"baiklah, terserah kamu saja kursi roda aku taruh di ruang tengah tadi." ucap Rayken, jangan lupakan wajahnya yang masih menahan tawa.
"terima kasih Ray, kamu memang bisa diandalkan." jawab Andra tersenyum senang.
Ya sudah, apa besok kamu berangkat kerja?" tanya Rayken disela-sela dia mengerjakan pekerjaannya.
"Iya tapi mungkin siang, sekalian meeting dengan klien kita." ucap Andra mengingatkan.
"baiklah, aku pulang dahulu sudah sore, salam buat Emma." pamit Rayken dan bergegas keluar dari ruangan kerja Andra.
Andra mengangguk, dia juga ikut keluar dari ruangan kerjanya untuk mengambil kursi roda dan membawanya ke lantai atas lalu menaruhnya di luar pintu kamarnya. Andra masuk ke dalam kamarnya dan mendapati istrinya tengah terlelap dari tidurnya, seketika senyum terukir di wajah Andra.
sebelum bergabung dengan istrinya untuk tidur siang tidak lupa dia membersihkan badannya terlebih dahulu dan mengganti pakaiannya. sesudahnya selesai dengan ritual mandinya, Andra merebahkan dirinya di samping Emma. mengecup kening Emma dan tidak lupa mengecup perut buncit Emma.
Andra memeluk tubuh Emma yang tertidur pulas dan segera ikut tidur, dia juga ingin mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.
Emma terbangun saat dia merasa haus, dia melihat kesamping ternyata ada suaminya yang sedang tertidur pulas. senyum terukir di bibir Emma segera dia memindahkan tangan suaminya secara perlahan agar tidak membangunkan suaminya. Emma mengambil minum di atas nakas yang terletak di samping tempat tidurnya dan meneguknya hingga tandas.
"hmm... ternyata sudah sore." gumam Emma, dia mengambil ponselnya lalu mengeceknya.
ternyata sudah ada beberapa pesan yang masuk ke dalam ponselnya, dia membaca pesan dari Rain adiknya yang dia minta mengurus cafenya di Bali.
Emma segera membalas pesan adiknya, dia sangat bersyukur atas segala hal yang dia terima.
"hmm... istri aku sepertinya sedang bahagia, senyum-senyum sendiri." tanya Andra dengan suara menggoda Emma sambil menatap wajah Emma yang terlihat lucu dimatanya saat ini.
"Iya mas, Rain memberikan laporannya bulan ini." jawab Emma singkat sambil tersenyum manis.
"bagaimana kondisi di sana?" tanya Andra antusias, dia ingin mengetahui perkembangan cafe milik Emma yang berada di Bali.
"semua lancar dan peningkatan penjualannya semakin pesat. Rain juga membuat gebrakan varian baru, semoga semakin lancar." ucap Emma tersenyum lebar, dia tidak henti-hentinya bersyukur atas keberhasilan yang dicapainya.
"syukurlah apa kamu akan membuka cabang baru lagi?" tanya Andra yang ikut senang melihat istrinya yang sedang bahagia.
"aku belum memikirkan sampai ke hal itu, mas. untuk sementara biarkan cafe yang berada di Bali itu saja dahulu, aku masih mau fokus untuk kehamilan aku saat ini." jawab Emma dengan bijak sambil tersenyum manis.
"jika kamu ingin membuka cabang baru lagi bilang saja, aku akan selalu siap membantu. kamu juga sebentar lagi akan mengurus restoran bintang terang." ucap Andra memberikan support kepada Emma.
"Iya mas aku ingat itu, maka dari itu aku belum memikirkan membuka cabang baru." jawab Emma menyakinkan Andra.
"Okelah kalau begitu ayo kita segera mandi saja, ini sudah sore. aku siapkan dahulu air hangatnya, kamu tunggulah disitu biar aku siapkan setelah itu kita mandi bersama." ucap Andra, dia bergegas bangun berdiri dari tempat tidurnya dan segera menuju masuk ke dalam kamar mandi untuk menyiapkan air hangat untuk istrinya mandi nanti.
Andra juga menuangkan aromaterapi ke dalam bathtub setelah siap segera Andra memanggil istrinya.
"sayang aku sudah katakan Kamu duduk tenang, biar aku siapkan semuanya." ucap Andra tegas dengan suara baritonnya.
"aku cuma ambil pakaian ganti, mas. sudah siap belum airnya? aku ingin segera mandi." tanya Emma tergesa karena waktu sebentar lagi menjelang malam hari.
"sudah tuan putri, ayo kita segera mandi." ucap Andra mengajak Emma, dia hanya menurut jika dia menolak akan semakin panjang urusannya dengan suaminya ini.
selesai mandi Emma duduk di depan meja riasnya untuk menggunakan skincarenya, sedangkan Andra membantu Emma untuk mengeringkan rambut basahnya dengan telaten dan sabar Andra menyisir rambut panjang istrinya. selesai membantu Emma Andra mengajak Emma untuk menikmati waktu sore hari bersama.
"mas? mas beneran beli kursi roda untuk aku?" tanya Emma yang saat keluar dari kamarnya mendapati sebuah kursi roda di samping pintu kamarnya.
"Iya sayang, aku tidak ingin terjadi sesuatu kepada kamu dan juga calon anak kita." jawab Andra dengan suara lirih ditelinga Emma.
Emma mendesah dia ingin secepatnya harus bertemu dengan dokter Aluna bersama suaminya.
"ayo sayang buruan duduk di kursi ini, akan aku dorong sekalian kita jalan-jalan mengitari kebun di bawah." perintah Andra sambil menarik tangan Emma agar segera duduk di kursi rodanya.
Emma tidak ada pilihan lain selain menurut kepada suaminya, dia memilih duduk dan segera Andra mendorong kursi rodanya memasuki lift rumahnya untuk turun ke lantai bawah. dibawah sudah ada Vega yang sedang duduk di ruang tengah, setelah melihat Emma dan Andra dia segera menghampirinya.
"selamat sore pak Andra dan ibu Emma, ada yang bisa saya bantu?" tanya Vega dengan senyum ramah.
"kamu ingin apa sayang?" tanya Andra menawarkan.
"Vega buatkan saya salad buah dan juice alpukat, salad buahnya banyakin alpukatnya, ya? sekalian tolong bilang pada chef rumah ini buatkan makan malam spesial untuk aku dan suami aku, bilang juga kepadanya disiapkan di taman dekat kolam renang." ucap Emma meminta dibuatkan makanan yang menyehatkan untuk dirinya dan kandungannya.
"baik ibu Emma akan segera saya buatkan dan sampaikan kepada chef di dapur rumah ini." ucap Vega menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
Andra yang sedari tadi hanya mendengarkan percakapan antara istrinya dengan Vega asistennya, akhirnya beranjak pergi kembali mendorong kursi roda yang dinaiki Emma menuju taman belakang. Andra mengajak Emma melihat kolam ikan di samping taman bunga, rumah baru Andra memang besar di taman depan dia meminta tamannya ditanami aneka bunga yang indah, sedangkan di taman belakang ada kolam ikan hias dan juga kolam ikan nila dan gurame. ada juga kebun khusus dimana di dalamnya ada aneka buah-buahan.
"mas, kita petik buah yuk!" ajak Emma meminta, entah mengapa dia ingin sekali memetik buah sendiri.
"baiklah kita ke sana, apapun permintaan tuan putri." ucap Andra dengan senyum menggoda dan selanjutnya mendorong kursi roda dimana Emma duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERJERAT CINTA PRIA ANGKUH
RomanceAmberly Kirana Putri Dhwizir seorang gadis dari keluarga sederhana yang mempunyai cita-cita sebagai seorang CEO dan membuat sebuah cafe yang khusus menghidangkan aneka snack, kue, roti serta aneka dessert dan minuman. Setelah lulus sekolah Amberly y...