Calon Istri

65 1 0
                                    

       "sebentar lagi mas." ucap Emma, dia masih fokus dengan pembuatan dessert-dessert boxnya.

     "tidak ada sebentar-sebentar, Emma! disini aku sudah menambah team untuk membantu kamu. biar Vega yang mengawasinya." ucap Andra marah.

    "Tapi-" ucap Emma terpotong dengan perkataan Andra.

   "ssssttt jangan membantah aku." ucap Andra kesal.

   Andra langsung menarik tangan Emma keluar dari area dapur dan segera membawa Emma untuk kembali ke kamarnya.

   "mandilah, sebentar lagi MUA akan datang kemari. aku pesankan makanan dahulu." ucap Andra memerintah.

   Emma hanya mengangguk dan segera memasuki kamar mandi. dia merendam tubuhnya di air hangat sebentar untuk menghilangkan kepenatan tubuhnya.

   "makanlah dahulu Emma, sambil kita menunggu MUA." ucap Andra yang sudah kembali ke kamar Emma.

  Emma meraih makanannya dan segera memakannya, ada rasa khawatir meninggalkan tanggung jawabnya.

   "mas acara dimulai jam berapa?" tanya Emma disela-sela makannya.

    "acaranya jam 7 malam di mulai, masih ada banyak waktu Emma." jawab Andra yang sedang menikmati makan sorenya.

    kini Emma telah selesai di rias oleh MUA kepercayaan keluarga Pradipta Wijaya dari salon langganan Indira Pradipta Wijaya. Emma dan Andra segera memasuki gedung  di mana tempat diadakannya pesta resepsi pernikahan Sony juga Reina. banyak tamu undangan yang turut hadir ikut mengabadikan momen pertama kali yang diadakan keluarga Pradipta Wijaya.

    "Andra!" pekik seseorang yang langsung menghampirinya.

    "Andra, aku sudah lama menunggu kamu?" ucap seseorang dengan penuh manja.

   "maaf Yuna, aku pergi dahulu." jawab Andra langsung meninggalkan Yuna sendirian berada di lobby hotel tersebut, dia terus menggandeng mesra tangan Emma.

   "Andra, tunggu!" seru Yuna yang langsung mengejar Andra.

   "Andra aku sudah menunggu kamu dari tadi. apa susahnya kamu mengajak aku?" protes Yuna, yang tidak terima di tinggalkan begitu saja oleh Andra.

   Emma yang menyaksikan perihal tersebut merasa ada yang janggal, dia juga tidak pernah tahu siapa wanita dihadapannya sekarang. ada rasa cemburu dan penasaran di hatinya saat melihat interaksi wanita yang disebut Yuna, selalu merayu Andra.

   "kamu bisa jalan dan berangkat sendiri, tidak perlu petunjuk arah dari aku, bukan!" ucap Andra dan terus melangkah masuk ke dalam gedung.

    begitu banyak juru kamera yang mengabadikan momen di dalam gedung dan para tamu undangan. tidak ketinggalan mereka sangat beruntung bisa mengabadikan momen dimana pewaris satu-satunya keluarga Pradipta Wijaya datang bersama seorang wanita, ini sungguh jarang terjadi dimana-mana. Emma mengeratkan tangannya di lengan Andra, dia gugup dan takut ini adalah hal pertama seumur hidupnya berada di acara semegah dan semewah ini.

   "tidak usah gugup ada aku yang selalu disamping kamu." bisik Andra di telinga Emma. Emma menarik napasnya dan tersenyum.

   Yuna yang melihat Andra dan Emma menatap dengan ketidaksukaan. Andra berbalik dan melihat Yuna yang sedang memandanginya.

   "Dia Amberly Kirana Putri Dhwizis, dia adalah calon istri saya dan sebentar lagi kami akan menikah." ucap Andra dengan tegas dan jelas.

    banyak tamu yang ingin bertanya, tapi Andra memilih masuk ke dalam gedung dimana acara telah di mulai.

   Emma disambut hangat oleh Indira Pradipta Wijaya, tidak henti-hentinya Emma dikenalkan kepada kerabat maupun sahabat-sahabatnya. Emma dikenalkan kepada Yuna dan keluarganya. Andra selalu mengawasi kemana Emma pergi.

   "Vega bagaimana semuanya, aman?" tanya Emma yang kebetulan bertemu.

    "semuanya aman nona Emma, saya sudah memantaunya." ucap Vega menjelaskan.

    "terima kasih Vega, kamu telah membantu aku." ucap Emma tersenyum senang.

    "bagaimana Emma? kamu selalu bisa Mami andalkan terima kasih telah menyetujui permintaan Reina." ucap Indira yang menghampiri Emma.

    "semua aman, Mami." ucap Emma tersenyum di dalam pelukan Indira.

   "Emma ayo kita kembali, kamu sudah bekerja dari dini hari sekarang kamu harus beristirahat." ajak Andra yang sudah bersiap pulang ke apartemennya.

    "mas acaranya belum selesai." ucap Emma sambil melepaskan tarikan tangan Andra.

    "benar Emma, kamu sudah bekerja keras untuk hari ini, pulanglah besok kita sarapan bersama." ucap Yoga Pradipta Wijaya yang turut bergabung menjumpai istrinya.

   "baik Papi, Emma pamit dahulu. Vega tolong ya kamu lanjutkan." pamit sekaligus pinta Emma.

   "baik nona Emma, serahkan saja semua kepada saya." ucap Vega mengangguk kepalanya tanda menyetujui.

    Andra dan Emma keluar dari gedung resepsi pernikahan tersebut. sebenarnya bukan karena Emma butuh istirahat tetapi karena Yuna. Andra hanya ingin agar Yuna tidak macam-macam dengan Emma.

   pagi hari Emma dan Andra tetap mengikuti sarapan bersama keluarga Pradipta Wijaya. terlihat binar kebahagiaan Reina dan Sony setelah acara semalam. kini mereka telah sah menjadi suami istri dan rencananya mereka akan kembali ke Italia dimana Reina dan Sony bekerja.

   "terima kasih Emma, aku bahagia semuanya sesuai keinginan aku. hidangan yang kamu hidangkan memikat hati aku, ini adalah hal terspesial untuk aku." ucap Reina penuh kebahagiaan.

   "sama-sama Reina, aku juga bahagia bisa menyelesaikan pesanan kamu dan membuat semuanya puas akan hidangan yang aku sajikan." ucap Emma tersenyum lebar.

   "kamu memang berbakat Emma. setelah ini Papi ingin kamu mengelola restoran yang Papi bangun." ucap Reina sambil tersenyum menjelaskan.

    "maksud Papi?" tanya Emma yang menautkan kedua alisnya karena bingung sekaligus penasaran.

   "restoran bintang terang?" tanya Andra kepada Yogi Pradipta Wijaya, karena setahunya hanya restoran tersebut yang dikelola keluarga Pradipta Wijaya.

    "iya Papi ingin restoran tersebut berkembang lebih pesat lagi, terutama disentuhan menu penutupnya dan restoran tersebut akan Papi serahkan kepada kamu, Emma." ucap Yoga Pradipta Wijaya tegas.

   "yang di Bali, biarkan Sherin yang mengurusnya Emma. kamu masih bisa mengunjunginya sesekali." ucap Andra dia juga berharap Emma mau menerima tawaran Papinya.

    "Emma ini adalah kesempatan untuk kamu. kamu pantas menerimanya." ucap Sony dengan bijak.

    "tapi kak-"

   "Iya Emma, terima saja nanti aku mau kursus sama kamu." ucap Reina yang memotong pembicaraan Emma.

   Emma bingung mau berbuat seperti apa, dia masih memulai merintis usahanya sendiri di Bali. bahkan usaha itu masih hitungan bulan dan masih butuh perhatian penuh darinya. itu adalah usahanya sendiri dengan hasil kerja kerasnya selama ini. Sherin memang sudah pandai dan paham semua resep-resep yang dia ajarkan dan dia bisa mempercayai Sherin.

    "maaf Papi, Emma masih bingung. Emma masih butuh waktu fokus untuk yang di Bali karena usaha pertama yang Emma rintis. jadi Emma masih ingin ikut turun tangan secara langsung." ucap Emma panjang.

   Yoga Pradipta Wijaya tersenyum akan jawaban dari Emma. dia takjub akan pendirian dari Emma yang masih ingin mempertahankan usahanya dari nol.

   "baiklah Emma Papi mengerti, Papi akan kasih kamu waktu 1 tahun untuk mengelola usaha di Bali.

   

TERJERAT CINTA PRIA ANGKUH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang