"apa aku ketuk saja pintu kamarnya? tapi nanti dia marah kembali sama aku, biar aku tunggu saja dia disini aku masih kesal dengan Andra." gumam Emma yang masih berdiri di depan pintu kamar Andra.
Uughh!entah sudah berapa lama, Emma tertidur di sofa ruang tamu Andra.
"sudah malam sepertinya aku malah ketiduran menunggu Andra keluar dari meditasinya. memang dia tidak ingat apa jika sudah membawa aku ke apartemennya. aku ingin pulang tapi aku tidak tahu dimana ini, mana tas aku juga tertinggal di dalam mobilnya." gumam Emma sendirian.
"sudah bangun putri tidur?" ucap Andra seketika itu langsung membuat Emma terkejut.
"astaga untung aku tidak jantungan." batin Emma dalam hati.
"maaf pak, saya lelah menunggu anda di dalam kamar, saya tidak sadar jika ketiduran di ruang tamu pak Andra" ucap Emma sambil menunduk.
"bersihkan badan kamu di kamar saya, ada paperbag juga di meja, itu baju untuk kamu kenakan. cepat aku tunggu, jangan lama-lama!" ucap Andra dengan suara tinggi sambil meninggalkan Emma sendirian.
Emma tidak mau berdebat atau di marahin lagi, akhirnya dengan cepat dia masuk ke dalam kamar Andra dan langsung membersihkan dirinya. tidak memakan waktu lama Emma telah selesai mandi dan terlihat segar tidak seperti sebelumnya, lalu buru-buru dia keluar dari kamar.
"harum sekali baunya jadi lapar aku. apa pak Andra sedang memasak? lebih baik aku lihat saja." batin Emma penasaran sambil kakinya melangkah berjalan menuju dapur.
"sudah cukup memandangi aku? tidak pernah melihat pria memasak?" tanya Andra menegur dengan suara datar.
"tidak pak, maaf saya hanya heran saja aku mengira pak Andra tidak dapat memasak." jawab Emma dengan polos.
"tata hidangan ini di meja makan!" perintah Andra.
Emma langsung menatanya dan tidak lupa dia menuangi air putih di dalam gelas. setelah semua tertata rapi akhirnya mereka berdua makan dalam diam.
"hmm... ternyata enak juga masakan pak Andra." batin Emma berbicara pada dirinya.
"selesai makan, tolong bantu saya mencuci semua peralatan ini." perintah Andra sambil bangkit berdiri dari duduknya.
Emma hanya menganggukkan kepalanya saja, setelah selesai memerintahkan Emma, Andra bergegas masuk ke dalam ruang kerjanya karena dia akan memeriksa pekerjaannya hari ini. Emma tidak ingin di salahkan akhirnya dia bergegas membereskan peralatan masak dan makan yang tadi di gunakan. setelah pekerjaan selesai dia kembali bingung karena tidak melihat pemilik hunian ini.
"kemana lagi dia, masa iya sudah tidur saja. terus aku bagaimana." gerutu Emma dengan wajah bingung.
lebih baik aku menonton saja mumpung masih disini, manfaatin saja siapa tahu channelnya lebih bagus dari pada televisi di rumah. aku juga jarang menonton karena sibuk bekerja.
di dalam ruangan kerja Andra menyempatkan untuk melihat cctv yang terpasang di ruangannya, setiap sudut ruangan kecuali kamar pribadi dan ruang kerjanya. dan dilayar memperlihatkan segala aktivitas Emma sore tadi hingga saat ini dia sedang menonton film kartun.
"dasar seperti anak kecil saja." ucap Andra sambil tersenyum terkekeh.
walaupun dia kesal terhadap Emma tapi dia senang setidaknya dia bisa bersama Emma malam ini. entah perasaan apa yang membuat hati Andra menghangat seketika berdekatan dengan Emma.
"kamu hanya milik aku Emma, hanya milik aku tidak ada yang boleh memiliki kamu selain aku." gumam Andra sambil memperhatikan Emma dari balik layar komputer cctv.
Andra menutup video yang memperlihatkan aktivitas Emma saat ini, dia langsung kembali mengecek email yang dikirim oleh sekretarisnya. Andra larut dalam pekerjaannya, kebiasaan Andra jika sudah berhadapan dengan masalah pekerjaan dia akan lupa waktu. hingga dia tidak sadar hari sudah larut malam. Andra melihat ponselnya untuk mengecek pesan masuk, apakah Sony memberi kabar atau tidak. tapi sungguh sayang Sony tidak memberikan kabar apapun tentang sabotase perusahaan di Italia sana. Andra mengakhiri pekerjaannya malam ini
dan segera keluar untuk mencari Emma. dia yakin Emma masih berada menonton film saat ini. sementara di ruang televisi. Emma asik dengan aktivitasnya menonton film kartun, perasaan terhibur mulai dia rasakan. entah sudah berapa lama Emma asik menonton. namun, Andra tidak mempedulikannya karena dia sedang fokus dalam pekerjaannya. jika masalah pekerjaan Andra bisa berlama-lama di dalam ruangan kerjanya hingga lupa waktu.
menit demi menit berputar tapi yang Emma tunggu-tunggu tidak menampakkan dirinya, hingga dia marasa bosan menonton sendirian.
"bagaimana caranya aku pulang, handphone saja tidak ada. ada telpon tapi aku tidak hafal nomor Qonita. harusnya aku menghafal nomor ponselnya Qonita. ini juga sudah jam berapa? sepertinya malam semakin larut saja, masa aku harus tidur di apartemen ini dengan pak Andra, itu tidak mungkin. ada orang seperti dia yang tidak mempedulikan sekitarnya. dia tidak ingat bahwa dia telah menculik aku dan membawanya kemari. harusnya dia mengantarkan aku sekarang pulang, bukan justru ditinggal sendirian seperti ini. pasti sekarang Qonita mencari keberadaan aku." gerutu Emma yang tanpa sadar di dengar oleh Andra.
"sudah mengomelnya yang tidak jelas? aku mendengar semuanya." ucap Andra dan langsung duduk di samping Emma.
"ma-maaf pak Andra, tapi tolong antarkan saya pulang." ucap Emma memohon sambil menunduk karena takut.
"hmm... pulang? kamu pikir setelah apa yang saya lakukan ke kamu gratis apa? kamu tidak lihat wajah saya juga yang babak belur gara-gara kamu, enak saja minta diantarkan pulang." ucap Andra panjang lebar mengungkapkan kekesalannya.
entah mengapa Andra menjadi mempunyai rencana lain, agar Emma masih terus berada di apartemennya ini.
"maaf maksud pak Andra apa? pak Andra meminta saya membayar semua atas pertolongan yang pak Andra berikan tadi?" tanya Emma kecewa.
Andra tersenyum mendengar pertanyaan Emma yang penuh selidik.
"gadis pintar ternyata kamu cerdas juga, kamu mengerti maksud saya?" celetuk Andra tersenyum lebar.
"manis juga ternyata pak Andra saat tersenyum, jarang-jarang melihat pak Andra tersenyum sangat mempesona sekali. pantas saja banyak wanita yang sering membicarakan ketampanan dan kesempurnaannya, dibalik senyum manis ternyata ada sifatnya yang menyebalkan." batin Emma dalam hatinya lagi.
"ternyata pak Andra tidak ikhlas menolong saya, kalau saya tahu pak Andra tidak ikhlas dan meminta pembayaran lebih baik pak Andra tidak usah menolong saya." ucap Emma tegas menegur.
"kamu pikir kamu bisa menghadapi berandalan-berandalan itu seorang diri, kamu tidak perlu merasa jadi jagoan dan tidak usah merasa mampu, kamu saja ketakutan tidak berani. apa jadinya kalau saya tidak menolong kamu tadi, kamu bisa bayangkan sendiri bukan?" tanya Andra mengintimidasi.
"baiklah saya memang salah, jadi saya harus membayar berapa ke pak Andra? agar segera saya dapat pulang, tapi sebelum itu tolong ambilkan tas saya yang tertinggal di mobil pak Andra, karena dompet dan ponsel saya ada di sana. nanti saya akan membayarnya." ucap Emma dengan suara bergetar ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERJERAT CINTA PRIA ANGKUH
RomanceAmberly Kirana Putri Dhwizir seorang gadis dari keluarga sederhana yang mempunyai cita-cita sebagai seorang CEO dan membuat sebuah cafe yang khusus menghidangkan aneka snack, kue, roti serta aneka dessert dan minuman. Setelah lulus sekolah Amberly y...