TEMD [8]

14.8K 1K 9
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak🩵💙

{🎶Someday My Prince Will Come - Emile Pandolfi}

Viora kelelahan setelah memborong banyak peralatan lukis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Viora kelelahan setelah memborong banyak peralatan lukis. Ia ambruk tepat di depan pintu kamar penginapan yang ia pesan. Rasanya sudah tak sanggup untuk melangkah.

"Hah, ayo jangan pingsan dulu." Viora berusaha keras membuka pintu kamarnya. Tapi karena ia tidak mampu berdiri lagi dan tangannya sangat lemas, ia tak bisa melakukannya. Pada akhirnya ia terduduk di sana selama hampir satu jam lamanya.

Saat hampir tertidur, suara langkah kaki membuat Viora membuka matanya yang mulai berat.

"Kenapa kau tidur di lantai?" tanya pria itu.

Ah, namanya adalah Beniqlo. Sangat unik. Viora memanggilnya Ben sejak beberapa waktu lalu. Beniqlo tidak memberi tahu nama belakangnya. Mungkin dia adalah rakyat jelata yang tidak mempunyai nama belakang.

"Tolong bu... buka pintu." Setelahnya, Viora tak sadarkan diri. Ben awalnya hanya diam. Ia mengira Viora hanya malas dan malah tidur. Cukup aneh jika memang seperti itu. Bangsawan macam apa Viora ini.

Dan karena Viora tak kunjung bangun, Ben berjongkok. Kini nampaklah wajah pucat Viora yang sebelumnya memang sudah agak pucat, tapi tak sepucat ini. Ben berdecak, lalu membuka pintunya setelah menahan tubuh Viora. Setelah itu ia membawa Viora masuk dan membaringkannya di atas ranjang.

"Tadi dia tidak apa-apa. Kenapa tiba-tiba pingsan?" gumam Ben.

Ben memperhatikan sosok Viora. Rambut hitamnya terlihat sangat indah. Bisa dibilang seperti langit malam yang kelam dan kadang berkilau karena taburan bintang. Bibirnya sedikit pucat. Kulit putihnya terlihat kontras dengan rambutnya.

Ben memalingkan wajahnya. Ia segera meninggalkan kamar Viora.

Viora pingsan lumayan lama. Saat matahari mulai terbenam, ia baru bangun dan menyadari kalau sejak tadi siang ia belum makan apa-apa.

Perutnya lapar, jadi ia memutuskan untuk turun ke lantai bawah dan mencari Ben.

"Kenapa turun?" tanya Ben. Ia sedang duduk di depan penginapan.

"Ah, itu... kau belum makan kan? Aku ingin cari makan."

"Aku tidak lapar," kata Ben.

Dia hanya sedang bosan di dalam penginapan. Jadi dia keluar untuk cari udara segar.

"Kalau begitu temani aku." ucap Viora sambil tersenyum. Ia juga tak mau mengalah. Ben yang cuek dan dingin ini malah membuat Viora merasa nyaman.

"Ish, kau bisa makan sendiri." tolak Ben.

"Mana ada pegawai yang menyuruh majikannya makan sendiri. Dasar tidak sopan." Viora langsung menarik lengan Ben sehingga mau tak mau Ben pun berdiri. Ia berdecak sebal sambil mengikuti langkah Viora.

The Empress Must Die [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang