"Ahh sakit, mas!" rintih Emma yang tangannya di cengkram kuat oleh Andra.
Andra semakin kuat mencengkram lengan Emma. entah mengapa perkataan Emma membuatnya begitu marah. seharusnya dia tidak marah karena memang kenyataannya yang Emma katakan memang benar adanya.
"ulangi perkataan kamu Emma!" geram Andra dengan rahang yang mengeras.
"kamu penjahat wanita aku tidak sudi berdekatan dengan kamu lepaskan aku!" ucap Emma dengan suara tercekat menahan tangisnya, sebisa mungkin dia menahan air matanya mengalir.
"bukankah wanita membutuhkan kenikmatan saja, aku menjalankan takdir aku memuaskan mereka." ucap Andra dengan sorot mata tajam membuat Emma semakin ketakutan, feelingnya mengatakan bahwa ini sangat berbahaya baginya.
Dengan spontan Andra langsung mengangkat tubuh Emma dan membawanya ke dalam kamar kembali. Emma berteriak dan memukul punggung Andra terus menerus. merebahkan tubuh Emma di atas ranjang. dengup jantung Emma memacu dengan cepat, napasnya memburu seolah tangisnya tidak ada artinya di hadapan Andra. Emma menyesal telah jatuh hati kepada Andra. apakah ini menjadi malam terburuk baginya? entahlah dia masih bisa mempertahankan apa yang dia pertahankan selama ini atau tidak.
"kamu tahu Emma, apa yang aku inginkan sekarang?" tanya Andra dengan masih menatap tajam kearah Emma.
Emma hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil matanya tetap terpejam, dia tidak sanggup jika harus bertatapan langsung dengannya. dengan senyum tipis Andra membingkai wajah Emma dengan lembut.
"aku menginginkan kamu sebagai bayarannya." bisik Andra di telinga Emma sambil menggigit kecil di telinga Emma. sekujur tubuh Emma melemas atas tindakan yang Andra lakukan barusan.
Emma terus menggelengkan kepalanya dan menutup rapat-rapat bibirnya. tenaganya tidak ada apa-apanya dibanding Andra yang tetap menindih tubuhnya.
pasrah, hanya itu yang Emma bisa lakukan sekarang. hanya doa yang dia panjatkan. semoga dia selamat dari malam ini, selamat dari tindakan Andra.
dering ponsel Andra berkali-kali berbunyi. Andra dengan terpaksa mengangkat panggilan itu, dia menatap sekilas dan ternyata itu Sony yang menghubunginya malam ini.
Emma sangat bersyukur doanya terkabul, dia segera bangkit berdiri dan memutar otaknya untuk menghadapi Andra jika nantinya dia kembali.
"tidak-tidak aku tidak mau menyerah begitu saja, aku harus meminta tolong kepada siapa? Ya mas Farhan pasti bisa menolong aku keluar dari jeratan mas Andra." batin Emma sambil terus berpikir menemukan cara.
Emma segera bangkit berdiri dan mencari dimana tasnya berada, seingatnya tadi tasnya terlepas di dekat pintu ini. dia mengacak rambutnya frustasi, apa yang dia lakukan sekarang? dia terduduk lemas di bawah ranjangnya. dia terus menangis dan menangis meratapi nasibnya. mengapa hidupnya jadi seperti ini? kenapa harus dirinya yang mengalaminya?
Ceklek!
pintu kamarnya terbuka menampakkan Andra yang masuk ke dalam kamarnya.
"bersiaplah, kita akan kembali malam ini! jangan buat aku melakukan hal yang tidak harus aku lakukan kepada kamu, bersiaplah sekarang juga!" ucap Andra berbalik menatap tajam kembali.
"tidak aku tidak mau pulang bersama kamu." pekik Emma menolak.
"aku tunggu 5 menit, jika tidak mau melihat Farhan kehilangan cafenya!" setelah mengatakan itu Andra segera kembali keluar meninggalkan Emma sendirian, dia harus menenangkan dirinya sebelum dia kembali berangkat ke Jakarta.
mata Emma membulat saat mendengar ancaman dari Andra. mana mungkin dia membiarkan cafe milik Farhan menjadi korbannya.
Andra mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, membelah malam yang dingin. dia hanya fokus pada jalanan malam ini, dia tidak menghiraukan Emma yang terus menitikkan air matanya. yang Andra pikirkan segera sampai di Jakarta dan membawa Emma tetap tinggal di apartemennya.
Pagi hari yang cerah, sinar matahari pagi membangunkan tidur nyenyak Emma. silau pantulan sinar matahari menembus celah tirai kamarnya. Emma terbangun dan langsung duduk di sisi ranjang tidurnya. dia melihat sekeliling dan baru menyadari bahwa dia sudah berada di apartemen Andra. entah jam berapa dia semalam sampai di Jakarta. dia tertidur karena kelelahan, tenaganya terkuras habis-habisan bahkan dia belum sempat makan dari siang hari hingga pagi menjelang.
"Aww sakit sekali." rintih Emma, ini pasti karena kemarin sempat terjatuh dan rasa sakitnya baru dia rasakan sekarang.
Emma berjalan pelan menuju kamar mandi, dia menyiapkan air hangat untuknya berendam. mungkin dengan berendam rasa sakit dan pegal sekujur tubuhnya akan hilang.
"lengan aku." lirih Emma pelan sambil melihat pantulan dirinya di cermin, dia tidak menyangka akan bernasib seperti ini.
dengan perlahan Emma masuk ke dalam bathtub yang sudah berisi air hangat dan sedikit tetesan aromaterapi, dia menikmati kehangatan di tubuhnya merasa rileks dan nyaman. bayang-bayang kejadian demi kejadian yang dialaminya membuatnya segera tersadar, ternyata dia ketiduran lagi di dalam bathtub ini.
"jangan terlalu lama berendam itu tidak baik buat kamu Emma." teriak Andra dari depan pintu kamar mandi.
"aku tunggu di ruang makan Emma." ucap Andra lagi.
Pagi hari di kediaman Yoga Pradipta Wijaya, Sony mencoba menjelaskan kepada Reina pujaan hatinya. dia menceritakan semuanya tanpa ditutup tutupi. Reina terkejut atas penjelasan Sony, dia tidak menyangka bahwa Emma sangat berarti bagi Andra.
"mas tapi kenapa Mami dan Papi tidak boleh mengetahuinya? bukankah kalau Mami mengetahui jika Andra mencintai Emma dia tidak akan mendekati Andra dengan Yuna?" tanya Reina bingung.
"seperti yang aku bilang tadi, aku berharap dia bisa benar-benar membuka hatinya untuk Emma. seiring berjalannya waktu biarlah Andra sendiri yang berbicara kepada Mami, kita tidak berhak ikut campur terlalu jauh." ucap Sony menjelaskan.
Reina mengangguk mengerti, dia penasaran seperti apa Emma ini. Andra saja bisa di buatnya jatuh cinta, dan Mami juga kelihatannya menyukai dan mengagumi Emma." gumam Reina lirih.
"selamat pagi, Mami." sapa Reina yang melihat calon mertuanya sedang menunggunya di meja makan.
"Papi kemana, Mih?" tanya Sony kemudian.
"pagi sayang, ayo buruan sarapan. Papi kamu masih di ruang kerjanya sama Ruly." penjelasan Mami sambil tersenyum.Seketika Sony tersedak minumannya, dia paham siapa Ruly. ada urusan apa Papi hingga memanggil Ruly ke rumah sepagi ini? apa Papi akan menyuruh Ruly menyelidiki Emma?
Reina yang mengetahui kegelisahan Sony segera dia meremas pelan tangan kekasihnya berharap bisa memberikan ketenangan sedikit.
"Mami ada masalah hingga memanggil Ruly, kemari?" tanya Sony menyelidiki."entahlah Mami juga tidak mengetahuinya. sewaktu Mami keluar dari kamar, Ruly sudah berada di ruang tengah menunggu Papi kalian." ucap Indira menjelaskan agar Sony tidak khawatir lagi.
"apa Papi curiga dan ingin mencari informasi tentang Emma?" batin Sony sambil mengeryitkan keningnya.
secepatnya dia akan bertanya kepada Papi dan segera memperingatkan Andra.

KAMU SEDANG MEMBACA
TERJERAT CINTA PRIA ANGKUH
RomanceAmberly Kirana Putri Dhwizir seorang gadis dari keluarga sederhana yang mempunyai cita-cita sebagai seorang CEO dan membuat sebuah cafe yang khusus menghidangkan aneka snack, kue, roti serta aneka dessert dan minuman. Setelah lulus sekolah Amberly y...