"sarapan sudah siap, bekal juga sudah siap, pasti Qonita dan mas Farhan akan menyukainya. secara aku memasak makanan kesukaan mereka." ucap Emma setelah selesai menyiapkan bekal makan siangnya.
Emma kali ini berangkat dengan sopir yang Andra siapkan, tidak mungkin dia berangkat dengan Farhan terus menerus bukan?
"sarapan pagi ini begitu sepi, mengapa mas Andra tidak menghubungi aku lagi yah? aku yang menghubunginya mana mungkin. aku bukan siapa-siapanya mas Andra." keluh Emma sedih.
di tempat lain Andra memantau aktivitas Emma dari rekaman CCTV ruangan itu. ada rasa bahagia dan rindu saat melihat Emma, rindu masakannya, perhatiannya, kepolosannya.
Andra ingin cepat-cepat menyelesaikan urusannya di Paris nanti agar cepat kembali dan menemui Emma. sebenarnya Andra sudah bisa pulang dahulu ke Indonesia, tapi dia tidak mau karena dia tidak ingin meninggalkan Emma lagi untuk kembali ke luar negeri, dia ingin fokus bekerja di dekat Emma.
"manis." ucap Andra sambil tersenyum memperhatikan aktivitas Emma.
sopir Emma sudah menunggu di lobby depan, siap untuk mengantarkan Emma hari ini.
"selamat pagi pak." sapa Emma saat dia akan masuk ke dalam mobilnya.
"pagi Emma, kita berangkat ke cafe pelangi langsung?" tanya sopir itu.
"Iya pak, karena saya banyak pekerjaan hari ini pak. Ouw iya nanti jemput saya jam 7 saja yah." jawab Emma singkat.
"baik Emma." jawab sopir bergerak melajukan mobilnya meninggalkan apartemen.
Tok! tok! tok!
"Andra buka pintunya." suara Yuna mengetuk pintu kamar milik Andra.
"dimana sih Andra ini, aku sudah dandan cantik, tapi tidak dibukakan pintunya. aku hubungi juga tidak bisa, Ray juga sama. dasar kalau tidak butuh aku juga tidak mau begini." gerutu Yuna di depan kamar Andra.
Yuna terus menerus mengedor pintu kamar Andra, dia juga menunggu di depan pintu kamarnya. hingga petugas cleaning service datang untuk membuka kamar yang di tempati Andra.
"permisi, saya ingin membersihkan kamar tersebut." ucap petugas hotel sambil membuka pintu kamarnya dengan kunci cadangan.
"bisa bukakan saja kamarnya, saya ingin masuk menunggu tunangan saya." pinta Yuna kepada petugas tersebut.
"maaf penghuni kamar ini sebelumnya sudah check out tadi pagi sekali." ucap cleaning service hotel memberi keterangan.
"WHATTTTT, sudah check out!" teriak Yuna karena terkejut.
Andra memang sudah check out sejak pagi, dia memilih check out awal karena ingin menghindari Yuna.
tidak lama ponsel Andra bergetar, itu pasti Yuna sudah mengadu ke Maminya. Andra menggeser icon berwarna hijau tersebut.
"halo Mami, ada apa? jawab Andra.
"kamu meninggalkan Yuna sendirian di hotel tersebut, Ndra." balas Mami dari seberang telponnya.
"Mami, Andra sibuk. jadi tidak mungkin, Andra menunggunya. Yuna juga sudah ada yang menemaninya, Mami tidak usah khawatir." jawab Andra lagi.
"astaga Andra, kamu tega meninggalkan Yuna. Mami tidak habis pikir dengan kamu. Mami sekarang sudah pulang ke Indonesia." jawab Indira kesal.
"Mami, Andra sedang sibuk. kita bahas lain waktu yah." ucap Andra sambil memutuskan sambungan telponnya sepihak.
Andra memijat pelipisnya, dia pusing kenapa Maminya tiba-tiba meminta dia menikahi wanita yang tidak jelas seperti Yuna. lebih baik juga Emma, cantik, manis, pintar, mandiri, jauh berbeda dengan Yuna.
"kenapa kamu Ndra?" tanya Rayken yang baru saja datang dan berdiri di sampingnya.
"aku pusing, kenapa Mami bisa memilih wanita itu untuk menjadi calon menantunya?" jawab Andra dengan wajah datar.
"tidak usah diambil pusing, kamu bisa menyingkirkannya bukan?" jawab Rayken memberi saran.
jam berapa kita berangkat?" tanya Andra dengan wajah cemberut.
"lima belas menit lagi kita berangkat, Ndra." jawab Rayken lagi.
Andra dan Rayken memang sedang menunggu jam keberangkatannya menuju Paris. dia menggunakan pesawat pribadi miliknya.
sedangkan di Indonesia Emma sedang bekerja membuat stok dessert box untuk para pelanggan yang mengunjungi cafe pelangi.
"lebih baik aku keruangan mas Farhan dulu." gumam Emma.
Emma berpamitan dengan teman-temannya untuk pergi ke ruangan Farhan.
Tok! tok! tok!
"ada apa Emma?" tanya Farhan di belakang Emma.
"astaga mas Farhan, kamu mengagetkan aku saja. aku kira kamu di dalam." ucap Emma terkejut.
"hhe hhe hhe aku dari depan tadi, ayo masuk." ajak Farhan sambil membukakan pintu ruang kerjanya.
"tidak usah, aku cuma mau kasih ini saja sama kamu. sebagai ucapan rasa terimakasih aku ke kamu." ucap Emma , sambil menyerahkan kotak makan kepada Farhan.
"kamu itu adik aku, sudah sepantasnya aku membantu kamu Emma. terima kasih kembali bekal makan siangnya, nanti pasti aku makan. masakan kamu memang nomor satu Emma." jawab Farhan sambil tersenyum lebar.
"terima kasih atas pujian yang kamu berikan mas. ya sudah aku kembali ke dapur dahulu, mau menyelesaikan tugas negara." ucap Emma sambil tersenyum.
"baiklah Emma, semangat bekerjanya." jawab Farhan lagi.
setelah Emma berpamitan, dia bergegas kembali ke dapur untuk membuat stok dessert box yang akan di jual di cafe pelangi ini.
"Emma kita jalan-jalan yuk, aku bosan di kontrakan saja." ajak Qonita yang menyusul di belakang Emma.
boleh sih Qonita, kamu besok masuk pagi bukan? bagaimana kalau sorenya sehabis pulang kerja kita nonton. kita sudah lama sekali tidak nonton bareng." ucap Emma memberi usul.
"baiklah aku setuju Emma. besok sore kita langsung saja, jangan ingkar janji." kata Qonita berharap.
"Iya iya Qonita. aku juga butuh refreshing jika di apartemen aku sendirian terasa sepi sekali di sana. makanya hari ini aku ingin lembur saja biar sampai di apartemen bisa langsung tidur." ungkap Emma.
"kamu serius mau lembur Emma?" tanya Qonita.
"Iya Qonita tadi aku sudah pesan sama sopir mas Andra untuk menjemput aku jam 7 malam." ungkap Emma lagi.
"Ya sudah aku tidak bisa menemani kamu lembur, Emma. aku lelah Emma butuh istirahat." ucap Qonita mengeluh.
"tidak apa Qonita, aku juga tidak menyuruh kamu untuk menemani aku bukan? ini kemauan aku sendiri, Qonita." ucap Emma menjelaskan.
"baiklah Emma, jika kamu tidak ingin lembur bisa datang ke kontrakan saja, biar di jemput di kontrakan." usul Qonita dengan senyum cerah.
"Iya Qonita, tetapi aku ingin lembur saja. hitung-hitung meringankan pekerjaan besok." ucap Emma senang.
"Ya sudah kalau begitu Emma. kamu memang pekerja keras, aku salut sama kamu. aku ke depan dahulu, aku rasa sudah terlalu lama kita mengobrol." ungkap Qonita lagi.
"Ya sudah sana kembali ke tempat kamu." ucap Emma sambil menyusun dessert boxnya.
Qonita kembali ke depan tempat dia bertugas melayani pengunjung cafe dan sekaligus untuk mencuci mata, itulah ungkapan yang pernah dia katakan pada Emma sahabatnya. karena pengunjung cafe rata-rata anak muda tidak sedikit juga orang tua dan anak-anak.
"kamu selalu bisa membuat aku kagum dan terpesona sekaligus, Emma." ungkap seseorang yang sedang memperhatikan Emma dari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERJERAT CINTA PRIA ANGKUH
Storie d'amoreAmberly Kirana Putri Dhwizir seorang gadis dari keluarga sederhana yang mempunyai cita-cita sebagai seorang CEO dan membuat sebuah cafe yang khusus menghidangkan aneka snack, kue, roti serta aneka dessert dan minuman. Setelah lulus sekolah Amberly y...