TEMD [43]

8.7K 570 3
                                    

Happy Reading!¡

Happy Reading!¡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sepanjang perjalanan, Viora tak banyak bicara. Ia hanya akan membuka mulut saat kakak-kakaknya mengajaknya bicara. Sedangkan kedua putra Duke Merriegold itu tak ingin terlalu mengganggu sang adik. Mereka tahu kalau pikiran Viora sedang tidak tenang saat ini.

"Kita akan sampai paling cepat 7 hari." ujar Eliot.

"Yang Mulia--"

"Panggil aku Viora, aku tidak terlalu menyukai saat kakak memanggilku begitu formal." potong Viora.

"Baiklah. Kalau begitu, apa adik kakak yang satu ini sudah merasa lelah? Kita baru saja mau keluar dari ibu kota. Tapi kita bisa berhenti di penginapan terdekat." tanya Eliot.

"Tidak, Kak. Kita harus cepat kan?"

Viora menatap ke luar jendela. Jika pada akhirnya kehidupannya kali ini akan kembali berakhir seperti kehidupan pertamanya, rasanya Viora ingin sekali berteriak. Untuk apa ia menderita dan mengulang-ulang kehidupannya jika akhirnya sama saja?

"Kita memang harus cepat sampai, tapi kita tidak bisa memaksa kalau kau ingin istirahat." balas Erland.

Erland lihat wajah Viora jadi semakin pucat, maka dari itu ia khawatir dengan adiknya ini. Apakah Viora sangat mengkhawatirkan Lucas?

Viora menggeleng. Ia kemudian memejamkan matanya.

Kereta kuda yang mereka naiki terus bergerak hingga keluar dari ibu kota. Eliot menutup jendela kereta di sebelah Viora karena sekarang sudah malam. "Er, kita akan istirahat dimana?" tanya Eliot.

"Sepertinya di penginapan setelah kota Yvon." kata Erland.

"Berarti satu kota lagi?"

Erland mengangguk.

Pembicaraan terhenti. Suasana di dalam kereta menjadi hening saat ini. Hanya terdengar suara benturan antara roda kereta dengan jalanan yang mereka lalui. Jalanan yang sedikit berbatu membuat kereta lebih berguncang. Mereka harus melalui sebuah bukit kecil untuk sampai di kota selanjutnya.

Baik Eliot maupun Erland tak ada yang menutup mata mereka. Mereka tidak menyangka jika kekaisaran akan menjadi seperti ini. Walau mereka percaya dengan Kaisar yang tengah berjuang, namun kejayaan Randalez yang tersohor hingga ke benua lain membuat mereka tidak pernah membayangkan akan adanya pemberontakan besar seperti ini. Mereka tahu bahwa sejak dulu hubungan antara Kaisar dengan saudaranya sangat buruk. Tapi setelah sekian lama hanya berdiam diri, mengapa sekarang Grand Duke baru menyerang?

"Grand Duke dibantu oleh siapa?" tanya Erland.

"Aku dengar dia adalah sekutu Mantan Selir."

"Bagaimana Grand Duke mengenalnya?"

Eliod menggeleng, "aku juga tak tahu detailnya. Baginda melakukan penyergapan ke guild pembunuh bayaran Margove tempat orang itu berada. Tapi Baginda kecolongan, mereka melarikan diri. Sepertinya dia lari ke selatan." kata Eliod.

The Empress Must Die [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang