Happy Reading!¡
Setelah bertemu dengan Edwin, Hera memang benar-benar menemui Harlan. Ia mendiskusikan mengenai rencananya dengan Edwin. Harlan tak memberikan banyak reaksi. Ia tidak banyak protes juga. Tapi untuk melakukan kudeta dalam waktu dekat, apakah itu memungkinkan?"Kau yakin dengan orang itu?"
Hera mengangguk. "Aku pikir-pikir, kita terlalu mundur lama sekali." Memang rencana ini diundur akibat suasana di istana yang tak bisa Hera kendalikan lagi. Sekarang Lucas juga sudah tidak menyukainya. Hera pikir ia pasti akan segera ketahuan. Baik soal usaha pembunuhan Permaisuri ataupun soal monster-monster itu. "Jika lebih lama lagi, aku bisa segera ketahuan." ujar Hera lagi.
Harlan paham. Ia akan mempersiapkan segalanya.
"Aku akan memberitahumu jika sudah siap." Hera mengangguk.
Tak banyak yang mereka bicarakan. Hera yang awalnya memiliki mood yang bagus mendadak menjadi tidak tenang karena memikirkan apa yang baru saja ia katakan sendiri itu. Ia baru terpikirkan soal pelayan yang mati itu. Lucas tak mungkin diam saja kan? Apalagi sekarang ini pria itu sama sekali tak mau menemuinya.
Hera meninggalkan tempat pertemuannya dengan Harlan saat matahari mulai tenggelam. Sebentar lagi akan ada banyak delegasi dari kerajaan tetangga yang berkunjung ke kekaisaran, Hera akan memanfaatkan kesibukan di istana untuk terus mempercepat rencana mereka.
Sementara di tempat lain, Viora kembali disibukkan dengan persiapan kedatangan perwakilan kerajaan-kerajaan tetangga. Kunjungan ini membahas mengenai bisnis perdagangan hingga bantuan-bantuan terkait bencana dan perang. Meski hari sudah mulai gelap, Viora masih ada di ruangannya. Ia ditemani oleh Cain dan Jennifer yang ikut lembur. Ah, Sir Anthony juga ikut membantu di dalam ruang kerja.
Kali ini ia tak ingin kecolongan lagi. Sebenarnya, setelah terungkap siapa pelaku yang meracuninya selama ini, ia sudah tahu dalang dari keracunan massal waktu itu. Siapa lagi kalau bukan Hera. Saat ini Kaisar juga masih terus mengumpulkan bukti-bukti untuk menyeret Hera ke penjara. Viora juga tak bisa terus membebani Kaisar kan. Ia akan memastikan acara pertemuan dengan para delegasi yang diadakan sebentar lagi berjalan dengan nyaman.
"Renovasi akan dimulai satu minggu lagi. Aku juga ingin kalian memastikan prosesnya bisa selesai dalam tiga bulan. Selain itu, pasokan bahan makanan juga harus diperhatikan. Kita sudah berhasil mendapatkan kembali satu persatu pedagang yang akan mengirim bahan makanan ke istana, jadi kurasa tidak akan ada masalah yang sulit mengenai persediaan bahan makanan lagi. Untuk sementara lakukan renovasi paviliun dan taman terlebih dahulu karena kita berkejaran dengan waktu." kata Viora.
"Baik, Yang Mulia." sahut Jennifer dan yang lainnya kompak. Setelah ini Viora juga akan mengumpulkan semua dayang, pelayan baik wanita maupun pria dan semua pekerja. Untuk sekali ini saja, walaupun sudah waktunya makan malam tidak apa-apa.
"Aku akan bicara dengan semua pekerja sebentar saja." kata Viora.
Sudah lewat jam makan malam, hampir mendekati pukul 8 malam, Viora baru kembali ke kamar. Ia melihat Lucas yang sudah duduk di belakang meja kerjanya. Pria itu sepertinya sudah mandi dan hanya mengenakan jubah tidur. Viora berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia merasa sekujur tubuhnya pegal saat ini. Mandi air hangat pasti akan terasa nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Empress Must Die [END] ✔️
Historical FictionSaviora Cortez, anak haram yang tidak pernah merasakan ketenangan dalam hidupnya. Ayahnya tidak akan membiarkannya tenang sedikitpun bahkan di hari kematiannya. Pria kaya itu memilih menyiksa putrinya itu meski saat ini tubuhnya sudah membujur kaku...