Janjian di Cafe Mawar

149 1 0
                                    

       "benar Emma, jangan terlalu kelelahan. di cafe pelangi banyak karyawan yang akan membantu pekerjaan kamu, bekerjalah dengan semangat." ucap Farhan memberikan motivasi.

    "siap bos! percayakan semuanya pada aku, mas hanya tinggal melihat hasilnya saja." ucap Emma dengan senyuman manisnya.

    "tunggu Emma bonus kamu sudah aku transfer ke rekening kamu, buka pesan aku dan kamu check sekarang."  ucap Andra memberi kabar baik.

    "aku memang belum sempat membuka ponsel dari tadi di rumah. Terima kasih mas Farhan, karena uangnya sebagian akan aku transfer untuk orang tua dikampung halaman." jawab Emma dengan wajah penuh bahagia.

   "sama-sama Emma, karena kamu penjualan di cafe pelangi menjadi meningkat meskipun tidak terlalu besar sudah membuat Mami aku senang mendengarnya."ucap Farhan tersenyum senang.

    "syukurlah akhirnya usaha kita lancar. aku pamit duluan mas, masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan." pamit Emma dia bergegas kembali ke rutinitasnya.

    akhirnya Emma berhasil mendapatkan bonus dari hasil kerja kerasnya selama ini, uang tabungannya semakin bertambah. semoga dengan begini dia bisa membuka usaha sendiri nantinya. setiap kerja keras pasti ada bayaran yang setimpal. Mama Papa pasti senang mendengarnya." batin Emma dalam hati.

    "kenapa Emma senyum-senyum sendiri? rupanya ada yang sedang bahagia." ucap Qonita memergokinya.

    "Iya Nit, aku bahagia sekali akhirnya bonus aku turun juga." ucap Emma dengan senyuman lebar.

   "selamat Emma, aku ikut senang atas pencapaian kamu selama ini. kamu wanita pekerja keras yang berjiwa mandiri." ucap Qonita membalas sambil tersenyum.

    "ini semua aku lakukan demi kebahagiaan kedua orang tua aku juga adik-adik aku, setiap aku mengingat mereka semua, semangat aku menjadi bertambah dalam bekerja." ucap Emma yang tangannya sibuk memasak dessert.

    "itulah kekuatan sebuah keluarga, aku ikut Senang mendengarnya Emma. kapan-kapan boleh mengajak aku ikut ke kampung halaman kamu." ucap Qonita meminta.

   "siap Nit, ayo bantu aku menata cup dessert itu. jangan lupa kalau semua dessertnya sudah dingin masukkan ke dalam lemari pendingin." perintah Emma sangat jelas.

   Emma teringat akan janjinya kepada Sony. setelah menyelesaikan semua tugas pekerjaannya hari ini dia bergegas meninggalkan cafe pelangi menuju cafe mawar yang jaraknya tidak jauh hanya berjarak 10 menit berjalan kaki.

    "kamu pulang duluan saja Qonita. aku masih punya keperluan penting di luar, aku janji pada kamu tidak akan lama." pamit Emma pada sahabatnya tersebut.

    "baiklah tapi mau kemana? mau aku antarkan?" ucap Qonita memberikan tawaran.

   "tidak perlu Qonita, kamu pulang saja. aku hanya di dekat-dekat sini nanti pulangnya biar aku menggunakan ojek online saja." ucap Emma menjelaskan.

   "kalau kamu pulangnya butuh di jemput hubungi aku saja. aku tidak keberatan, jika ada apa-apa segera memberi kabar." ucap Qonita lagi.

   Emma berjalan menuju cafe mawar dengan santai, ternyata saat di sore hari memang ramai di taman kota ini, indah sekali suasananya, dia jadi teringat saat liburan bersama keluarganya. setelah bernostalgia di taman kota yang dia lewati Emma bergegas menuju ke cafe mawar karena jam sudah menunjukkan pukul 5.30 menit. begitu sampai dan masuk ke cafe tersebut Emma mencari sosok Sony yang ternyata belum datang dan akhirnya dia memilih duduk di pojokan sebelah jendela yang mengarah ke jalanan agar jika Sony datang dapat segera melihat Emma. tidak lupa dia memesan juice buah sambil menunggu kedatangan Sony. setelah menunggu sekitar 15 menit lamanya Sony akhirnya datang juga.

    "Hai Emma, maaf terlambat tadi di kantor banyak pekerjaan." ucap Sony menjelaskan, dia baru sampai dan merasa bersalah karena tidak tepat waktu.

   "tidak apa pak, karena pak Sony sibuk jadi wajar saja jika terlambat datang." ucap Emma tersenyum.

    "panggil aku Sony saja, tidak usah pakai embel-embel pak." protes Sony tegas.

    "maaf sebelumnya pak, saya tidak enak memanggil nama begitu saja karena pak Sony saya rasa jauh lebih tua dari saya. saya hanya ingin menghormati pak Sony." ucap Emma dengan cengiran kudanya.

   "baiklah panggil aku kakak saja kalau begitu, kalau kamu memanggil aku dengan sebutan pak aku merasa tua sekali." protes Sony sambil tersenyum.

    "karena kamu akan menjadi adik ipar aku Emma." batin Sony menambahkan.

   setelah cukup berpikir Emma akhirnya menyetujui tentang panggilan tersebut.

   "baiklah kak Sony." ucap Emma malu-malu karena belum terbiasa dengan sebutan itu.

    "nah begitu, ayo kita pesan makan karena hari sudah malam juga, dan aku lapar dari siang belum makan." ucap Sony dengan senang memberi penawaran.

   "setelah mereka selesai makan akhirnya Sony membuka suaranya untuk memberitahukan tujuan dia mengajak Emma untuk bertemu di cafe ini.

   "Emma ada yang ingin aku bicarakan masalah adik aku Andra. kamu pasti sudah tahu Andra bukan?" tanya Sony sangat hati-hati dengan nada suara pelan.

   Emma hanya mengangguk sebagai tanda mengerti. walaupun Andra itu bukan saudara kandung Sony, tapi Sony dan Andra sudah hidup bersama sejak masih kecil. mereka disekolahkan dan belajar bersama, hanya saat Andra diminta meneruskan studinya di luar negeri. Sony yang tidak ikut karena dia memutuskan untuk bekerja  menjadi asisten Papinya dan sampai saat ini dia menjadi asisten Andra.

    "aku sudah mengenal karakter dan pribadi Andra, apa yang membuatnya bahagia dan apa yang membuatnya tidak bahagia, bahkan meskipun Andra terlihat arogan dan dingin tapi aslinya dia orang yang peduli akan sekitarnya, dan memiliki hati yang lembut. namun, kisah masa lalunya yang kelam membuat dirinya menjadi pribadi yang sulit mengenal orang." ucap Sony menjelaskan dengan detail.

    Sony menghentikan perkataannya menghembuskan napas panjangnya dan menatap Emma, karena dia melihat Emma terlihat bingung atas perkataannya barusan.

   "kamu masih bingung atas penjelasan aku?" tanya Sony membuang napasnya.

   "maaf kak jujur iya, aku masih tidak mengerti mengapa kakak menceritakan semua tentang Andra pada aku." ucap Emma mengeryitkan kening.

   "baiklah aku lanjutkan agar kamu mengerti." jawab Sony sambil meminum secangkir hot kopi.

   "Emma! Andra sebenarnya telah berubah saat mengenal kamu. hanya saja dia tidak mau memulainya dan membuka hatinya untuk bisa mengenal kamu. Andra marah ketika kamu berdekatan dengan pria lain dan aku rasa dia mulai jatuh cinta pada kamu. namun, hanya egonya yang belum dia turunkan, egonya masih terlalu tinggi." ucap Sony sambil menghabiskan tegukan kopi terakhir.

    "maaf kak, mana mungkin pak Andra suka dengan aku yang hanya pelayan sebuah cafe. pak Andra seorang pengusaha yang terkenal itu hal yang mustahil kak, mungkin pak Andra hanya kagum semata tidak lebih yang seperti kakak ceritakan barusan." ucap Emma menahan kecambuk di dalam hatinya.

    "aku mengenal Andra, Emma. kamu boleh tidak mempercayainya atau hanya waktu yang akan membuktikannya. tapi aku mohon jangan sakiti hati Andra, jagalah hati Andra saat dia di dekat kamu, itu saja pinta aku Emma." ucap Sony dengan bijaksana.

   Entah bingung atau apa Emma hanya mengangguk tanda menyetujui perkataan Sony. setelah cukup lama membicarakan Andra dan sedikit bertanya-tanya akhirnya Sony memutuskan mengajak Emma pulang karena hari sudah larut malam.
   
   

TERJERAT CINTA PRIA ANGKUH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang