Happy Reading !¡
Harlan, pria dengan rambut cepak berwarna putih itu memiliki kulit kecoklatan. Ia bekerja sebagai prajurit bayaran sejak satu tahun yang lalu. Kemampuan berpedangnya yang bagus membuat seorang boss tentara bayaran tertarik merekrutnya.
Pria itu kini berada di hadapan Hera. Ia meminum teh yang disajikan oleh pelayan pribadi Hera dengan tenang. Ia tahu wanita di hadapannya itu kini tengah merasa gelisah akibat ditemukannya mayat baru-baru ini.
Bagaimana bisa ia tahu? Tentu saja karena dia menempatkan mata-mata di dalam istana. Ia melakukan itu juga untuk memastikan keamanan Hera. Baginya, apa saja bisa terjadi di istana, jadi tidak menutup kemungkinan Hera bisa jadi target pembunuhan. Dan, terbukti. Sudah beberapa kali Hera hampir dibunuh. Meski tidak menimbulkan luka, namun cukup membuat Harlan muak.
"Kenapa kau santai sekali? Aku ingin kau mengirim seseorang untuk membunuh wanita itu." ujar Hera geregetan.
"Kau tidak perlu mengeraskan suaramu, apa kau ingin ada yang dengar?"
"Hah, tidak masalah jika hanya Maria yang dengar." Maria adalah nama dayang pribadinya.
"Kau tidak perlu khawatir, wanita itu akan segera mati. Aku sudah bilang kan kalau racun terlalu beresiko?" kata Harlan santai.
Hera tidak berpikir demikian awalnya karena ia yakin Viora pasti akan mati. Tapi siapa sangka jika Viora pergi dari istana. Sebenarnya itu juga bagus, Viora pasti akan mati di luar sana karena dia tidak akan bisa menemukan obatnya. Namun Hera jadi tak bisa memastikan kematian wanita itu dengan mata kepalanya sendiri. Dan sialnya, Viora bisa lolos dari kematian.
"Racun itu sulit dicari obatnya. Dan hanya akan ketahuan begitu dia mati. Tapi bagaimana bisa dia masih hidup?" tanya Hera.
Harlan tersenyum miring, "kau harus bersabar sayang. Meski bukan karena racun, dia tetap akan mati." kata Harlan percaya diri.
Hera mendengus sebal saat mendengarnya. Harlan terlalu santai sedangkan ia ingin cepat menyingkirkan Neviora. Menurutnya, jika Neviora mati dan ia diangkat menjadi Permaisuri yang baru, akan lebih mudah dalam merebut kekaisaran ini.
Hera tersenyum licik.
Hera Volte, putri dari Duke Volte kerajaan Kalise. Kerajaan yang ditakhlukkan oleh Kekaisaran Randalez. Tak ada yang tahu mengenai status Hera sebagai putri Volte karena dia adalah anak haram Duke dengan seorang penari. Hera yang memiliki ambisi untuk mendapatkan hak suksesi harus mengubur keinginannya itu dulu untuk sementara karena kerajaan Kalise yang hancur berkeping-keping akibat serangan Kaisar Lucas.
Hera membenci hal itu. Ia sangat membenci Lucassion yang menghancurkan impiannya. Ia akan menghancurkan pria itu dan merebut tahta Kaisar. Terdengar gila, tapi Hera sudah hidup dengan ambisi yang tinggi sejak kecil. Hanya karena lahir dari rahim seorang penari, semua orang meremehkannya. Mereka menganggapnya kotor dan tidak pantas menjadi putri Duke. Kenapa menyalahkan dirinya? Salahkan saja ayahnya yang tidak bisa menahan nafsunya saat melihat wanita cantik. Ibunya selalu berkata bahwa dirinya pantas, dirinya adalah seorang Volte yang besar. Ia pantas mendapatkan apapun yang dia inginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Empress Must Die [END] ✔️
Historical FictionSaviora Cortez, anak haram yang tidak pernah merasakan ketenangan dalam hidupnya. Ayahnya tidak akan membiarkannya tenang sedikitpun bahkan di hari kematiannya. Pria kaya itu memilih menyiksa putrinya itu meski saat ini tubuhnya sudah membujur kaku...