Laris Manis

177 2 0
                                    

       "Emma kamu melihat Andra di cafe hari ini?" tanya Sony saat sedang mencari Andra di cafe pelangi.

     "tidak ada pak Andra di sini pak Sony, dari tadi saya bertugas di depan." jawab Emma singkat.

    "maaf pak tadi memang pak Andra kemari, tapi setelah dia mencari Emma saya mengatakan Emma sedang keluar dengan pak Farhan. dia langsung pergi begitu saja pak." ucap Lisa menambahi.

    "baiklah terima kasih." ucap Sony pada Emma dan Lisa.

    "memangnya tadi pak Andra kemari, Lis? tanya Emma saat Sony sudah pergi meninggalkan cafe.

    "iya Emma, tadi pak Andra datang kemari sekitar jam 11 siang. aku mempersilahkan masuk dan dia mencari kamu. aku katakan saja kamu sedang keluar dengan pak Farhan. bukannya kamu memang sedang keluar dengan pak Farhan? lalu dia langsung pergi begitu saja Emma." ucap Lisa menjelaskan dengan detail.

     "memang tadi aku pergi dengan Farhan untuk mencari bahan pembuatan kue dan dessert yang aku gunakan, tapi kenapa pak Andra harus mencari aku? ada apa sebenarnya dia mencari aku?" gumam Emma mengerutkan kening.

   "Emma, kamu melamun? sedang memikirkan pak Andra?" tanya Lisa saat itu juga.

    "tidak, tapi aku bingung ada apa pak Andra mencari aku ya Lis, aku penasaran ada hal penting apa dia mencari aku tadi. tapi memang dia meminta aku untuk melayaninya saat dia datang ke cafe ini. sudahlah tidak usah dipikirkan kamu kembali bekerja saja." ucap Emma menceritakan pemikirannya.

   "baiklah kamu makan saja dahulu, dari tadi kamu belum makan bukan?" tanya Lisa sekaligus menyuruhnya beristirahat.

     "kamu tahu saja Lisa, aku belum makan siang, aku tinggal istirahat dulu yah." pamit Emma meninggalkan Lisa sendirian di meja kasir.

   Emma terus memikirkan Andra, sebenarnya dia penasaran dengan Andra yang mencarinya dan langsung pergi ketika dia tidak menemukan dirinya. namun, Emma merasakan ada hal aneh. bukankah dia bisa memesan kepada pelayan lain di sini, bukankah pelayan di cafe pelangi banyak, kenapa harus dirinya yang harus melayaninya?

   "pergi kemana kamu Andra, apa karena Emma sedang pergi bersama Farhan kamu langsung cemburu begitu saja, harusnya kamu bersikap lebih dewasa. kamu saja belum menyatakan apa-apa kepada Emma tapi kamu langsung marah saat mengetahui Emma pergi dengan laki-laki lain. jangan sampai emosi menguasai kamu Andra, semoga kamu tidak membuat masalah kembali." batin Sony cemas sambil berjalan pergi meninggalkan cafe.

    "hai! melamun saja kamu Emma." ucap Qonita yang tiba-tiba datang mengagetkannya.

    "kamu ini Nit, suka sekali membuat aku terkejut." protes Emma memarahi Qonita.

    "habisnya kamu melamun saja dari tadi, makanya aku samperin kamu sebelum kamu kesambet." ucap Qonita yang terus menggoda.

    "Ah kamu ini Nit, mana ada orang kesambet di siang hari bolong begini. aku mau makan dulu, perut aku sudah lapar sudah minta diisi." ucap Emma ketus melanjutkan makan siangnya.

    setelah beristirahat dan makan siang, Emma bergegas melangkah masuk menuju depan untuk melihat apakah stock dessert yang dibuatnya masih mencukupi atau tidak sampai malam nanti.

    dessertnya masih banyak atau tinggal sedikit, Nit? tanya Emma sambil melihat ke arah Qonita.

    "iya Emma stock dessertnya tinggal sedikit, banyak yang memilih dessert yang kamu buat dari pada menu lainnya. dessert yang kamu buat memang enak, jadi wajar kalau mereka memilih dessert kamu sebagai menu wajib pilihan mereka." ucap Banu ikut menambahkan.

    "aku rasa kalau kamu membuat cafe sendiri pasti banyak pelanggan yang datang." ucap Qonita lagi.

   "doakan saja semoga ke depannya aku bisa membuka usaha sendiri nantinya." jawab Emma tersenyum optimis.
   
     Dret! Dret!!

     ponsel milik Emma berbunyi, sepertinya ada pesan masuk. namun, dia tidak mengenali nomor tersebut yang tertera di layar ponselnya.

    "Emma besok sore bisakah kita bertemu di cafe mawar jam 4 sore." from Sony.

    "hah! pak Sony meminta aku untuk menemuinya, ada apa sebenarnya? baik pak, besok sore saya akan ke cafe mawar. sebenarnya ada apa pak Sony?" tanya Emma.

    "besok temui saja saya di sana Emma, ada yang ingin saya bicarakan pada kamu. saya tunggu besok." jawab Sony.

    "baik pak Sony." ucap Emma singkat.

     setelah membalas pesan dari Sony. dia menyimpan ponselnya di meja rias dan segera bersiap-siap untuk memasak menu makan malam.

   Ya, Emma memang lebih sering memasak sendiri karena lebih hemat tentu saja juga lebih higienis, bahkan dia bisa menabung sebagian gajinya untuk masa depannya nanti kalau dia tidak lagi bekerja di ibukota. Emma akan pulang kembali ke kampung halamannya tempat orang tuanya tinggal.

    setelah berkutat hampir 1 jam. akhirnya selesai juga masak malam hari ini, dan Emma pun menata hasil masakannya di meja makan untuk di santap bersama Qonita. karena Qonita shift malam maka dia menyisihkan sebagian makanannya untuk Qonita agar dia bisa makan malam setelah pulang bekerja nanti. Emma melanjutkan dengan mencuci piring semua peralatan yang digunakannya dengan bersih dan menaruhnya kembali dengan rapi. selesai mencuci piring dan memastikan jendela dan pintu terkunci, dia memutuskan masuk ke kamar untuk beristirahat.

     "aku tidak khawatir kalau seandainya Qonita pulang dan aku ketiduran tidak mendengarnya karena dia membawa kunci cadangan rumah ini." gumam Emma sambil merebahkan tubuhnya yang terasa lelah.

     Tok! tok! tok!

     "Emma apa kamu sudah tidur?" teriak Qonita dari luar.

    "ada apa Nit, masuk saja." ucap Emma sambil mengerjap-ngerjapkan matanya.

    "kamu ketiduran Emma?" tanya Qonita sambil melangkah berjalan masuk ke dalam kamar.

    Iya Nit, aku rasa aku ketiduran karena kelelahan hari ini. bagaimana dessert yang aku buat habis atau tidak, Nit?" tanya Emma antusias karena tadi dia membuat dessert tambahan agar mencukupi hingga malam sampai cafe tutup.

    "kalau masalah itu tidak usah khawatir, semua dessert buatan kamu habis tidak tersisa." jawab Qonita sambil tersenyum lebar.

    "kamu yakin Nit? tadi sebelum pulang aku membuat dessert tambahan banyak sekali." tanya Emma selidik.

    "benaran Emma, mana mungkin aku berbohong. tadi ada pak Sony datang ke cafe memborong dessert kamu, entah buat apa dessert itu waktu aku tanya katanya untuk acara sepecial. apa untuk kekasihnya Emma?" tanya Qonita penasaran.

    "mana aku tahu, aku bukan cenayang yang bisa mengetahui apa-apa. kamu ini ada-ada saja Qonita." ucap Emma terkekeh sambil cekikikan.

TERJERAT CINTA PRIA ANGKUH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang