Pov Emma ( bag 1 )

85 1 0
                                    

       waktu terus berjalan hingga pada akhirnya aku bertemu dan di tolong oleh pak Andra.

waktu itu sebenarnya jadwal aku libur, karena rasa tanggung jawab karena permintaan mas Farhan sebagai pemilik cafe yang sedang mengurus pekerjaannya di luar negeri, aku di tugaskan sebagai penanggung jawab cafe pelangi ini. Ya, aku menerima dan menjalankan amanah yang dia berikan pada aku.

    pagi-pagi seperti biasa aku membuat sarapan lalu sarapan bersama dengan sahabat aku Qonita. setelah sarapan aku ijin dengannya untuk berangkat ke cafe untuk mengecek dan membantu membuat dessert box yang akan di jual hari ini.

     Qonita sebenarnya ingin mengantarkan aku tapi aku menolaknya karena dia juga butuh liburan dan istirahat, sedangkan hari ini juga ada kurir paket datang, itu kiriman dari Mamaku, takut di rumah tidak ada orang paketnya tidak sampai kepadaku.

      setelah berdebat kecil dan juga alasan aku yang cukup menyakinkan Qonita, Qonita akhirnya memberikan ijinnya dia akan menunggu di rumah dengan catatan aku harus pulang jam 1 siang karena aku juga butuh waktu untuk istirahat dari pekerjaan agar aku tidak tumbang nantinya.

     tepat pukul 12 siang aku sudah selesai membuat dessert box, lalu aku menemui Farhan di ruangannya untuk menyampaikan pesan dari teman-teman, mereka sedikit kewalahan jika ada salah satu dari mereka libur bekerja.

     Dessert box yang disajikan di cafe ini tidak hanya di makan di tempat tapi bisa mereka bawa pulang juga, jadi team pembuat dessert box minta untuk penambahan karyawan agar bisa menjadi 2 shift sehari.

     setelah negoisasi dengan mas Farhan dan menemukan titik terang akhirnya aku berpamitan untuk pulang karena aku bekerja hanya setengah hari saja hari ini. tepat pukul 1 siang aku sampai di kontrakan dan ternyata kurir paket dari Mamaku juga baru datang, ada rasa bahagia karena paketnya sudah aku terima yang isinya camilan dan makanan kesukaan aku, aku rindu sekali dengan masakan Mama.

    saat sore hari aku memutuskan untuk pergi berbelanja kebutuhan pokok di supermarket terdekat, dan lagi-lagi aku menolak Qonita untuk mengantarkan aku, aku tahu dia ingin pergi ke tempat saudaranya sore itu tidak ingin membuat rencana Qonita berantakan.

    aku berjalan kaki menuju supermarket terdekat sambil jalan-jalan menikmati suasana sore hari. jarang-jarang aku bisa seperti ini, hitung-hitung olahraga sore hari.

    saat melewati jalan pintas aku bertemu dengan segerombolan pemuda berandalan yang aku tebak mereka tengah minum-minuman keras. aku berjalan cepat melewati mereka, tidak mungkin bagiku untuk memutar balik.

    begitu aku sampai di jalan raya salah satu dari mereka menarikku dan aku refleks menendangnya dan berlari menjauh dari mereka, tapi perbuatan ini justru membuat mereka marah dan mengejarku, aku di kepung oleh 4 kawanan mereka ada rasa takut menjalar di hati ini, tapi aku menepiskan dan bersikap sok berani untuk melawan mereka.

   saat sedang ketakutan dan terdesak aku bersyukur ada yang menolongku saat ini, pria itu menghajar kawanan preman tersebut hingga babak belur hingga mereka pergi meninggalkan kami.

   Kulihat sesaat ternyata yang menolongku pak Andra. aku meminta maaf dan berterima kasih kepadanya, kulihat ada memar di wajahnya, hati ini merasa bersalah seketika.

    dia menyuruhku untuk ikut dengannya, aku pun menurut dan ikut dengannya. seperti biasa di dalam mobil hanya ada keheningan, saat aku memecahkan keheningan itu tapi tidak ada respon apa pun dari Andra. aku pikir aku akan diantarkan pulang dengannya tapi siapa sangka, aku dibawa ke apartemen miliknya.

    aku bersikeras tidak mau ikut dan tetap berada di dalam mobilnya, siapa sangka dia langsung membuka pintu samping dan menggendongku keluar dari mobil tersebut.

    aku berteriak untuk di turunkan tapi ternyata tidak di hiraukan olehnya, aku melihat sekeliling banyak pasang mata yang menatap heran ke arah kami, akhirnya aku pun terdiam dan menutup mata karena malu jadi pusat perhatian banyak orang.

    aku tidak tahu kalau kami sudah tiba di dalam apartemennya, dan tiba-tiba dia menjatuhkan aku di lantai, memang sih lantai itu dilapisi karpet bulu tebal tapi tetap saja jika di jatuhkan begitu saja akan terasa sakit bukan.

     namun, apa yang terjadi Andra pergi begitu saja dan meninggalkan aku yang kesakitan. sempat terkagum dengan ruangan ini, sungguh indah dan terlihat sangat nyaman dan hangat sekali.

   aku berkeliling melihat-lihat ruangan ini, semua aku lihat dan mataku melihat ada sebuah pintu pertama yang aku pikir itu jendela saat aku buka ternyata itu pintu balkon.

    luar biasa indahnya melihat suasana dari kamar ini, aku menikmati sore hari disini beberapa saat. dan aku memutuskan untuk masuk kembali untuk mencari Andra. tapi ternyata si pemilik hunian ini tidak kunjung keluar juga dari kamarnya, sungguh hati ini ingin mengetok pintu kamar itu tapi aku urungkan karena aku takut mengganggunya dan dia akan marah nantinya. aku memutuskan untuk menunggunya saja dan menonton film kartun sebagai hiburan. entah aku merasa lelah hari ini, tanpa sadar aku pun tertidur di sofa depan televisi yang masih menyala.

    saat aku terbangun kurasa hari sudah malam, tapi aku tidak tahu jam berapa, aku tertidur cukup lama sepertinya. saat aku merasa kebingungan tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara bariton pak Andra yang mengatakan aku seperti putri tidur.

    Ya ampun untung aku tidak mempunyai penyakit jantung, kalau tidak entah mungkin aku sudah jantungan di sini. aku hanya mengucapkan maaf karena telah ketiduran di sofa ini, selain itu dia kembali menyuruhku untuk mandi dan berganti pakaian yang telah dia sediakan di dalam paperbag di kamarnya.

   aku pun menurut dan bergegas memasuki kamar pak Andra, begitu membuka pintu kamar bau harum parfum maskulin aroma kayu-kayuan di kamar itu membuatku merasa nyaman. ada sesuatu rasa yang menjalar di hati ini tapi aku tepis.

    aku bergegas mengambil paperbag itu dan ternyata bajunya tidak hanya 1 ada beberapa baju, aku mengambil satu setel baju dan bergegas masuk ke kamar mandi dan segera mandi agar lebih terlihat fresh.

    segar rasanya setelah aku mandi, tapi sayangnya aku tidak ada make up atau skincare yang biasa aku gunakan sehari-hari. sungguh sial untuk hari ini.

    semoga setelah ini aku segera bisa pulang dan melupakan kesialanku.

TERJERAT CINTA PRIA ANGKUH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang