Flashback II

31 1 0
                                    

     POV QONITA

    akhirnya sahabatku menemukan seorang pangeran. kini dia mengatakan bahwa dia akan menikah dengan seorang Yosandra Regan Pradipta Wijaya pria tampan, kaya-raya seorang pengusaha muda yang terkenal di Jakarta. Emma mengatakan bahwa dia akan menikah dalam waktu dekat ini. aku sangat bahagia melihat sahabatku menemukan kebahagiaannya, aku melihatnya jelas dari pancaran wajahnya yang penuh rona kebahagiaan. semoga pernikahannya selalu langgeng dan awet senantiasa.

walau ada rasa cemas di hati ini tetapi aku berusaha menghalaunya. aku juga tahu bagaimana sikap calon suaminya itu, apalagi pak Farhan telah mengatakan yang sesungguhnya kepada aku. aku juga sempat mengatakan saranku kepada Emma untuk membatalkan pernikahannya dan pergi menjauh dari Andra. tetapi dengan tegas Emma menolak saran dari aku. dia mengatakan bahwa calon suaminya itu telah berubah, Andra tidak seperti dahulu lagi tetapi aku masih meragukannya.

    hingga tiba saatnya pernikahan Emma, aku sengaja datang lebih awal dan menyakinkan apakah ini keputusan yang tepat. jika saja Emma mengatakan akan pergi maka aku berusaha untuk melindunginya dan mengajaknya menjauh saat itu juga.

    "selamat Emma sebentar lagi kamu akan menikah, menjadi nyonya muda Pradipta Wijaya. bagaimana apakah kamu bahagia?" kataku saat menerima undangan pernikahannya.

    "aku bahagia Qonita, aku tidak menyangka akan secepat ini menikah dengan mas Andra. semoga pernikahan ini pertama dan terakhir kalinya. do'akan semoga lancar acaranya nanti." balas Emma menyakinkanku saat itu melalui video call.

    "aku selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu, Emma. apa kamu sudah yakin? apa kamu tidak ingin berubah pikiran lagi untuk menikah dengan Andra?" tanyaku lagi agar Emma berpikir kembali.

    "maksud kamu apa, Qonita?" tanya Emma lagi.

   "aku rasa kamu tahu arah pembicaraan aku, Emma." kataku yang membuat Emma berpikir bahwa dia tidak sedang bercanda.

    kulihat dia menghela napasnya, aku tahu aku salah mengatakan ini kepadanya. karena dia berulang kali mengatakan bahwa dia bahagia dan Andra telah berubah. tetapi untuk terakhir kalinya aku ingin memastikannya lagi.

    "Qonita aku sudah bilang kepada kamu bahwa mas Andra telah berubah, dia tidak seperti dahulu lagi. dia selalu melindungi dan menyayangiku, dia pria baik dan penuh tanggung jawab. aku tidak akan ragu lagi menikah dengan mas Andra. keputusan aku tetap sama, aku akan menikah dengannya, aku juga mencintainya. kenapa kamu masih meragukan aku." tanya Emma balik.

    "aku hanya takut, Emma. Ya sudah jangan pikirkan lagi perkataanku tadi." balasku membuang ke khawatirku.

     tiba saatnya di resepsi  pernikahan Emma yang aku hadiri.

    "sekarang kamu bersiaplah sebentar lagi acara akan dimulai kamu terlihat cantik pakai gaun ini." pujiku melihat sahabatku di acara resepsi pernikahannya.

    "kamu jangan mengkhawatirkan aku Qonita. aku bahagia, aku jamin mas Andra telah berubah." kata Emma menyakinkan untuk menghalau kekhawatiranku.

    "baiklah semoga pernikahan kalian langgeng sampai maut memisahkan kalian." kataku mendoakan Emma.

    terima kasih Qonita, kamu memang sahabatku." balas Emma tersenyum bahagia.

    setelah sekian lama tidak berjumpa setelah acara pernikahannya. kini aku dapat menemuinya kembali. dia meminta aku untuk berkunjung ke rumahnya. aku bahagia akhirnya aku dapat bertemu kembali dengan sahabatku.

    setelah meminta izin untuk pulang lebih awal kepada pak Farhan, aku juga memasukkan kotak kecil yang diberikan olehnya kepadaku untuk diberikan kepada Emma. aku menyimpannya di dalam tas yang aku bawa untuk diberikan kepada Emma.

    melihat kehidupan sahabatku membuat aku ikut merasakan kebahagiaan. Emma diperlakukan spesial oleh suaminya, aku bersyukur bahwa keadaan sahabatku ini sehat-sehat saja dengan perut buncitnya yang menambah kesan anggun dan cantik.

    aku sudah tidak kaget melihat Emma mwnyambutku, dia duduk di atas kursi roda dengan didampingi asistennya jika suaminya tidak berada di rumah. Emma sendiri sudah bercerita denganku sebelumnya. walau kami hanya melakukan komunikasi lewat ponsel tetapi Emma selalu mencurahkan isi hatinya kepadaku. dia sudah kaya raya sekarang tetapi dia tidak pernah melupakan aku sahabatnya yang jauh berbeda dengannya saat ini.

     kami mengobrol sambil berkeliling di taman belakang saat ini. rumah yang begitu mewah dan megah, berbagai bunga, kebun sayur dan kebun buah ada semuanya berada di belakang rumahnya. aku kagum dengan pemilihan rumah ini, kami bercerita panjang lebar hingga aku memberikan kado yang diberikan oleh pak Farhan untuk Emma. ternyata pak Farhan memberikan kado sebuah gelang yang sungguh cantik. Emma langsung memakainya dan berkali-kali dia menyampaikan ungkapan terima kasihnya.

    pagi harinya aku mengatakan ungkapan Emma kepada pak Farhan, dia sungguh senang jika Emma memakai gelang pemberiannya.

    sore hari yang cerah seperti biasa Andra menemani istrinya berkeliling di taman bunga belakang rumahnya. kali ini Emma ingin menyirami bunga-bunga bermekaran yang harum semerbak memenuhi indra penciuman Emma. dengan penuh semangat dia mengambil alat penyiraman yang diisi air begitu banyak oleh Andra.

      senyum merekah di bibir Emma saat menyirami aneka bunga yang selama ini selalu dia rawat. diam-diam Andra memotret istrinya yang tengah menyiram bunga dengan dress motif bunga-bunga.

     "cantik." gumam Andra saat melihat foto hasil potretan dirinya dan menjadikannya wallpaper di ponselnya.

   "sayang hati-hati, kamu memetik bunga juga?" tanya Andra yang kini segera menyusul berdiri di sebelah istrinya.

   "Iya mas kamu tenang saja, aku ingin menaruh bunga- bunga ini di ruang tamu, ruang tengah dan juga kamar kita. bunga-bunga ini sangat cantik, mas." jawab Emma tersenyum manis.

    "baiklah terserah kamu saja, apapun yang kamu lakukan akan membuat suasana rumah kita indah." bisik Andra di telinga Emma dengan lembut sambil memeluk istrinya dari belakang.

    Andra kini tidak segan-segan untuk bermesraan di tempat terbuka, bahkan para pekerja di rumah Andra sudah paham akan kebahagiaan majikan mereka, semua itu tidak luput dari istrinya Emma.

    "Ya sudah! yuk mas, kita masuk ke dalam. aku tadi sudah meminta Vega untuk menyiapkan vas bunganya." ucap Emma mengajak Andra.

    Andra mengangguk dan mencium pipi istrinya terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam rumah.

   "malu mas, sama yang lainnya disini banyak pekerja." protes Emma membulatkan matanya lebar.

    "malu kenapa,? kita sudah menjadi suami istri, sayang .  apa yang yang harus malu, sekarang kita juga berada di rumah kita sendiri. jangan lihat mereka lihatlah ke arah aku saja suami kamu ini, sayang."  jawab Andra tersenyum sambil menaik turunkan alisnya.

    Emma memukul dada bidang suaminya karena dia tidak tahan digoda terus menerus oleh Andra. Andra tertawa keras dia sangat gemas melihat istrinya sambil terus berjalan masuk ke dalam rumah, dia tidak henti-hentinya tertawa.

    "Vega tolong ambilkan aku air putih." ucap Emma sambil duduk di sofa ruang tamu.

    "baik ibu Emma." ucap Vega bergegas pergi dan berlalu mengambilkan air putih untuk Emma.

    Vega segera menyiapkan segelas air putih, tidak lupa juga dia sudah menyiapkan camilan jika Emma ingin sesekali mengemil sambil menghias bunga yang sudah dia petik di taman tadi.

TERJERAT CINTA PRIA ANGKUH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang