Pertemuan Dua Keluarga Besar

51 2 0
                                    

     "sudah larut malam, sayang. lebih baik kamu beristirahat sekarang. udara malam tidak bagus untuk calon pengantin." ucap Andra dengan senyumnya.

    "hmm... iya mas. Ya sudah aku kembali ke kamar, mas juga segera beristirahat. itu kantung mata seperti panda." ucap Emma lirih, dia segera berlari masuk ke dalam kamar.

    "Emma!" pekik Andra segera mengejar Emma yang kini sudah masuk ke dalam kamarnya.

    Sayangnya Andra sudah telat untuk menangkap Emma, kini Emma sudah mengunci pintu kamarnya.

   "Emma buka pintunya!" teriak Andra dari depan pintu kamar Emma sambil dia terus mengetuk-ngetuk.

   "maaf mas, aku mau istirahat sudah malam." jawab Emma dari dalam kamarnya.

   "Ok! akan ada hukuman untuk kamu besok." ucap Andra dan mengakhiri ketukan pintu kamar Emma.

   Emma tertawa di dalam kamarnya, bukan maksud hati untuk mengejek, Andra. tapi memang begitulah Andra terlihat kurang istirahat.

   "Andra! kamu pasti becanda bukan? undangan ini hanya main-main belaka. aku tahu kamu, Ndra. kamu tidak mudah untuk menikah semenjak Mita meninggalkan kamu. mana mungkin kamu benar-benar mencintai wanita tidak berkelas jauh dibawah kamu!" geram Yuna yang kini merobek kertas undangan pernikahan Andra.

    Napas Yuna memburu menahan amarah dan kekesalannya, sejauh ini dia selalu mendekati Andra setelah berpisah dengan Mita. tetapi Andra telah menutup hatinya untuk semua wanita. dia percaya bahwa Emma hanya dijadikan mainan semata oleh, Andra. akan ada waktunya bagi Yuna untuk menaklukkan hati Andra kembali.

    "selidiki wanita yang aku kirim fotonya!" kata Yuna yang menghubungi seseorang lewat ponsel genggamnya.

   "baik nona." jawab seseorang dibalik telponnya dan langsung mematikan ponselnya.

   "Andra, kamu akan jatuh menjadi milik aku, akulah nyonya muda Pradipta Wijaya yang sebenarnya!" ucap Yuna lirih sambil tersenyum sinis.

    "Yuna Andra sudah akan menikah?" tanya seseorang yang tiba-tiba datang keluar dari ruang keluarga.

    "Iya kak, tapi aku yakin Andra hanya berpura-pura saja mencintai wanita itu!" jawab Yuna dengan santai.

    "bukankah kamu sudah setuju jika dijodohkan dengan Andra oleh tante Indira?" tanya kakaknya bingung.

    "entahlah kak aku tidak mengerti akan pikiran tante Indira. tapi kakak tenang saja, aku pastikan Andra akan kembali bersama aku." jawab Yuna optimis.
   

     sementara di tempat lain, Emma sedang melakukan perawatan kembali. dia baru saja mencoba gaun pengantinnya, 4 hari lagi Emma akan menikah dengan Andra. rasa berdebar melingkupi hati Emma. seluruh keluarga besarnya kini sudah hadir di Jakarta sejak semalam. mereka semua tinggal di hotel dimana akan diselenggarakan pernikahannya.

    selesai melakukan perawatan kini Emma dan Reina menuju hotel untuk makan siang bersama keluarga Pradipta Wijaya dan keluarga Emma.

    "Cieee makin kinclong aja ini calon pengantin." ucap Reina menggoda.

   "Ah, Reina bisa saja. kamu juga semakin cantik tahu." ucap Emma balas memuji.

   "tetap cantikan kamu Emma, pantas Andra tidak mau kehilangan kamu. kamu juga pandai memanjakan perut, Emma." ucap Reina memberikan pujian.

    "kamu juga bisa Reina jangan memuji aku terus menerus seperti itu, kamu janji ya ajari aku menari balet nanti." ucap Emma menagih janji Reina.

    "siap nyonya Andra." jawab Reina sambil tersenyum lebar.

    Emma dan Reina tertawa bersama di dalam perjalanan menuju hotel dimana diadakan acara makan siang bersama. sedangkan Indira sudah menjamu keluarga Emma sejak kemarin sore datang.

    "akhirnya sampai juga." ucap Reina yang menempuh perjalanan sekitar 1 jam dari salon tempat mereka melakukan perawatan.

   "Iya Reina, ayo turun aku kenalkan kepada kedua orang tua aku dan adik-adik aku." ajak Emma, dia sangat merindukan mereka semua, tidak sabar rasanya ingin berjumpa dengan kedua orang tuanya.

    saat mereka turun dari mobil, disaat itu juga Andra dan Sony baru saja sampai di parkiran. Emma tersenyum manis melihat pujaan hatinya keluar dari mobilnya.

    "pangeran berjas hitam sudah datang." gurau Reina sambil menyenggol lengan Emma.

   "Reina disebelahnya juga pangeran berjas putih barusan datang." ucap Emma membalas sambil tersenyum.

     "Itu raja di hati aku Emma, aku kesana dahulu ya." pamit Reina yang langsung menghampiri Sony, suaminya.

    setelah kepergian Reina Emma juga menghampiri Andra.

   "mas, katanya ada rapat?" tanya Emma, Ya tadi pagi Andra sempat bilang bahwa dia tidak dapat ikut makan siang bersama karena ada meeting penting di kantor.

   "semuanya sudah aku handle, sayang. aku juga ingin makan bersama dengan keluarga besar kita, sayang." jawab Andra menyakinkan.

   Andra, Emma, Sony dan Reina masuk ke dalam restoran dimana sudah berkumpul seluruh anggota keluarga dari Yoga Pradipta Wijaya dan keluarga Emma.

   "nah calon pengantin kita baru datang." ucap Indira tersenyum senang yang mengetahui Andra dan Emma masuk ke dalam restoran.

    "serasinya anak Mama?" ucap Mama Inayah tersenyum lebar.

     "Mama! Emma merindukan Mama." pekik Emma yang langsung menghambur ke dalam pelukan Inayah, dia sangat merindukan wanita yang telah mengandung dan melahirkannya.

    Emma menghapus air matanya saat dia melepaskan pelukan dari Mamanya.

   "Mama juga merindukan kamu, sayang. sudah dong jangan menangis, malu sayang dilihat calon suami kamu." ucap Inayah menggoda Emma.

   "ayo kita segera makan, kasihan yang lainnya sudah menunggu." ucap Mama Inayah mengajak Emma.

    Andra mencium punggung tangan Mama Inayah dengan takzim, begitu pula dengan Sony dan Reina melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Andra.

   acara makan siang bersama pun lancar dengan berbagai canda dan tawa. selesai makan siang bersama Andra berpamitan kembali ke kantor terlebih dahulu sedangkan Emma tetap tinggal di hotel bersama dengan keluarganya.

TERJERAT CINTA PRIA ANGKUH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang