POV FARHAN

65 1 0
                                    

      Emma bergegas menuju ruangan milik Farhan. dia mengetuk pintu dan segera masuk saat sudah ada jawaban dari dalam.

    "ada apa Emma? kamu kemana saja, aku sudah menghubungi kamu tapi kamu tidak menjawabnya." ucap Farhan saat dia melihat Emma melenggang masuk ke ruangannya.

    "aku baik-baik saja, aku sedang sibuk membuat pesanan pelanggan di apartemen, mas. aku kesini juga membawa pesanannya." jawab Emma menjelaskan.

    "maafkan aku Emma, aku tidak bermaksud untuk tidak membuat kamu sedih, tapi aku ingin membuat kamu mengenalnya, dia bukan orang yang baik. aku tidak mau jika dia menyakiti kamu." ucap Farhan dengan suara lirih.

   "sudahlah mas, aku kesini hanya ingin meminta izin dari kamu untuk beberapa hari aku tidak masuk bekerja, aku ingin menenangkan diri aku dahulu." ucap Emma mengambil keputusannya.

    "kamu ingin kemana? biar aku temani yah? atau mau aku antar?" ucap Farhan menawarkan kebaikan.

   "tidak usah, biarkan aku sendiri. aku mohon hanya untuk sesaat saja tidak lama." mohon Emma, karena dia benar-benar butuh untuk menenangkan hatinya. dia juga tidak mungkin berada di apartemen Andra saat ini.

    "baiklah kabarin aku jika kamu butuh sesuatu. aku akan senang hati membantu kamu." ucap Farhan menyerah karena dia juga tidak mau membuat Emma terus menerus bersedih dan membuatnya tidak nyaman.

    "Ya sudah aku keluar dahulu." pamit Emma bergegas menuju ke depan.

    Farhan hanya menatap Emma dengan perasaan yang tidak menentu.

    "semoga kamu sadar, Emma dan kamu meninggalkan Andra." gumam Farhan dengan suara lirih.

    Emma menunggu Ibu Indira untuk mengambil pesanannya.

  "selamat siang bu." sapa Emma dengan ramah.
  "siang Emma. kamu semakin hari semakin cantik saja." ucap Indira memberi pujian sambil tersenyum menatap Emma.

    "terima kasih bu Indira atas pujiannya." ucap Emma tersenyum manis.

    "tapi memang benar kamu semakin cantik apalagi dengan dress putih yang kamu gunakan, menambah kesan anggun." ucap Indira tersenyum senang.

    "Bu Indira bisa saja." ucap Emma sambil tersenyum mengambil sample dessert pesanan bu Indira dan mempersilahkan untuk mencobanya terlebih dahulu.

    "wah, sepertinya lezat sekali, Emma. boleh jelaskan apa ini?" tanya Indira sambil menikmati dessert yang disajikan oleh Emma.

   "saya membuat blueberry eton mess, dessert ini perpaduan dari buah blueberry, maringue dan krim kocok. sedangkan satunya saya buat khusus untuk suami ibu, sebagai hadiah kecil dari saya. saya membuatkan success cake, cake ini merupakan gluten free dengan tambahan almond marigue serta krim manis yang terbuat dari gula, krim, kuning telur serta mentega. success cake ini memiliki perpaduan yang lembut dan juga creamy." ucap Emma menjelaskan dengan detail.

    "hmm... ini lezat sekali Emma, kamu memang pintar membuat hidangan penutup yang benar-benar spesial untuk saya. terima kasih Emma, saya yakin suami dan anak-anak saya pasti menyukainya." ucap Indira tersenyum senang.

    "terima kasih bu Indira atas kepercayaan ibu kepada saya." ucap Emma tersenyum bahagia mendengar pujian dan keberhasilannya membuat pesanan spesial untuk tamu spesial.

       POV ANDRA

   
         melihat Emma bersedih membuatku ikut merasakan kesedihannya, tapi aku lebih memilih hal ini terjadi sebelum terlambat. namun, dugaanku benar selama ini bahwa Emma menaruh hati pada Andra. jika dia tidak memakai hati mana mungkin dia akan menangis dan sedih saat melihat bukti-bukti yang aku tunjukkan, terlihat dari sorot matanya dia terkejut sekaligus kecewa. itulah yang aku bisa pahami darinya.

     aku harus bisa merubah cara pandangnya terhadap Andra. Andra bukanlah orang yang tepat untuk Emma. Emma berhak mendapatkan orang yang lebih baik lagi. segala cara telah aku lakukan untuk berusaha mengingatkannya tentang siapa Andra sebenarnya, tapi Emma selalu menyangkal dengan dalih itu hanya rumor, hanya masa lalu.

     hanya ini pilihan terakhir yang aku punya, menunjukkan bukti betapa berbahayanya seorang Yosandra Regan Pradipta Wijaya. tapi hari ini saat kamu datang dan meminta izin untuk beberapa hari, membuatku menjadi khawatir. sedalam itukah kamu mencintainya, Emma? sampai kamu harus meminta izinku untuk menyendiri dan tidak mau aku temani.

     "awasi wanita yang aku kirim fotonya ke kamu, ikuti dia kemanapun dia pergi. dan laporkan kepadaku semuanya." perintah Farhan dari seberang telponnya.

     "baik bos, kami siap menjalankan tugas." jawab pria dari seberang telponnya.

     Tut! Tut! Tut!

      sambungan telpon pun terputus sepihak.

    hanya ini sementara yang bisa aku buat. jika kamu langsung mengetahuiku bahwa aku mengikutimu, mungkin kamu akan pergi jauh juga dariku. 

      akan aku cari tahu penyebab kamu harus di tahan oleh Andra, tidak mungkin murni balas budi saja. pasti ada hal lain yang kamu sembunyikan. aku akan selalu membantumu, Emma. kamu wanita berharga yang sayang jika disakiti, kamu wanita yang harus di lindungi.

     maaf caraku yang sedikit memaksamu kali ini. kalau pun bukan Andra yang ada di dekatmu mungkin aku sedikit tenang tidak begitu mengkhawatirkannya, tapi ini seorang Yosandra Regan Pradipta Wijaya yang sedang berada di dekatmu. aku tidak bisa tenang-tenang saja dan akan selalu khawatir.

    kucoba untuk meminta tolong Qonita untuk memberitahu kepadamu, tapi kenyataannya sama saja kamu tidak menghiraukannya, kamu terlihat membelanya. semua orang tahu siapa Andra sebenarnya. tapi aku sedikit lega setiap aku melihatmu dalam keadaan baik-baik saja, yang menjadi pertanyaaku kenapa Kamu tidak pernah membiarkan aku untuk masuk ke dalam apartemennya setiap aku menjemputnya? ada apa di dalam sana? mengapa aku harus menunggunya di lobby saja?

      entahlah aku merasa ada yang janggal atas semua ini. semenjak Emma mengenal Andra, dan semenjak dia tinggal di apartemen Andra. dia sangat jarang sekali mencurahkan isi hatinya, dia lebih banyak memendamnya sendirian. biasanya aku atau Qonita yang menjadi pendengar setianya.

      kamu selalu mencurahkan setiap kegalauanmu kepada kami. melihatmu berubah membuatku tidak nyaman. aku berharap Emmaku kembali seperti dahulu sebelum mengenal Andra.

     aku tahu, pasti ada resiko jika melawan seorang Yosandra Regan Pradipta Wijaya. dia tidak akan segan-segan membuat perhitungan jika terusik. apalagi ini, Emma yang menjadi tahanan bagi Andra. aku harus siap melawan Andra apapun dan bagaimanapun caranya, demi Emma.

     "kamu sebenarnya mau pergi kemana Emma? mengapa kamu mendadak memutuskan hal seperti ini? jika kamu butuh sandaran aku atau sahabatmu Qonita selalu ada buatmu tanpa kamu harus pergi sendirian seperti ini." gumam Farhan sambil mengusap dan memegang kepalanya. katakanlah jika Farhan saat ini sedang tertekan dan syok akan izinnya Emma hari ini.

    "Kuharap kamu baik-baik saja dan segera kembali." harapan Farhan.

   

TERJERAT CINTA PRIA ANGKUH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang