Awal Bertemu

359 5 0
                                    

        "Emma kamu tidak apa-apa kok senyum-senyum sendiri, habis dapat bonus hati ya dari pak Farhan." ucap Qonita sahabat Emma sambil tertawa.

    "Husss! kamu tuh Nit, ada-ada saja mana mungkin aku jadian sama pak Farhan. pak Farhan bos kita sedangkan aku tidak ada apa-apanya, mimpinya jangan tinggi-tinggi nanti jatuh gedebuk sakit lho, Nit." ucap Emma sambil tersenyum melihat Qonita yang melongo atas perkataan sahabatnya ini.

     "Emma tunggu jelasin dulu ke aku ada apa Emma?" pekik Qonita sambil mengejar Emma yang telah sampai di depan siap untuk melayani para pelanggan yang akan makan atau sekedar nongkrong di cafe milik Farhan.

     "selamat siang selamat datang di cafe pelangi." ucap Emma yang sedang menyambut tamu yang baru masuk di cafe tersebut dan mengantarkan tamu ke tempat duduk yang kosong.

     "silahkan pak buku menunya, ingin langsung memesan atau ingin lihat menunya dahulu." ucap Emma kepada tamu tersebut dengan ramah.

    "Espresso dan brownies." ucap salah seorang pria tersebut tanpa melihat Emma dan membuka menu.

    "huft! tanpa menatap tanpa senyum juga, apa mungkin langganan sini ya? tapi aku tidak pernah melihatnya." batin Emma berbicara dalam hati.

     "mba aku pesan ice cappucino dan pancake." ucap pria satunya sambil tersenyum dan mengembalikan dua buku menu yang tadi diberikan Emma.

     "baik tunggu sebentar pak, saya siapkan." ucap Emma tersenyum sambil mengambil buku menu dan berlalu dari orang tersebut.

     setelah mencatat semua menu pesanan tamunya, Emma bergegas mencatat ulang menunya di mesin kasir agar memudahkan saat pembayaran nantinya.

     "Emma lihat deh pak Andra dan pak Sony mereka ganteng-ganteng banget ya, tapi sayangnya pak Andra dingin, cuek tidak segan-segan kalau ada perbuatan yang tidak menyenangkan dia akan marah, hati-hati melayani pak Andra jangan sampai dia tersinggung. beda dengan pak Sony orangnya ramah murah senyum pokoknya gemesin banget deh, mau aku jadi istrinya." ucap Qonita sambil tersenyum dan memandangi kedua tamu tersebut.

    "ngehalu mulu deh kamu Nit, sudah sana kerja lagi. tuh tamu barusan keluar bersihin piring dan mejanya biar bisa dipakai lagi kalau ada tamu datang." ucap Emma sambil berlalu meninggalkan Qonita yang masih terpesona dengan Andra dan Sony.

     "jadi namanya Andra yang tidak ada ramah maupun senyum, kalau tidak arogan dan murah senyum mungkin ganteng juga melebihi pak Sony. menyebalkan sekali jangan sampai aku melayani setiap hari kalau dia datang kemari." batin Emma menarik napas panjang lalu membuangnya.

    saat Emma tengah asik merapikan meja kasir dan melihat-lihat ke seluruh ruangan cafe, dia dikagetkan dengan suara Farhan.

    "Emma ayo istirahat dulu sudah jam istirahat bukan? jangan paksakan buat bekerja terus, ingat kesehatan harus di jaga." ucap Farhan yang tiba-tiba datang di belakang Emma.

    "astaga pak Farhan ngagetin saja, untung aku tidak punya penyakit jantung. kalau punya sudah jantungan kali aku di sini."  ucap Emma dengan nada ketus.

    "hahaha tidak juga Emma, masa sampai segitunya. lebay banget kamu tuh! jangan kebanyakan melamun kalau bekerja nanti kesambet baru tahu rasa." ucap Farhan sambil tertawa dan mengacak rambut Emma dengan gemas.

    Ya, Farhan menganggap Emma sebagai adik perempuannya, karena Farhan tidak memiliki saudara perempuan. semenjak bertemu Emma dunia Farhan berubah menjadi lebih berwarna dan bisa tersenyum.

    "ayo kita makan siang dulu dari tadi masih sibuk saja, bukannya sudah ada shift 2 yang jagain." ucap Farhan terus membujuk Emma.

    "iya, pak ini juga mau istirahat. saya ke dalam dulu pak mau makan siang sudah lapar." ucap Emma berpamitan sambil beranjak pergi meninggalkan Farhan di meja kasir.

   "tunggu Emma! aku yang ngajakin kenapa aku yang ditinggal?" ucap Farhan sambil mengejar Emma berlari pelan di belakangnya.

    "saya mau makan bareng Qonita, pak Farhan mau ikut gabung makan siang bersama kita? tadi di rumah aku masak banyak buat bekal makan siang hari ini." ucap Emma menawarkan pada Farhan.

    "tapi aku juga sudah bawa bekal, kita makan sama-sama." ucap Farhan dengan suara lembut.

    Farhan pergi ke ruangan kerjanya untuk mengambil kotak makan siang yang dia bawa dari rumah. dia menghampiri Emma dan Qonita di ruangan khusus karyawan. Farhan tidak malu untuk makan dan bergabung dengan semua karyawannya, dia menganggap semua karyawannya adalah teman, hanya status yang membedakan saja.

     Farhan, Emma dan Qonita menikmati makan siangnya bersama dengan canda dan tawa.

    "huff capek juga akhirnya bisa rebahan di kasur ini." ucap Qonita yang juga teman satu kontrakan dengan Emma.

     "aku juga sama hari ini merasakan lelah sekali, aku mau mandi dulu setelah itu aku mau cerita sesuatu sama kamu." ucap Emma sambil beranjak melangkah pergi ke kamar mandi.

    "oke Emma, aku juga mau mandi sudah gerah dan lengket semua badanku, cepat ya mandinya." teriak Qonita di dalam kamar Emma.

    Qonita memang sering berada di dalam kamar Emma, kecuali waktu malam hari untuk dia tidur beristirahat barulah dia akan berada di kamarnya sendiri, dia merasa sepi jika berada di dalam kamar sendirian.

     setelah Qonita selesai mandi, dia langsung menghampiri Emma, dia penasaran dengan cerita dari sahabatnya ini.

    "kamu mau cerita apa Emma, sepertinya serius sekali." tanya Qonita sambil mengeringkan rambut dengan handuknya.

     "tadi pagi aku ditawarin pak Farhan untuk pindah di bagian pastry kitchen untuk membuat dessert yang serupa  dengan yang aku buat kemarin, kata pak Farhan kemarin dessert aku di bawa pulang lalu dicicipi sama Maminya yang katanya enak dan cocok dilidah Maminya. lalu aku

ditawarin kerja sama dengan pak Farhan, dia menyuruh aku fokus membuat aneka dessert lalu dijual di cafe tempat kita kerja. aku bingung mau terima atau tidak. pak Farhan juga menjelaskan masalah royalty yang akan aku terima agar aku tidak ragu pak Farhan akan membuatkan kontrak perjanjian." ucap Emma menjelaskan sambil menatap ke arah Qonita.

    Qonita terkejut dengan hal apa yang di sampaikan oleh Emma, dia tidak menyangka bosnya ini langsung menawarkan kerjasama yang bagus untuk Emma.

    

TERJERAT CINTA PRIA ANGKUH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang