TEMD [1]

41.3K 1.6K 6
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak🩵💙

{🎶 Whisper of the Heart }

Napas Viora memburu saat merasakan dinginnya belati yang menikam jantungnya sebanyak 3 kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Napas Viora memburu saat merasakan dinginnya belati yang menikam jantungnya sebanyak 3 kali. Bukan hanya rasa sakit, namun juga rasa sepi dan takut yang terus menggerogoti. Jika memang hidup ini bukan haknya, lantas kenapa ia dilahirkan? Apakah ia dilahirkan hanya untuk menderita?

Di hembusan napas terakhirnya, Viora masih sempat tersenyum. Nasib menyedihkannya mungkin tidak ada bedanya dengan perempuan malang itu.

"HAH!" Viora langsung terduduk saat napasnya tersengal hebat. Ia takut itu adalah napas terakhirnya. Tapi bukankah harusnya memang begitu ya?

"Yang Mulia, syukurkan Anda cepat bangun." Seorang perempuan dengan gaun sederhana nampak terduduk di lantai. Sesekali wanita itu menghembuskan napas lega. "Saya tidak tahu apa yang akan terjadi jika Yang Mulia tidak kunjung bangun. Yang jelas saya akan mengikuti Yang Mulia meski saya harus mati." Perempuan itu masih setia menunduk. Lalu beberapa saat kemudian Viora menatap sekitarnya. Bukan hanya wanita itu yang aneh. Tapi lingkungan sekitarnya juga aneh.

Bukankah ia sudah terbunuh di bagian belakang rumah ayahnya? Bukankah ia sudah mati? Ia masih ingat jelas dinginnya belati yang menancap di dadanya beberapa kali. Dan lagipula, ini dimana?

"Yang Mulia Permaisuri? Apakah ada yang tidak nyaman?" Viora diam saja. Yang Mulia, dari tadi wanita ini bicara dengan siapa? Viora memperhatikan sekitarnya. Daripada semua perabotan di rumah ayahnya perabotan di sini lebih klasik dan terlihat sangat mahal. Ayahnya memang kaya, tapi entah hanya perasaannya atau bukan, ayahnya tidak sekaya ini.

Perempuan yang sejak tadi hanya bersimpuh itu kini berdiri, "Yang Mulia Permaisuri, tolong katakan sesuatu. Saya merasa sangat khawatir." kata Wanita itu.

"Kau bicara padaku?" tanya Viora.

Perempuan itu mengangguk walau merasa aneh.

"Memangnya aku kenapa?" Viora takut ini hanya ilusi karena ia tengah sekarat saat ini. Katanya kalau hampir mati, orang-orang akan mulai melihat yang aneh-aneh. Seperti saat ini. Ia melihat kamar mewah dengan perabotan mahal dan ia tengah tidur di atas kasur empuk yang sepreinya terbuat dari kain sutra lembut dan mahal.

"Maafkan saya Yang Mulia, tentu Yang Mulia lupa akan kejadian satu minggu yang lalu." Perempuan itu mulai bercerita, tentang dirinya yang mengalami kecelakaan kereta kuda bersama dengan selir. Saat ini untungnya Selir sudah kembali sehat. Namun sayangnya dirinya masih belum sadar hingga satu minggu ini.

"Maksudmu aku sudah tidur selama satu minggu?"

Viora membekap mulutnya. Ini tidak mungkin bukan? Jelas-jelas tadi malam. Jelas-jelas ia ditikam tadi malam. Bagaimana bisa sudah satu minggu. Dan terjatuh dari kereta kuda? Bagaimana mungkin itu juga terjadi padahal dirinya saja tidak pernah melihat kereta kuda, apalagi mengendarainya.

The Empress Must Die [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang