prolog

1.3K 10 0
                                    

      Pagi yang cerah untuk memulai semua aktivitas, tidak kecuali seorang gadis yang masih bergelung dengan selimut di dalam kamarnya.

      Kringggg .... Kringg ... Kringgggggggg ....

     alarm jam berbunyi sudah menunjukkan pukul 5 pagi.

    "Ah, sudah pagi sudah pukul 5 saja. aku harus bergegas mandi dan berbelanja." batin Emma sambil mematikan alarm jam yang berada di atas nakas dekat dengan tempat tidurnya.

    Dia Amberly Kirana Putri Dhwizir seorang gadis berkulit sawo matang, rambut hitam panjang, tinggi badannya 158cm. dia seorang gadis yang pintar, supel, lembut, sederhana, ceria dan ramah pada semua orang. dia bekerja di sebuah cafe di ibukota agar bisa membantu orang tuanya mencari uang demi adik-adiknya yang masih duduk di bangku sekolah.

     setelah Emma selesai mandi, dia bergegas berjalan kaki ke warung kelontong yang ada di daerah dekat kontrakannya itu. warung kelontong yang menjual beraneka ragam kebutuhan sehari-hari seperti sayuran segar tidak terlalu jauh dari kontrakannya hanya 15 menit berjalan kaki.

    "wah pagi-pagi sekali Neng Emma sudah belanja, biasanya juga agak siangan." ucap Bu Wati penjual sayur.

    "Iya, Bu shift pagi jadi harus siap-siap membuat sarapan pagi sekalian masak untuk bekal. biasanya sarapan hanya membeli bubur yang lewat depan rumah, tapi sudah hampir sepekan tidak lewat Bu." ucap Emma sambil memilih sayuran segar yang mau dimasak dan dibawa untuk sarapan sekaligus bekal makan siang.

    "Ouw kang bubur kacang ijo ya Neng. Kalau kang bubur kacang ijo baru mudik Neng, nengokin istri sama anaknya.

    "hmm pantas saja saya tunggu-tunggu tidak pernah lewat. sudah Bu Wati, ini berapa jadinya?" ucap Emma sambil menyerahkan sayuran dan lauk-pauk kepada Bu Wati untuk di hitung.

     "totalnya 50 ribu, Neng." ucap Bu Wati.

    Emma kemudian membayar dan langsung berpamitan untuk segera pulang ke kontrakannya.

     "selamat pagi semua." sapa Emma ramah kepada teman-teman ditempat kerjanya.

     "pagi Emma, ceria sekali pagi ini." ucap Banu teman kerjanya.

    "Hehehe setiap hari aku memang selalu ceria" ucap Emma tersenyum lebar memperlihatkan barisan gigi putihnya.

    "Iya deh Emma cantik, taruh tas kamu dulu setelahnya bantuin aku menyapu." pinta Banu sambil memutar bola matanya malas.

    "siap pak bos." ucap Emma sambil cekikikan Emma pun berlalu.

     "dasar perempuan." gerutu Banu.

     Emma segera membantu teman-temannya untuk membersihkan cafe pagi ini. Ya, setiap pagi sebelum jam operasional cafe semua karyawan wajib membersihkan area kerja masing-masing, termasuk membersihkan kamar mandi di cafe tersebut secara bergantian.

    saat Emma tengah melayani para pelanggan yang datang ke cafe pada siang hari, dia dihampiri oleh Sindy teman kerjanya yang mengatakan bahwa Emma diminta keruangan pak Farhan.

     Tok! tok! tok!

    "masuk." suara pak Farhan dari dalam ruangan.

    "siang mas Farhan, kata Sindy mas mencari saya. ada perlu apa?" tanya Emma setelah diperintah masuk oleh bosnya ini.

    "silahkan duduk Emma, baru ajukan pertanyaan. baru masuk juga saya sudah di berondong pertanyaan dari kamu." protes Farhan dengan wajah datar.

    memang Emma saat berdua tidak memanggil dengan embel-embel pak, sebab bagi Farhan Emma adalah adiknya, dan atas permintaan Farhan sendiri Emma diminta tidak memanggil dirinya dengan sebutan pak kecuali sedang di depan karyawan lain.

    "hmm baiklah." seru Emma sambil berlalu dan duduk di sofa yang ada di ruangan itu.

    "ada perlu apa mas Farhan memanggil aku? di depan sedang ramai jam makan siang." ucap Emma.

    "maaf aku mengganggu pekerjaan kamu, karena ini juga penting buat kamu ketahui." ucap Farhan menjelaskan dengan sikap wibawanya.

    "ada apa sih mas? aku tidak pernah membuat kesalahan  apapun selama di sini, apa aku ada salah selama aku bekerja di sini mas?" ucap Emma dia bingung sebab selama ini dia bekerja dengan sangat baik.

    entah apa salah Emma sampai Farhan memintanya datang keruangan kerjanya ditengah kesibukan Emma melayani tamu yang datang di cafe ini, dia merasa tidak melakukan kesalahan apapun, jangan sampai apa yang dia takutkan terjadi.

    "Emma! kamu melamun?" ucap Farhan sambil melambaikan tangannya di depan wajah Emma karena Emma hanya diam tidak merespon.

    "hmm ak... aku tidak melamun kok mas hanya bingung saja." ucap Emma sambil menunduk.

    "aku memanggil kamu buat temuin aku karena aku mau kamu sekarang fokus membuat dessert dan minuman saja, dessert yang kamu buat kemarin enak banget, aku sempat bawa dessert buatan kamu ke rumah dan aku kasih ke Mami, kata Mami enak dan cocok dilidah Mami, makanya aku mau tambahin menu di cafe ini agar makin ramai, aku berharap sekali kamu mau bekerja sama dengan aku dan aku yakin dessert kamu akan menjadi favorit di cafe ini." ucap Farhan menjelaskan panjang lebar ke Emma.

    "kamu tidak salah mas, mengajak aku untuk bekerjasama dengan kamu? aku takut mengecewakan kamu." ucap Emma dengan wajah penuh tanya.

    "aku yakin kamu bisa Emma, kamu dulu juga kursus kuliner khusus membuat dessert dan minuman bukan? jadi apa salahnya mengembangkan pengetahuan kamu selama sekolah dan kursus yang pernah kamu jalani." ucap Farhan memberi penjelasan.

    "ayolah Emma, kamu pasti bisa untuk masalah royalti aku akan atur semua keuntungan buat kamu. kalau kamu berminat aku akan membuatkan kesepakatan perjanjian kontrak kerjasama agar kamu tidak cemas." mohon Farhan kepada Emma.

    "ak.. aku pikirkan dulu mas. beri aku waktu untuk memikirkan tawaran kamu, biar aku mantap melakukannya." ucap Emma optimis terlihat di wajah manisnya.

    "baiklah aku akan memberikan waktu pada kamu untuk berpikir, tapi jangan lama-lama agar aku segera membuat buku menu baru dan mempersiapkan semua kebutuhan kamu." jawab Farhan sambil tersenyum.

    "baik mas, aku akan segera mungkin memberikan jawabannya. aku pamit kedepan dahulu pasti sekarang sedang pada sibuk." pamit Emma beranjak berdiri dari duduknya.

    apa yang harus aku lakukan, apakah aku menerima tawaran mas Farhan. pasti hasilnya lumayan juga bisa kasih lebih kiriman uang buat keperluan Mama dan Papa di rumah dan aku bisa kumpulkan uang buat buka usaha sendiri nantinya. pusing memikirkannya lebih baik aku bergegas ke depan.

    "benarkan ramai sekali hari ini harus kerja keras, semangat semangat Emma." batin Emma dalam hati dan menyemangati diri sendiri.

    "Emma kamu tidak apa-apa kok senyum-senyum sendiri, dapat bonus hati ya dari pak Farhan?" ucap Qonita sahabat Emma sambil tertawa.

    "Husss! kamu tuh Nit, ada-ada saja mana mungkin aku jadian sama pak Farhan. pak Farhan bos kita sedangkan aku tidak ada apa-apanya, mimpinya jangan tinggi-tinggi nanti jatuh gedebuk sakit lho, Nit." ucap Emma sambil tersenyum melihat Qonita yang melongo atas perkataan sahabatnya ini.

TERJERAT CINTA PRIA ANGKUH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang