Ajakan Sony

151 3 0
                                    

         "tadi kata pak Farhan kamu tidak bisa dihubungi, dia berpesan besok akan ada yang bantu kamu untuk membuat dessert. jadi tidak semua kamu yang handle cukup kamu mengarahkan saja jadi kamu tidak terlalu kelelahan, selama ini kamu membuat dessert sendiri pasti repot bukan? apalagi harus menyediakan porsi banyak dan bermacam-macam dessert." ucap Qonita menyampaikan pesan dengan jelas.

    "aku lupa, Nit! handphone aku tadi di silent dan aku taruh di meja rias lalu aku memasak dan istirahat, jadi belum sempat aku check. aku sebenarnya senang-senang saja membuat menu-menu itu tapi kalau pak Farhan menginginkan seperti itu apa boleh buat, ikuti saja keinginannya." jawab Emma singkat.

   "memang benar kata kamu, kita hanya karyawannya jadi terserah dia mau membuat peraturan seperti apa juga tidak apa-apa." ucap Qonita menyetujui.

    "kamu sudah makan belum, Nit? aku sudah mempersiapkannya makan malam untuk kamu di meja makan." tanya Emma sekaligus menawarkan.

    "sudah kok bahkan sudah habis aku makan semua, terima kasih Emma. aku balik dulu ke kamar, mata aku sudah mengantuk lihat sudah jam berapa ini." ucap Qonita sambil tangannya menunjuk ke arah jam di samping Emma.

   "Ya ampun ternyata sudah jam 10 malam, itu berarti tadi aku tertidur cukup lama." ucap Emma terkejut karena waktu terasa begitu cepat.
   
      "kenapa aku bisa ada di sini. seingat aku tadi siang aku di club bersama Rocky, Denny dan Galang." gumam Andra, dia terlihat masih bingung.

    Ceklek!

     suara pintu kamar terbuka dan ternyata Sony yang membukanya.

    "kamu sudah sadar Andra? buruan bersihkan tubuh kamu setelahnya kita makan lalu pulang." ucap Sony dengan semangat.

    "aku mau tidur di sini malam ini, kamu pulanglah." ucap Andra yang masih malas beranjak dari tempat tidurnya.

    "kamu sedang ada masalah?" tanya Sony dengan suara lirih.

    "tidak! aku hanya ingin sendiri, pulanglah aku tidak akan kemana-mana lagi." perintah Andra yang masih bergelung dengan selimutnya.

    "kamu tidak pandai berbohong Andra. aku tahu kamu kesal saat kamu ke cafe untuk menemui Emma ternyata Emma sedang pergi dengan Farhan." ucap Sony memberitahu semua yang dia ketahui.

    Andra menghembuskan napasnya lalu membuangnya dengan kasar, dia berjalan mengambil rokok dan berdiri di balkon kamar.

     "entah aku tidak tahu Sony, aku merasa kesal saat dia pergi dengan Farhan." ucap Andra menjelaskan singkat.

    "mengapa kamu tidak menunggu Emma dan Farhan, mereka sedang berbelanja kebutuhan dessert yang Emma buat agar tidak salah orderan lagi, makanya mereka pergi berbelanja bersama. kalau kamu mencintainya cobalah dekati dia dengan baik Andra, tidak dengan jutek dan sikap dingin kamu itu.

    "entahlah aku masih takut untuk memulai kembali." ucap Andra dengan perasaan ragu.

    "semua butuh proses dekatilah secara bertahap, itu saran dari aku. bukalah hati kamu secara perlahan-lahan pahami karakter Emma. Emma gadis yang baik dia tidak seperti Mita dahulu, percayalah pada aku kali ini. kalau kamu sudah membaca semua informasi yang sudah aku berikan seharusnya kamu bisa melihat dan menilainya." ucap Sony memberikan nasehat.

    "aku pergi dahulu, besok pagi aku tunggu di kantor karena ada meeting penting dan Papi akan ikut serta di dalam meeting besok. aku harap jangan sampai kamu terlambat." ucap Sony berpamitan.

    di dalam kamarnya Andra yang belum tertidur hanya dapat memandangi langit-langit kamarnya. entah mengapa bayang-bayang wajah Emma selalu memenuhi pikirannya. apakah Andra mulai jatuh cinta dengan Emma?

    "apa aku salah jika aku membuka hati aku untuk kamu? aku hanya tidak ingin terjebak lagi Emma?" gumam Andra dari atas balkon kamarnya.

     entah sudah berapa lama Andra berada di balkon kamarnya dan akhirnya, dia memutuskan untuk pergi membersihkan badannya agar lebih segar dan rileks. setelah mandi Andra berjalan menuju pantry yang berada di samping kamarnya dan membuka kulkas, betapa terkejutnya dia melihat begitu banyak dessert di dalam kulkas ini. Andra mengambil satu lalu memakannya dan ternyata ini dessert dari cafe pelangi yang artinya ini dessert yang dibuat oleh Emma.

     "kamu memang tahu cara menyenangkan aku Sony dan aku sudah putuskan akan mencoba membuka hati seperti yang Sony katakan tadi." gumam Andra tersenyum lebar.

        uughh!

     terdengar suara lenguhan kecil, pagi-pagi sekali Emma terbangun dari tidurnya entah mengapa dia tidur sangatlah nyenyak hingga pagi ini dia merasa sangat gembira sekali, seperti hari-hari biasanya dia bergegas pergi menuju dapur untuk menyiapkan sarapan.

     "sepertinya ada yang lagi bahagia." ucap Qonita saat dia melihat Emma senyum-senyum sendiri di dapur kecil mereka.

    "tadi malam entah mengapa hati aku merasa nyaman dan merasa bahagia sekali makanya aku hari ini membuatkan kamu menu sepecial untuk kita sarapan dan makan siang." ucap Emma dengan wajah gembira.

    " ini memang menu sarapan favorit aku, Emma. kamu baik sekali." ucap Qonita senang.
    "siapa dulu, Emma gitu loh." ucap Emma sambil memajukan bibirnya.

    Emma dan Qonita tertawa bersamaan, sungguh pagi yang sangat menyenangkan. setelah sarapan kedua wanita itu langsung bersiap-siap untuk berangkat kerja bersama karena kebetulan mereka satu shift pagi.

   "selamat pagi Emma, semangat sekali kamu pagi ini." ucap Banu seketika.

    "sudah seharusnya kita selalu semangat setiap hari agar tidak mudah bosan dalam bekerja." ucap Emma dengan suara tegas.

   "Emma tadi pak Farhan titip pesan, dia menyuruh kamu untuk segera datang ke ruangannya." ucap Banu yang masih sibuk menata meja dan kursi cafe.

   "baiklah aku ke ruangan pak Farhan dahulu, kalian tidak usah menunggu aku." ucap Emma melangkah pergi meninggalkan teman-temannya.

     Tok! tok! tok!

    "masuk." teriak pria dari dalam ruangan.
    "kamu Emma, silahkan duduk. apa kamu sudah sarapan sebelum berangkat bekerja?" tanya Farhan memberi perhatian.

    "aku sudah sarapan tadi di rumah, ada perlu apa mas memanggil aku lagi. apa ada masalah?" tanya Emma dengan suara lirih dan penuh tanya.

    "begini Emma, mungkin sudah disampaikan pesan aku oleh Qonita. aku tidak ingin kamu bekerja terlalu kelelahan. aku melihat semakin hari semakin banyak peminat dessert yang kamu sediakan. aku memutuskan akan ada penambahan karyawan untuk membantu kamu, agar kamu tidak kelelahan nantinya. aku berharap nantinya kamu dapat mengajari dan bisa bekerjasama satu team dengan mereka.

    "tadi malam Qonita memang sudah membicarakannya, aku tidak masalah karena keputusan ada di kamu yang terbaik." jawab Emma antusias.

TERJERAT CINTA PRIA ANGKUH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang