23. Neviora's First Chapter [3]

10K 682 10
                                    

Happy reading...

{🎶Can You See My Heart - Shin Giwon}

"Hari inipun Yang Mulia Permaisuri bekerja hingga larut malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Hari inipun Yang Mulia Permaisuri bekerja hingga larut malam."

"Aku juga akan begitu jika suamiku pergi dan tidak kunjung kembali."

"Kau tidak akan bisa seperti itu."

"Ah, tapi aku merasa turut bersedih. Yang Mulia Permaisuri pasti kesepian kan."

"Kalian pikir sedang menggosipkan siapa?"

"Ma-maafkan kami, Nyonya Kepala Dayang."

"Ampuni kami, Nyonya."

Mereka berdua berlutut di depan Jennifer Dought, berharap wanita itu tidak menghukum atau memecat mereka. Ah, tidak ... mereka tidak dihukum berat saja sudah untung kan. Mulut mereka memang perlu diajari sopan santun. Salah satunya adalah dengan tidak menggosipkan anggota keluarga Kekaisaran.

"Hm, lain kali aku tidak akan melepaskan kalian begitu saja."

"TERIMA KASIH, NYONYA."

"Pergi kerjakan pekerjaan kalian."

"BAIK."

Jennifer menghele napas setelah kepergian dua pelayan tadi. Ia kemudian berjalan ke arah ruang kerja Viora.

Tadi malam, Viora keluar dari ruang kerjanya sudah lewat tengah malam, lalu hari ini perempuan itu sudah mulai bekerja sejak pagi buta. Viora hampir tidak tidur, tapi juga tidak mengeluh. Viora hanya diam dan terus melakukan pekerjaannya. Ia bahkan menggantikan sosok Lucas saat ada pertemuan penting dengan para menteri. Meski ia hanya mengawasi dan tidak membuat keputusan, namun ia tetap menghadiri semua pertemuan yang harus dihadiri oleh Lucas.

"Yang Mulia, ini saya Jennifer."

"Masuk," kata Viora dari dalam.

"Yang Mulia, Anda ingin saya bawakan teh chamomile?"

"Boleh. Tolong makanan penutup yang manis dan asam."

Jennifer tersenyum cerah. Ini adalah pertama kalinya Viora meminta sesuatu.

"Baik, Yang Mulia."

Jennifer langsung bergegas ke dapur. Ia meminta koki membuat dessert dengan stroberi, sementara dirinya membuat teh. Setelah semua siap, Jennifer sendiri yang membawanya ke ruang kerja Viora.

"Terima kasih Jen," ucap Viora. Ia tak kunjung menghentikan pekerjaannya dan meminum tehnya, melainkan tetap memeriksa dokumen yang kini menumpuk di depannya. Melihat itu, Jennifer kemudian bersuara. "Yang Mulia, tolong beristirahatlah sebentar."

The Empress Must Die [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang