Happy Reading!¡
Para pemimpin kerajaan dan kekaisaran tetangga yang telah tiba segera diarahkan menuju ke paviliun yang sudah disiapkan. Mereka merasa sangat puas karena Kekaisaran Randalez sepertinya telah menyiapkan semua ini sejak jauh-jauh hari. Dengan tempat tinggal yang nyaman dan fasilitas yang bagus, mereka merasa sangat dihargai. Kesan baik itu terlihat dari beberapa perwakilan yang terus memuji betapa indahnya taman yang ada di istana kekaisaran. Bukan hanya tamannya saja, namun paviliunnya juga terlihat nyaman dan bagus. Mereka pikir Randalez pasti menghabiskan banyak anggaran untuk merenovasi semua ini. Tapi pada kenyataannya Viora berhasil mengoptimalkan anggaran yang ada untuk semua keperluan hingga mereka tidak perlu menambah anggaran dua kali lipat hanya untuk renovasi saja. Selain itu, Viora juga mendapatkan uang dari hasil sitaan rumah bordil milik Hera. Anggap saja wanita itu mengembalikan sebagian yang telah ia curi.
"Aku dengar Yang Mulia Permaisuri sendiri yang mengatur semua pekerjaan di dalam istana ini. Beliau pasti orang yang sangat hebat." kata seseorang dari delegasi kerajaan yang letaknya berbatasan langsung dengan Asiler di bagian barat.
Saat itu, kebetulan Eric sedang lewat dan tak sengaja mendengarnya. Ia mengamati lagi taman yang ada di depannya. Pasti bunga-bunga itu tetap mekar karena batu sihir. Mengingat saat ini sudah memasuki musim gugur. Di sepanjang jalan yang ia lewati, daun-daun mulai berguguran dan bunga-bunga telah lama layu. Viora adalah orang yang sangat mementingkan pandangan orang lain. Ia tersenyum mengingat kebersamaan singkatnya dengan wanita itu.
Setelah sadar bahwa ia melamun terlalu lama, Eric meneruskan langkahnya. Ia harus bersiap-siap karena nanti malam ada jamuan makan malam. Diperkirakan, seluruh rombongan delegasi sudah tiba nanti sore.
Di tempat lain, Viora mengawasi sendiri pembuatan makanan untuk jamuan nanti malam. Semua yang ada di dapur istana jadi tegang karena diawasi langsung oleh Permaisuri. Viora tak ingin kecolongan lagi. Jika masih ada masalah, ia tak akan segan memberikan hukuman berat.
Hera telah mati, seharusnya semua aman terkendali kan?
"Yang Mulia Permaisuri, mari istirahat sebentar. Saya akan membawakan kue dan teh hangat." ujar Jennifer. Ia khawatir karena Viora tak istirahat sama sekali sejak dua hari yang lalu ketika rombongan delegasi mulai berdatangan. Viora bahkan tidur larut malam dan membuat Lucas ikut khawatir. Tak seharusnya Permaisurinya itu ikut dirinya lembur.
"Aku tidak apa-apa, Jen."
Para pelayan dan koki menatap Jennifer dengan tatapan memohon. Mereka tak tenang jika Permaisuri terus mengawasi, jadi lebih bagus apabila Jennifer bisa membawa Permaisuri ke tempat lain. Jennifer paham tatapan memohon dari semua koki dan pelayan. Ia menghela napas, "Anda terlihat pucat. Saya tidak ingin Anda jatuh sakit, Yang Mulia." ujar Jennifer lagi.
Viora nampak gelisah. Apakah iya dia terlihat pucat? Apa dia terlalu berlebihan? Ia jadi merasa bersalah karena mengawasi semua orang dengan berlebihan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Empress Must Die [END] ✔️
Historical FictionSaviora Cortez, anak haram yang tidak pernah merasakan ketenangan dalam hidupnya. Ayahnya tidak akan membiarkannya tenang sedikitpun bahkan di hari kematiannya. Pria kaya itu memilih menyiksa putrinya itu meski saat ini tubuhnya sudah membujur kaku...