tawaran pulang dengan Andra

136 1 0
                                    

      "selamat pagi pak, ada yang ingin bertemu dengan anda jam 9 nanti." ucap Laura sekretaris Andra.

    "siapa?" tanya Andra dengan suara baritonnya.

    "namanya pak Farhan, katanya beliau membuat janji dengan anda seminggu yang lalu." ucap Laura menerangkan.

    "Cancel saja! saya ada keperluan mendadak." jawab Andra dengan tegas.

   "baik pak, saya permisi kembali ke ruangan saya." pamit Laura sambil menutup pintu ruangan.

    setelah Laura keluar dari ruangan Andra, Sony pun langsung masuk ke dalam ruangan Andra.

    "ada masalah lagi Andra?" tanya Sony bersimpati.

   "apa Farhan bekerjasama dengan perusahaan kita?" tanya Andra sambil memijit pelipisnya yang entah akhir-akhir ini dia merasa pusing.

    "masalah Farhan? tidak usah kamu pikirkan. kemarin dia datang kesini mengajukan kerjasama dengan kita tapi masih aku pertimbangkan, biarkan aku yang mengurus semuanya. tapi setelah aku membereskan masalah yang terjadi di Italia. aku hari ini harus segera terbang ke sana dan kamu juga ada jadwal bisnis besok ke Dubai ingat itu, setelah di Italia beres aku akan segera menyusul kamu." ucap Sony berbicara panjang.

    "aku curiga ada yang sabotase, bereskan semua sampai ke akar-akarnya jika membutuhkan tenaga bantuan hubungi saja Rocky, biar dia yang membereskan." ucap Andra dengan sorot mata tajam.

    "masalah itu tenang saja, jangan lupa kamu ada rapat dengan LUV Group di resto Veeree jam 12 siang ini aku tidak bisa menemani." ucap Sony sambil terkekeh.

    "dasar memangnya aku anak kecil yang harus minta kamu temani." ucap Andra kesal.

    mereka berdua tertawa bersama menghibur satu sama lain.

    "hari yang melelahkan bukan Emma?" tanya Qonita saat mereka sedang menikmati makan siang bersama.

   "Iya Nit, hari ini cafe sangat ramai sekali hingga aku membuat extra dessert lebih banyak." jawab Emma sambil membuang napas panjangnya.

    "pak Farhan tidak memberi kabar sama kamu, kapan dia kembali lagi." tanya Qonita sambil memasukkan satu potong buah jeruk ke dalam mulutnya.

    "tidak Nit, aku hanya memberikan laporan harian saja tapi tidak pernah dia buka, mungkin dia sedang sibuk. lebih baik kita jalani saja pesannya untuk menjaga cafe ini. buruan kita selesaikan makannya setelah itu kita harus kembali bekerja lagi, kasihan yang lainnya." ucap Emma tegas karena memang hari ini sangat sibuk sekali jadi untuk istirahat makan saja mereka harus cepat-cepat karena harus bergantian dengan yang lainnya.

    waktu menjelang sore hari bagi Emma dengan teman-teman shift pagi telah selesai. namun, dia masih enggan meninggalkan cafe tempat dia bekerja karena masih ingin membuat dessert lagi, agar para pelanggan yang mengunjungi cafe dan mencari dessert tidak kecewa.  sudah tidak di ragukan lagi dessert yang dibuat oleh Emma sangatlah nikmat hingga menjadi menu favorit jika ke cafe pelangi. tidak hanya untuk di nikmati di tempat kadang sebagian memesan untuk dibawa pulang dan di nikmati oleh keluarga masing-masing.

    "Emma kamu belum selesai juga? biar aku bantu kamu." ucap Qonita riang, karena melihat sahabatnya yang bekerja extra hari ini tidak merasa kelelahan, maka dia pun berinisiatif untuk ikut meringankan pekerjaan Emma, meski dia sendiri juga lelah.

   "Emma di depan ada pak Andra, kamu mau melayaninya atau tidak?" tanya salah satu teman Emma.

    "aku ke depan saja, aku tinggal sebentar." pamit Emma karena terburu-buru.

    "selamat malam pak silahkan menunya." ucap Emma sambil tersenyum ramah seperti biasanya.

   Andra begitu senang ternyata wanita yang dia cari masih belum pulang dari bekerja, jadi keberuntungan bagi Andra hari ini untuk menambah moodnya bisa melihat wajah dan senyum manis milik Emma.

    "hot cappucino." ucap Andra dengan suara lirih.

   "baik pak ditunggu pesanannya, saya permisi dahulu." pamit Emma dan segera bergegas membuatkannya.

     setelah membuat dan mengantar pesanan Andra, Emma langsung menuju dapur dia baru teringat meninggalkan Qonita di sana untuk meneruskan pekerjaannya tadi.

    "aduh Qonita, maaf aku sudah merepotkan kamu." ucap Emma merasa tidak enak hati karena pekerjaannya hampir diselesaikan oleh Qonita.

    "tidak apa-apa Emma, aku senang bisa membantu kamu. aku bisa belajar juga bukan? tapi maaf tidak sebagus buatan kamu." ucap Qonita terkekeh.

    "tidak apa Qonita, namanya juga kamu masih pemula, tapi menurut aku sudah bagus dan menarik. besok-besok aku ajarin kamu kursus sepecial. Ayo bawa ke depan setelah itu kita pulang dan cari makan malam sekalian. aku sudah lelah mau memasak untuk makan malam kita, jadi aku traktir kamu makan malam ini." ucap Emma dengan wajah ceria.

    "asik, makan sepuasnya aku malam ini." pekik Qonita senang sambil tertawa riang.

    "siap deh, apa sih yang gak buat sahabat aku ini yang sudah rela membantu aku." ucap Emma tertawa senang.

    setelah menaruh semua dessert yang sudah mereka buat di lemari pendingin, Emma bergegas pulang tapi sebelum itu dia melayani Andra terlebih dahulu dan akan berpamitan untuk pulang, agar tidak terjadi masalah nantinya.

     "kamu shift sore? tanya Andra, setahu dia Emma hanya bertugas di shift pagi saja.

    "tidak pak, sebenarnya saya shift pagi. namun, hari ini cafe begitu ramai jadi saya lembur untuk membuat dessert box terlebih dahulu. agar jika ada yang membeli dessert di cafe ini, tidak ada yang merasa kecewa karena telah kehabisan stock dessertnya." jawab Emma menjelaskan yang sebenarnya.

    "saya antar kamu pulang." ucap Andra dengan dingin dan menarik tangan Emma.

    "maaf pak, saya pulang bareng dengan Qonita sahabat saya saja, karena kami juga satu kontrakan." ucap Emma berusaha menjelaskan.

   Emma hanya merasa tidak nyaman jika tiba-tiba dia harus diantar Andra sosok pria tampan yang sedang memegang pergelangan tangannya.

    "tidak ada penolakan!" ucap Andra tegas dengan sorot mata yang tajam dan rahang yang mengeras. mengisyaratkan jika Emma harus mengikutinya dan tidak boleh melawan.

    "ta-tapi bolehkah saya pamit sebentar dengan sahabat saya pak, sekalian mengambil tas saya yang masih berada di dalam." ucap Emma sambil menunduk takut.

    "cepat! aku tunggu di luar." ucap Andra berbisik dengan suara lembut di telinga Emma lalu dia berjalan meninggalkan Emma.

   Emma tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan bergegas menemui Qonita yang menunggunya, dia juga malu karena seketika menjadi pusat perhatian di cafe tersebut.

TERJERAT CINTA PRIA ANGKUH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang