingin keluar dari mobil, dengan cepat Alexio menahan lengannya. Edeline begitu terkejut ketika Alexio tiba-tiba mengecup bibirnya.

"Jadilah gadis baik, dan jangan melakukan hal yang tidak kusukai." Peringat Alexio yang membuat Edeline meneguk ludahnya kasar. "Apa kau mengerti?" bisik Alexio yang mendapat anggukan dari Edeline.

Tanpa kata Edeline turun dari mobil Alexio. Ia bisa melihat orang-orang berlalu-lalang di sekitarnya. Perempuan itu menarik napasnya sejenak sebelum melanjutkan langkahnya. Kini ia hanya perlu mencari ruangannya di jam pertama. Setelah menanyakan ke beberapa orang, akhirnya ia menemukan ruang kelasnya.

Edeline berjalan masuk, kemudian duduk di bagian tengah. Ia pikir sudah ada banyak orang di dalam, namun belum ada setengah orang yang masuk.

"Hi," Edeline menoleh ketika mendapati seorang gadis dengan rambut blonde nya.

"Hi," jawab Edeline dengan senyumnya.

"Apa kau mahasiswi baru yang dibicarakan itu?" ucap gadis itu nampak antusias.

Tunggu dulu, dibicarakan. Jangan bilang kedatangannya membuat orang-orang penasaran akan dirinya. Jangan sampai itu terjadi.

"Ternyata kau benar-benar imut dan juga menggemaskan." Celetuk gadis itu kembali.

Edeline mengerutkan keningnya, nampak tak nyaman dengan keberadaan gadis itu. Di saat ia ingin mengabaikannya, gadis itu tiba-tiba bertanya padanya.

"Aku Olivia, dan siapa namamu?"

"Edeline," jawab Edeline lirih seraya mengalihkan pandangannya.

Belum sempat Olivia bertanya banyak, kehadiran Mr. Giovano menghentikan tindakannya. Pun Edeline mempersiapkan alat tulisnya ketika beliau memulai kelasnya. Selama kelas berlangsung ia tak pernah melewatkan sedikit pun materi yang diberikan Mr. Giovano.

Tanpa terasa kelas yang ia lakukan telah usai. Edeline membereskan alat tulisnya, dan hendak berlalu dari ruangan itu. Sampai bisikan-bisikan kecil terdengar sampai telinganya.

"Ternyata gadis itu yang dibicarakan orang-orang,"

"Jika dilihat sekilas dia memang cantik,"

ALEXIO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang