TEMD [24]

12.6K 881 11
                                    

Happy Reading !¡

{🎶Whisper - Gary Stadler}

Viora bangun dari tidurnya dengan napas memburu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Viora bangun dari tidurnya dengan napas memburu. Kepalanya begitu sakit hingga ia tak mampu bersuara. Belum lagi keringat dingin yang terus mengalir hingga membuat pakaiannya basah. Karena merasa sangat sakit, ia mencoba memanggil Jennifer dengan lonceng yang ada di sebelah tempat tidurnya.

Susah payah Viora membunyikan lonceng itu. Hingga akhirnya tak lama kemudian Jennifer berlari tergopoh-gopoh ke dalam kamarnya. Viora yang sudah pucat menatap Jennifer.

"Jen..."

Jennifer terkejut bukan main.

"Yang Mulia?! Astaga.." Jennifer segera merangkul Viora yang berusaha untuk bangun.

"Da-da... sakittt. Ke-kepala-ku sa-kitt."

"Akan saya panggilkan dokter istana, Yang Mulia. Hamba mohon tolong tunggu sebentar saja." Jennifer meminta penjaga memanggil dokter istana. Lalu ia menyuruh pelayan untuk mengambil air hangat. Setelah semua siap, Jennifer mengelap wajah dan leher Viora yang berkeringat dingin.

Tak lama kemudian, dokter tiba. Pria dengan rambut yang telah memutih itu segera memeriksa kondisi Permaisuri. Akibat kehebohan itu, Kaisar turut datang ke kamar pribadi Viora. Entah sejak kapan pria itu berdiri di samping Viora.

"Apa yang terjadi? Kenapa Permaisuri seperti ini?" tanya Lucas.

Setelah memeriksa kondisi Viora, dokter tersebut memberi hormat kepada Lucas, lalu berkata, "tidak terdapat keanehan secara medis pada tubuh Permaisuri, Baginda."

"Kau jangan main-main. Kalau tidak ada yang aneh, kenapa dia terlihat kesakitan begitu?" Lucas hampir saja merenggut kerah baju sang dokter.

"Mohon ampun, Baginda. Pada tubuh Yang Mulia Permaisuri memang tak ada yang aneh, namun saya rasa ada masalah dengan psikologis, Beliau. Gangguan fungsi tubuh yang disebabkan oleh keadaan emosional yang buruk. Bisa saja ini terjadi pada alam bawah sadar seseorang dikarenakan suatu rangsangan tertentu." ucap sang dokter terlihat takut. Siapa yang tidak takut kehilangan  nyawa jika salah bicara sedikit saja?

"Maksudmu ini karena faktor psikologisnya?" tanya Lucas.

"Benar, Yang Mulia."

Lucas nampak berpikir. 'Apa Viora masih merasa stress karenaku? Karena dia ingin bercerai dariku?' batin Lucas.

"Saya akan membuatkan obat yang dapat memberikan efek penenang. Lalu saya sarankan supaya Permaisuri tidak terlalu stress." Dokter kemudian pamit undur diri. Ia tak sanggup harus bertahan di bawah tatapan tajam Lucas.

Sepeninggal dokter, Lucas menyuruh Jennifer dan pelayan lain keluar. Ia juga menyuruh Hendrik keluar karena ia ingin berdua saja dengan Neviora saat ini. Lucas menatap wajah Neviora yang sudah mulai tenang. Tidak terlihat tersiksa seperti tadi.

The Empress Must Die [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang