Kalung Pemberian Nenek Lidya

72 1 0
                                    

    "selamat malam, nek. kenapa nenek berada di luar malam begini udaranya cukup dingin nek." ucap Emma dan menuntun nenek Lidya untuk masuk ke dalam rumah.

    "bagaimana hari ini? apa kalian jadi kembali besok pagi?" tanya nenek Lidya.

    "iya nek, besok aku ada perjalanan bisnis ke Dubai. maka dari itu malam ini malam terakhir disini." jawab Andra yang membuat kaget Emma.

    "mas, kita tidak jadi pulang ke Jakarta?" tanya Emma heran.

    "kita ke Dubai dahulu ada pekerjaan di sana, sayang." jawab Andra tersenyum.

   "kamu harus siap selalu menemaninya ikut perjalanan bisnis, sayang. nenek rasa Andra tidak akan meninggalkan kamu sendirian selama dia ada perjalanan bisnis seperti ini." ucap nenek Lidya.

    "iya nek, semoga aku selalu bisa menemani kemana pun mas Andra pergi." ucap Emma tersenyum manis.

    "ayo kita makan, nenek menunggu kalian untuk makan malam bersama." ucap nenek Lidya mengajak.

   "Emma terimalah kalung ini, jagalah kalung ini dengan segenap jiwa kamu. kalung ini peninggalan kakeknya Andra." ucap nenek Lidya sambil menyerahkan kalung pada Emma.

   "nek, ini kalung berharga milik peninggalan almarhum kakeknya mas Andra. Emma tidak bisa menerimanya." ucap Emma menolak halus.

   "nenek percaya kamu bisa menjaganya." ucap nenek Lidya tersenyum.

    nenek Lidya memakaikan kalung di leher Emma. Emma hanya diam dan sesekali melihat ke arah suaminya. suaminya hanya diam dan tidak ada respon apapun yang membuat Emma kesal.

    "nek, sekali lagi terima kasih. nenek sudah percayakan kalung pemberian mendiang kakek kepada istri aku. aku juga akan ikut menjaganya." ucap Andra tersenyum bahagia.

    "nenek percayakan kepada kalian berdua, nenek juga berdoa semoga lekas mendapatkan keturunan. sudah malam kalian tidurlah." ucap nenek Lidya mendoakan.

    "baik nek, terima kasih. kami kembali dahulu ke kamar, nenek juga istirahat ya!" pamit Emma sambil mencium pipi nenek Lidya, begitu juga dengan Andra yang ikut berpamitan sambil mencium dan memeluk neneknya.

    berjalan di tengah kebun bunga membuat pikiran Emma melalang buana, ada tanggung jawab besar yang harus dia jaga saat ini kalung kenang-kenangan mendiang kakek dari suaminya.

   "ada apa? kenapa kamu diam saja, apa yang kamu pikirkan?" tanya Andra mengeryitkan kening melihat ke arah Emma.

   Emma menggelengkan kepalanya dan segera duduk di sofa  melepas lelah.

   "aku memikirkan kalung ini, aku takut jika menghilangkannya. aku yakin kalung ini ada sejarahnya." ucap Emma lagi.

    "kamu tidak perlu mengkhawatirkan hal semacam itu, memang itu kalung sangat berharga bagi nenek. jika nenek sudah memberikannya kepada kamu berarti kamu yang harus menjaganya. nenek percaya akan diri kamu, sayang jangan berpikir terlalu jauh semua akan baik-baik saja." ucap Andra sambil mengelus puncak kepala rambut Emma.

    "baiklah mas, aku akan menjaga kalung pemberian nenek." ucap Emma menyakinkan.

    "sudah sekarang kita istirahat, besok. perjalanan jauh yang memakan waktu lama. aku yakin kamu akan menyukai perjalanan ini." ucap Andra sambil mengecup puncak kepala istrinya.

   pagi hari yang cerah membangunkan pasangan suami istri yang masih bergulung di dalam selimut. setelah melewati malam Emma langsung membangunkan suaminya untuk segera bersiap-siap. setelah mandi pagi mereka langsung menuju rumah utama untuk berpamitan dengan nenek Lidya. berat bagi Emma meninggalkan rumah nenek Lidya, ingin rasanya dia berlama-lama berada di rumah ini bersama nenek Lidya. apalagi suasana yang indah membuat hati Emma berdamai.

    "nenek kami pamit dahulu, maaf bila kami sudah merepotkan nenek." ucap Andra berpamitan menghampiri nenek Lidya dan mencium punggung tangannya.

   Andra dan Emma bergegas menuju bandara untuk pergi ke Dubai. Andra ada sedikit pekerjaan yang harus di selesaikan di sana. ini untuk pertama kalinya setelah menikah mengajak Emma melakukan perjalanan bisnis.

Andra akan memulai mengenalkan pekerjaannya kepada Emma. setelah sekian jam berada di dalam pesawat akhirnya Andra dan Emma  mendarat di bandara internasional Dubai. mereka sudah di tunggu oleh sopir andalan Andra di bandara dan segera menuju ke apartemen miliknya.

    "sayang beristirahatlah disini aku akan keluar sebentar." ucap Andra sambil mencium kening istrinya dan segera dia berlalu meninggalkan Emma sendirian di apartemen miliknya.

    Andra menuju kantor cabang miliknya untuk melihat laporan proyek yang sedang dia kerjakan. ada meeting sebentar bersama para karyawan perusahaannya.

    setelah semuanya selesai dia segera kembali menemui istrinya. malam harinya Andra akan ada pertemuan bersama koleganya disalah satu hotel ternama di Dubai. tentu saja dia akan mengajak istri tercintanya.

    "sayang kamu sedang apa?" tanya Andra yang melihat Emma sedang berdiri di atas balkon apartemen.

    "mas sudah kembali? aku hanya  ingin melihat suasana Dubai, mas. sepertinya indah sekali suasana di sini." jawab Emma yang sedang menikmati pemandangan Dubai dari atas balkon apartemen.

    "besok setelah pekerjaan aku selesai kita akan jalan-jalan. malam ini kamu akan bersiap-siap untuk ikut aku. aku ada acara bersama kolega bisnis aku." ucap Andra sambil memeluk istrinya.

   "baik mas, aku akan bersiap-siap dan menyiapkan baju untuk kamu pakai nanti." ucap Emma sambil berjalan melangkah menuju kamarnya.

    Emma pergi meninggalkan suaminya di ruang tamu dan segera mencari pakaian untuknya dan juga untuk suaminya kenakan malam ini. rata-rata pakaian yang Emma miliki pakaian yang berpasangan dengan pakaian maupun jas milik Andra. jadi tidak perlu repot jika pergi ke suatu acara dan memilih pakaian yang serasi. setelah selesai menyiapkan semuanya Emma bergegas masuk menuju kamar mandi dan mengisi air hangat dan menuangkan aromaterapi untuknya berendam sejenak. Emma menikmati sensasi hangat saat berendam dan dia pun bergegas membersihkan tubuhnya.
   
  

TERJERAT CINTA PRIA ANGKUH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang