Kunjungan Qonita ke rumah Emma

25 2 0
                                    

     "Ya sudah Vega, tolong antarkan aku ke teras depan. aku ingin melihat bunga-bunga indah itu." ucap Emma meminta kembali kepada Vega asistennya.

    dengan senyum yang ramah, Vega dengan semangat mendorong kursi roda Emma keluar rumah. Vega kira Emma akan memarahinya dan akan tetap nekat untuk jalan kaki ke bawah sendiri tetapi ternyata tidak. sungguh dia beruntung memiliki majikan yang berhati mulia dan lembut seperti Emma.

    Emma menikmati pemandangan di depannya. hamparan bunga yang bermekaran membuat suasana hatinya damai, senyum terukir di wajah Emma. Emma berdiri dan hendak menghampiri salah satu tukang kebun yang sedang merawat bunga-bunga di tamannya.

    "ibu Emma." panggil Vega dan dia segera menghampiri Emma.

    "pak berikan alat penyiram itu, biar saya yang menyiram bunga-bunga mawar ini." ucap Emma meminta dengan senang hati membantu pekerja di taman rumahnya.

    "maaf ibu Emma, biar kami saja yang menyiram. jangan lakukan hal itu segeralah kembali dan duduk saja di kursi roda ini." ucap Vega menghampiri Emma dan segera melarangnya.

    "benar ibu Emma, jika ibu Emma nekat kami semua yang menanggungnya nanti. kami semua akan kena marah pak Andra nanti, padahal kami semua masih membutuhkan pekerjaan ini." ucap salah seorang pekerja di taman bunga tersebut.

    "Iya ibu Emma sekarang kembalilah duduk, jika ibu menginginkan bunga mawar biar saya yang memetiknya untuk ibu Emma." ucap Vega yang kembali membujuk Emma, akan bahaya jika dia tetap membiarkan Emma menyiram tanaman di taman.

    semua pekerja taman di rumah Andra telah di instruksikan oleh Andra untuk tidak membiarkan istrinya menyentuh apapun di rumah ini. mereka diminta untuk tetap membiarkan Emma beristirahat dan duduk dengan santai dan meminta semua pekerja menuruti apa saja keinginan Emma istrinya.

    "Vega antarkan saya ke teras." ucap Emma meminta memanggil asistennya.

   Vega dengan senang hati mengantarkan Emma, dia merasa lega karena Emma mau menurutinya hingga tidak membuatnya terkena masalah dengan Andra.

   Vega sangat mengerti dengan perasaan Emma tetapi ini perintah langsung dari Andra. Vega sendiri tahu bagaimana majikannya jika memberikan hukuman kepada karyawannya. Andra tidak segan-segan memberikan hukuman berat kepada karyawan maupun anak buahnya.

    "Vega tolong aku ingin menemui juru masak di rumah ini. sahabat aku nanti akan kemari, aku akan memintanya untuk membuatkan hidangan kesukaan sahabat aku." ucap Emma meminta sambil dia menatap ke arah Vega dan tersenyum manis.

    Vega menganggukkan kepalanya dan segera menuruti perintah Emma, dia mendorong kursi roda yang dinaiki Emma ke arah dapur dimana juru masak biasanya berkumpul jika tidak ada yang mereka kerjakan lagi.

    "Ehmm... lagi istirahat ya?" ucap Emma berdehem yang mengagetkan para koki yang sedang duduk beristirahat di belakang dapur rumahnya.

    "maaf ibu Emma, bukan maksud kami bersantai tetapi kami sudah tidak ada pekerjaan lainnya, semua pekerjaan telah kami selesaikan semua. apa ada yang ibu Emma inginkan?" tanya salah satu koki di rumah tersebut.

    "sudah tidak apa, maaf aku ingin menemui chef yang biasa masak di rumah ini." ucap Emma tersenyum manis.

    "saya ibu Emma, apa ada yang diinginkan oleh ibu Emma?" tanya kepala juru masak di rumahnya.

    "maaf pak nanti sahabat saya akan kemari, boleh buatkan makanan yang saya pesan?" tanya Emma dengan ramah.

    "boleh ibu Emma sebutkan makanannya nanti saya buatkan." jawab chef di rumah Emma dengan ramah.

    "saya ingin sosis solo, sayur sop kimlo, gurame goreng sama tempe mendoan ya, pak. terus dessertnya aku ingin es cincau hijau." ucap Emma tersenyum senang, dia merequest makanan untuk menjamu sahabatnya nanti.

     "siap ibu Emma saya akan buatkan, untuk jam berapa kalau boleh saya tahu?" tanya kepala juru masak lagi.

    "untuk makan malam nanti, tapi untuk sosis solonya buatkan dahulu sebagai camilan. buatkan salad buah kesukaan saya juga ya, pak." ucap Emma meminta dengan senang.

   "baik ibu Emma saya akan kerjakan." jawab kepala juru masak menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

    Emma tersenyum dan meminta Vega mengantarkannya ke dalam kamarnya. dia ingin beristirahat saja di dalam kamarnya, percuma juga dia keluar tetapi hanya duduk di atas kursi roda. lebih baik dia di dalam kamar saja sambil menunggu sahabatnya datang ke rumahnya sore hari ini.

   "Vega aku ingin tidur siang, kamu sudah boleh keluar. nanti jika aku membutuhkan sesuatu aku akan memanggil kamu." ucap Emma menjelaskan dengan sangat ramah.

    "baik ibu Emma saya permisi dahulu." ucap Vega sambil berjalan melangkah pergi keluar dari kamar Emma dan meninggalkan Emma sendiri.

    setelah Vega keluar dari kamarnya, Emma langsung merebahkan tubuhnya yang lelah diatas ranjang king zise miliknya. dia ingin tidur sebentar agar nanti terlihat fresh dan segar. selama masa kehamilannya Emma lebih sering tidur dari pada berjalan-jalan apalagi semenjak Andra memintanya selalu duduk di kursi roda yang dia beli melalui Rayken asistennya.

    sedangkan di dapur bawah terlihat para koki rumahnya menyiapkan hidangan yang dipesan oleh Emma. Vega juga turut membantu mempersiapkan hidangan dengan para pekerja lainnya. mereka tidak ingin membuat Emma kecewa.

    kunjungan Qonita ke rumah Andra membuat hati Emma bahagia, sudah lama Emma tidak berjumpa dengan sahabatnya itu. rasa rindu kedua sahabat ini akhirnya terobati, mereka mengobrol panjang lebar di teras belakang. dua cangkir coklat hangat dan sosis solo menemani sore hari mereka berdua.

    para karyawan yang melihat ikut merasakan aura bahagia dari majikannya dan juga sahabatnya.

   "Emma berapa usia kandungan kamu?" tanya Qonita membuka suaranya.

    "enam bulan Qonita tiga bulan lagi aku akan melahirkan, jika aku sudah melahirkan kamu sering-seringlah datang kemari." ucap Emma mengajak sahabat untuk selalu mengunjunginya.

    "tentu Emma aku akan sering main kemari melihat keponakan aku ini." jawab Qonita senang sambil menikmati camilan sosis solo kesukaannya.

    "bagaimana cafe pelangi Qonita?" tanya Emma tidak kalah penasaran.

     "semakin berkembang walau awalnya sempat mengalami penurunan tetapi dengan penuh semangat pak Farhan mampu menaikkan omzet pendapatan cafe. waktu awal mengetahui kamu menikah dengan pak Andra, pak Farhan sempat menghilang sebulan lebih yang berakibat cafe mengalami penurunan, aku rasa pak Farhan benar-benar menyukai kamu, Emma." jawab Qonita panjang.

    "aku merasa bersalah Qonita, sebenarnya aku ingin bertemu dengan mas Farhan. tetapi aku saat ini belum bisa menemuinya, kamu tahu sendiri aku sekarang seperti apa. aku harus stay duduk di kursi roda ini akibat kekonyolan suami aku." ucap Emma dengan memutar bola matanya malas.

    "kamu beruntung mendapatkan suami perhatian dan penuh kasih sayang, kamu harus bersyukur Emma." jawab Qonita mengingatkan sahabatnya.

    "iya Qonita, kehidupan aku saat ini sungguh-sungguh diluar dugaan aku. aku bisa menikahi seorang Yosandra Regan Pradipta Wijaya yang awalnya aku memiliki problem dengannya dan penuh dengan kesedihan. namun, akhirnya aku dapat menggapai kebahagiaan hidup bersamannya dan sebentar lagi aku akan menjadi seorang ibu." ucap Emma tersenyum bahagia sambil mengusap perut buncitnya.

     "aku turut bahagia jika kamu juga bahagia, Emma. aku bersyukur teman, sahabat, adik, saudara aku bahagia. kamu memang pantas mendapatkannya. Oh iya, ini ambillah." ucap Qonita sambil dia menyerahkan sebuah kotak kecil kepada Emma.

    "ini apa? kenapa kamu repot-repot segala, Qonita. aku meminta kamu kemari bukan untuk meminta kado dari kamu." ucap Emma bingung sambil dia tetap menerima kado berukuran kotak kecil dari sahabatnya.

    "ini bukan milik aku. aku hanya diberi amanah untuk diberikan kepada kamu, Emma. terima dan bukalah kamu akan tahu isi dari kado itu nanti." ucap Qonita menjelaskan sekaligus memerintah Emma agar segera membuka kado tersebut.

    Emma langsung membuka kado yang diberikan oleh sahabatnya, sebuah gelang dengan bandul cup cake dan terdapat ukiran namanya. gelang yang sangat indah dan cantik menawan.

TERJERAT CINTA PRIA ANGKUH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang