TEMD [25]

12.5K 870 6
                                    

Happy reading !¡

{🎶Emma Suite - Isobel Waller}

"Yang Mulia Permaisuri telah tiba, Baginda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Yang Mulia Permaisuri telah tiba, Baginda."

"Masuk."

Setelah mendengar perintah itu, Viora segera masuk ke dalam ruang kerja kaisar. Entah kenapa, akhir-akhir ini ia sering berada di ruangan ini. Ruangan yang sama sekali tak pernah ia masuki sebelumnya. Ingatan demi ingatan terus berputar di kepalanya. Rasa nyeri di dadanya juga kembali terasa saat ia mengingat ingatan masa lampau itu.

Benarkah ini ingatan Neviora asli? Tapi jika begitu, kenapa ia merasa tidak asing?

"Menghadap Matahari Kekaisaran, semoga dapat terus menyinari kekaisaran Randalez hingga 1000 tahun lamanya." Sebenarnya Viora penasaran, kenapa Lucas memanggilnya dan menampilkan ekspresi dingin begitu. Ekspresi yang selalu pria itu tunjukkan padanya. Ah, malah Viora merasa bersyukur. Seperti inilah sifat asli Lucas. Beginilah seharusnya Lucas bersikap padanya. Viora sempat heran kenapa Lucas bersikap baik padanya. Untunglah pria itu kembali normal.

"Apa kau sudah lebih baik?"

"Ya?"

Viora yang sebelumnya sudah bersiap untuk menerima makian dari Lucas, mendadak blank. Otaknya beku. Bukankah harusnya Lucas tidak menanyakan keadaannya? Apa pria ini belum kembali normal?

"Duduklah, aku tidak ingin kau pingsan karena terlalu lama berdiri." ujar Lucas. Ia mendahului, duduk di sofa yang berhadapan dengan Viora.

"Saya tidak selemah itu, Yang Mulia. Kenapa Anda memanggil saya?"

Viora ikut duduk.

"Kau selalu to the point, aku merasa sedih. Sebegitu bencinya kah kau saat berhadapan denganku?" Lucas sengaja menampilkan ekspresi sedihnya, tapi Viora tentu tahu kalau itu hanya dibuat-buat. Sangat menyebalkan.

"Saya tidak menyukainya, tapi tidak sampai membencinya." Jawaban jujur dari Viora hampir membuat Hendrik yang memang sejak tadi di ruangan itu hampir saja tertawa terbahak-bahak.

"Kalau begitu aku akan langsung saja. Pagi ini seorang pelayan dan dua tukang kebun menemukan seonggok mayat." kata Lucas. Ia bisa melihat Viora terkejut begitu mendengar kata mayat. Mayat di istana kekaisaran, bukankah itu mengerikan?

"Mayat?" Viora membeo.

Ia tidak akan dengan polosnya berpikir bahwa istana adalah tempat yang aman. Apalagi di dalam istana sangat banyak musuh dalam selimut. Tentu Viora tahu bahwa ia bisa mati kapan saja, makanya ia ingin secepatnya bercerai.

"Mayat seorang pelayan. Wajahnya rusak. Seperti sengaja dirusak supaya tidak dikenali. Hanya saja seragamnya dapat dikenali bahwa dia adalah seorang pelayan." kata Lucas menerangkan. "Di bajunya juga masih tertempel bros. Bros bulan sabit yang merupakan identitas dari istana Bulan milikmu. Apa kau mungkin mengetahui sesuatu?" lanjut Lucas.

The Empress Must Die [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang