TEMD [30]

12.9K 704 8
                                    

Happy Reading !¡

Warning!!! 💦💦💦🔞 (untuk yg gak suka bisa scroll sampai chapter selanjutnya ya🤧)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning!!! 💦💦💦🔞 (untuk yg gak suka bisa scroll sampai chapter selanjutnya ya🤧)

Lucas masuk ke dalam kamar Viora. Ia melihat-lihat suasana kamar yang tidak banyak berubah. Hanya seprei ranjang saja yang sekarang menjadi berwarna merah delima. Ia tersenyum jahil, masih mengingat kejadian beberapa hari yang lalu. Rasanya ia tidak rela meninggalkan Viora yang membuatnya menjadi tercandu-candu seperti ini.

Sembari bersiul pelan, ia berjalan ke arah pemandian berada. Sebuah ruangan yang luas, terdapat bak mandi yang menyerupai kolam pemandian di tengahnya. Dari balik penghalang, asap mengepul karena Viora memakai air hangat untuk berendam. Dengan cepat, Lucas menanggalkan jubahnya dan pakaian atasnya. Ia menyisakan celana panjangnya dan berjalan ke arah Viora tengah tertidur.

"Apa hanya aku yang memikirkannya? Bisa-bisanya kau tidur di sini." ucap Lucas saat melihat Viora memejamkan matanya dengan deru napas teratur.

Lucas kemudian berjongkok di belakang Viora. Secara perlahan kedua tangannya memeluk tubuh mungil di depannya. Viora yang terganggu kemudian membuka matanya.

"Ah!" Dengan cepat Viora menoleh ke belakang begitu menyadari sepasang tangan melingkari tubuhnya. "Kenapa Anda bisa ada di sini?" tanya Viora ketus. Ia berusaha melepaskan tangan Lucas yang memeluknya. Namun Lucas tetap bertahan di posisinya. Tak bergerak sedikitpun, dan malah semakin erat memeluk istrinya itu.

"Aku merindukanmu." Lucas mengubur wajahnya di ceruk leher Viora dan menghirup aroma Viora sedalam-dalamnya. Ia merasa rasa lelahnya hilang seketika.

"Saya tidak. Jadi Anda harus keluar." Viora enggan lebih lama berada di posisi ini. Terlebih ia sedang tidak mengenakan apapun sekarang.

"Kau sangat kejam. Kenapa kau sangat tidak suka kepadaku?" Lucas mengecupi leher Neviora hingga membuat wanita itu bergidik ngeri. Tidak, ia tidak mau ini terus berlanjut!

"Anda masih bertanya? Tentu saja karena Anda tidak menyukai saya sejak awal. Dan Anda hanya menginginkan tubuh saya sekarang."

Lucas menggeleng.

"Aku bukan hanya tidak suka pada dirimu. Tapi aku memang tidak tertarik dengan wanita manapun saat itu."

"Bohong. Anda membawa selir ke istana. Siapa yang akan percaya dengan perkataan Anda barusan?"

Lucas terkekeh. Ia menangkup sebelah p*yud*ra Viora dan meremasnya dengan lembut. "Aku melakukan itu karena aku merasa bersalah padanya. Aku menghancurkan kerajaan tempatnya tinggal dan dia menjadi sebatang kara." ucap Kaisar santai. Ia mengatakannya sambil terus meremas p*yud*ra Viora hingga sang empunya menggigit bibir bawahnya. Rasanya Viora bisa mendesah kapan saja, tapi ia berusaha keras menahannya.

"Aku tidak pernah menidurinya. Jika pernahpun, aku tidak bermaksud melakukannya. Kau tahu, aku pernah mengatakannya kan kalau saat itu aku sedang mabuk. Lalu, aku juga tidak pernah melakukan ini dengannya." Lucas membawa wajah Viora ke samping dan mempertemukan bibir mereka. Ia menarik bibir bawah Viora dengan giginya, lalu berusaha menerobos bibir itu dan memasukkan lidahnya. Remasan tangan Lucas di p*yud*ra Viora perlahan menjadi lebih kasar.

The Empress Must Die [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang