Pernyataan Pahit

91 1 0
                                    

      sinar matahari yang masuk lewat celah-celah tirai jendela membuat Emma terbangun, dia tidak menyangka bahwa semalam dia tidak bisa tidur gara-gara hanya memikirkan Andra.

    Emma tidak menduga bahwa lantai 2 ini memiliki 2 kamar. betapa malunya dia sempat memiliki pemikiran bahwa dia akan tidur bersama Andra malam tadi. membayangkan kejadian malam tadi membuat Emma tersenyum sendiri, rasa marah terhadap Andra lenyap sudah atas kejadian semalam.

    "Ah lebih baik aku segera keluar saja, sepertinya ini sudah terlalu siang." gumam Emma bergegas bangun berjalan melangkah menuju kamar mandi.

    Emma segera membersihkan dirinya, dia menggunakan dress pink dan mengerai rambutnya. setelah selesai dia keluar dari kamarnya dan turun ke lantai bawah.

   "sepi sekali villa ini, mana mungkin mas Andra belum bangun." gumam Emma sambil melihat sekeliling.

   Emma segera berjalan ke arah dapur dan berharap ada seseorang, tapi sama saja kosong tidak ada orang sama sekali. dia melihat ada secarik kertas yang ditempelkan di lemari pendingin.

    Emma segera makan sarapan kamu. jangan sekali-kali keluar dari villa ini, aku segera kembali.

    begitu bunyi tulisan memo dari Andra untuknya. Emma segera kemeja dan makan melihat sudah tersaji sarapan untuknya.

    "sepagi inikah mas Andra sudah memasak?" batin Emma dalam hati.

    dengan pelan dia mencicipi masakan Andra, begitu lezat dan nikmat terasa dilidah Emma. dia begitu menyukai masakan yang dibuat oleh Andra.

    "ternyata mas Andra pandai memasak juga, rasanya sama dengan masakan yang dahulu dia olah waktu di apartemen." gumam Emma sambil menikmati sarapan hingga tandas.

     Emma segera mencuci piring yang dia gunakan tadi. dia membuka pintu belakang dan menuju taman belakang villa ini. Emma duduk di sebuah ayunan dekat dengan kolam ikan. taman ini ditumbuhi berbagai bunga yang indah.

    Emma tidak habis pikir tentang sifat dari Andra. sifat yang mudah berubah-ubah, kadang sifatnya yang manis, lembut, perhatian dan jika marah akan sangat menakutkan. tidak terasa hingga siang hari Andra tidak kunjung pulang juga, Emma merasa semakin bosan di dalam villa terus menerus. kekhawatirannya terhadap Santi juga memenuhi pikirannya. dia tidak tenang jika belum melihat sendiri keadaannya.

   ingin rasanya dia ke rumah bik Siti, tapi dia takut jika akan mendapat masalah dari Andra. dia masih mengingat amarah Andra.

    "aku kesini ingin menenangkan diri dan berpikir tentang mas Andra, tetapi kenapa aku tidak bisa lepas darinya." gumam Emma yang berada di kamarnya.

    "apa aku langsung tanya saja ke mas Andra, tentang foto yang mas Farhan berikan." gumam Emma lagi terus berpikir bagaimana baiknya memecahkan masalah ini, dia tidak ingin memikirkannya terus menerus masalah ini.

    "Emma." panggil Andra tiba-tiba diambang pintu kamar.

    seketika jantung Emma berdetak kencang karena dia terkejut akan kehadiran dari Andra di kamarnya.

    "kamu memikirkan apa?" tanya Andra masih berdiri diposisi yang sama.

   "hmm... tidak mas, aku tidak memikirkan apa-apa." ucap Emma berbohong.

   "aku dari tadi berada di kamar ini, tapi kamu tidak menghiraukan kehadiran aku. mana mungkin kamu tidak memikirkan apa-apa, jangan berbohong Emma!" ucap Andra menatap tajam.

   Emma menjadi gugup ditatap seperti itu oleh Andra, dia bingung akan menjawab seperti apa. apa ini waktu yang tepat untuk membicarakannya.

    "Emma, aku ingin tidur sebentar bangunkan aku satu jam lagi." ucap Andra sambil merebahkan tubuhnya di ranjang yang ditempati Emma.

   seketika Emma langsung turun dari ranjang tersebut. dia takut sungguh takut jika berdekatan dengan Andra, apalagi mereka bukan sepasang suami istri.

    Emma segera beranjak pergi dari kamar tersebut, agar tidak menggangu istirahat Andra. sebenarnya dia juga ingin sekali beristirahat, tapi tidak mungkin jika harus satu kamar dengan Andra. akhirnya Emma memilih menonton televisi saja sambil menunggu Andra bangun.

   Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore. Emma beranjak dan segera membangunkan Andra di kamarnya.

   "jika dilihat-lihat saat tertidur seperti ini, mas Andra terlihat tampan dan menggemaskan." batin Emma yang masih memandangi Andra tidur.

   "sudah cukup yang memandangi aku tidur. aku memang tampan Emma." ucap Andra dengan wajah datar.

   seketika raut wajah Emma menegang dan terkejut dia keget tidak menyangka bahwa Andra ternyata sudah terbangun.

    "kalau mas sudah bangun, kenapa tidak langsung bangun!" ucap Emma sebal.

   Andra hanya tersenyum melihat Emma kesal, karena menurutnya itu sangat lucu.

   "tidak usah tertawa!" ucap Emma kembali dan dia langsung berbalik untuk pergi.

   tapi siapa sangka, Andra menarik tangan Emma dan dia pun terjatuh di dada bidang Andra dengan posisi yang sangat intim.

   Emma memandangi wajah Andra dengan begitu dekat, ada rasa bergetar hebat di hatinya saat berdekatan dengan Andra. Andra merapikan anak rambut Emma dengan terus memandangi wajah Emma. Andra bahagia bisa berada dekat kembali dengan Emma, syukur Emma tidak mengingat

tentang foto yang diberikan oleh Farhan. secara refleks Andra menekan tekuk Emma untuk lebih dekat dengannya. saat bibir mereka hampir berdekatan Emma langsung bangun dari atas tubuh Andra dan sempat mendaratkan tamparan di pipi Andra.

    "mas, jangan kurang ajar terhadap saya. mas Andra pikir aku sama dengan wanita-wanita di luaran sana yang dengan mudahnya luluh dan bisa mas pakai begitu saja, bahkan dengan mudahnya mereka rela di jamah, mas! maaf mas, aku bukan wanita seperti yang mas pikirkan atau bayangkan. aku berbeda dari mereka yang rela mendapatkan uang dengan menyerahkan tubuhnya kepada, mas." ucap Emma penuh dengan kemarahan.

   Emma sangat marah dengan kelakuan Andra barusan. benar kata Qonita maupun mas Farhan bahwa berada di dekat Andra tidak akan aman.

   "aku hanya menyerahkan kepada suami aku kelak, jangan berani-berani menyentuh aku!" sambung Emma, dan dia segera berbalik berjalan keluar kamar.

   "jika kamu keluar selangkah saja dari kamar ini, kamu akan melihat akibatnya Emma!" ucap Andra dengan penuh penekanan.

    Andra melemparkan sesuatu kepada Emma, dan Emma melihat itu adalah foto-foto yang diberikan kepadanya oleh Farhan. foto-foto yang membuat Emma bergidik melihatnya dan merasa tidak nyaman.

   "aku laki-laki normal Emma, aku butuh pelepasan dan hiburan. wanita-wanita itu juga butuh uang apa salahnya aku jika aku memakainya dan memberikan mereka uang. aku puas dan mereka pun juga puas dengan uang yang aku berikan. bukankah wanita juga butuh biaya lebih besar maka aku dengan senang hati memberikan uang lebih jika mereka memuaskan aku." ucap Andra dengan penuh emosi.

   Emma tidak menyangka bahwa jawaban dari Andra begitu melukai perasaannya. dia juga wanita tapi tidak serendah itu. dia masih menyimpan harga dirinya, sakit atas pernyataan Andra dan sakit hatinya terluka.

   "apakah sesakit ini mendengar pernyataan dari orang yang sudah membuat hatinya berbunga." batin Emma sedih.

    seketika air matanya mengalir deras, dia sudah tidak bisa membendung air matanya kembali. Andra berjalan mendekat ke arah Emma, tapi Emma dengan pelan berjalan mundur.

    "ada yang salah dengan perkataan aku Emma, bukankah wanita memang seperti itu?" tanya Andra kembali.

  
  
   

TERJERAT CINTA PRIA ANGKUH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang