TEMD [38]

11.6K 667 5
                                    

Happy Reading!¡

Hera memasuki sebuah bangunan besar dengan dua lantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hera memasuki sebuah bangunan besar dengan dua lantai. Bangunan itu ia beli atas nama orang lain. Membeli bangunan itu untuk menampung gadis-gadis malang yang tak memiliki tempat tinggal. Dengan mengenakan topeng, Hera masuk terus ke dalam. Berbeda dengan kesan bangunan dari luar yang biasa saja, di dalamnya terlihat interior yang glamour dan mewah.

Berlalu lalang banyak sekali pria dan wanita. Tidak mengherankan karena tempat ini sejatinya adalah sebuah rumah bordil kelas atas untuk kaum bangsawan menghabiskan uangnya. Tidak hanya berisi pelacur perempuan, namun Hera juga menempatkan banyak pelacur laki-laki yang akan menemani wanita bangsawan menghabiskan malam mereka.

Untuk memiliki sebuah rumah bordil, sangat dilarang bagi kaum bangsawan. Meski mereka diizinkan untuk memiliki istri lebih dari satu, dalam artian seorang selir, namun mereka dilarang untuk mencari kesenangan di tempat prostitusi. Sehingga usaha prostitusi dilarang oleh Kaisar.

Hera tentu tidak membuka rumah bordil ini secara terang-terangan. Ia membuatnya tampak seperti toko kain biasa. Berbagai macam jenis kain ada di toko ini. Tapi untuk bisa masuk lebih dalam, harus memiliki kartu pass terlebih dahulu. Meski baru dibuka, rumah bordil ini cukup populer di kalangan bangsawan. Populer, namun tidak terendus oleh Kekaisaran. Aneh tapi begitulah adanya.

Hera menatap ke arah para gadis muda yang menjadi primadona di rumah bordilnya. Salah satunya adalah gadis berambut ungu yang pertama kali ia temukan. Siapa sangka jika sesuatu yang Hera janjikan untuk mendapat uang adalah dengan menjadi pelacur.

"Apa kau senang sekarang?" Hera memegang wajah anak perempuan itu. Tidak bisa menjawab, anak perempuan berambut ungu itu hanya bisa gemetar. Tidak, ia tidak merasa senang. Jika boleh, ia ingin pergi. Tapi tidak bisa. Sekali masuk ke dalam sini, tak akan mudah untuk keluar.

Hera tersenyum, "kau seharusnya merasa senang. Bukankah kau sekarang sudah tidak kelaparan? Baju yang kau kenakan juga cantik. Kau tidak kedinginan lagi." Hera tertawa keras melihat ekspresi ketakutan perempuan itu. Ia melepaskan wajahnya lalu naik ke lantai dua. Lantai dimana terdapat banyak kamar VIP untuk orang-orang yang menginginkan layanan dari para primadona rumah bordil ini. Di lantai dua juga ada ruang kerja tempat Hera menempatkan seorang kaki tangannya. Orang itu bernama Valen Tior. Perempuan berusia 36 tahun yang memiliki tubuh seksi dan wajah yang cantik menggoda. Valen adalah seorang penari tadinya. Ketika itu, Hera menemuinya dan mengajaknya untuk berbisnis. Valen menjadi manajer dan melakukan semua pekerjaan untuk Hera.

"Selamat siang, Nyonya." Valen memberi salam. Hera mengangguk.

"Bagaimana? Apa pengunjungnya semakin ramai?" tanya Hera.

"Tentu saja Nyonya. Setiap harinya tamu yang datang semakin banyak hingga kami terpaksa menjadwalkan hari lain untuk mereka." kata Valen senang.

"Bagus. Aku suka dengan hasil kerjamu."

The Empress Must Die [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang