Menu Spesial

108 1 0
                                    

"hmm.. mudah-mudahan pak Andra menyukainya, dan mau memakan masakan aku." batin Emma berharap.

setelah semuanya beres Emma menata kondimen di atas meja makan, agar saat Andra keluar bisa langsung memakan sarapan yang dia buat khusus untuknya.

"hari ini pasti Qonita khawatir mencari aku. karena aku tidak ada kabar, semoga setelah ini pak Andra mau mengantarkan aku pulang, agar aku bisa bekerja hari ini." ucap Emma yang khawatir.

tepat pukul 7 pagi Andra keluar dari ruang kerjanya dengan pakaian rapi. Ya, ruang kerja Andra juga ada lemari untuk pakaian yang dia gunakan. Emma melihat Andra sudah rapi dia pun terkesima sesaat.

"selamat pagi pak Andra, saya sudah menyiapkan sarapan untuk pak Andra." ucap Emma saat Andra sudah sampai di meja makan.

"ini apa?" tanya Andra sambil menarik kursi meja makan.

"saya pagi ini membuat soto ayam spesial pak, semoga pak Andra menyukainya. biasanya pagi-pagi seperti ini enak jika sarapan yang hangat dan berkuah." ucap Emma menjelaskan.

"buatkan kopi." perintah Andra lagi.

"baik pak, tunggu sebentar." pamit Emma dan segera membuatkan kopi.

Andra mengambil kuah soto dan menuangnya di atas mangkuk yang sudah di siapkan oleh Emma. dan di dalam mangkuk tersebut sudah lengkap di isi dengan nasi, mie, toge, ayam suwir hanya kuah saja yang belum dituangkan.

"hmm.. nikmat juga masakan kamu Emma, pantas saja Farhan mempercayai kamu untuk membuat menu di cafenya." batin Andra tersenyum senang.

"silahkan kopinya, bagaimana dengan soto ayamnya pak. apa pak Andra menyukainya?" tanya Emma sambil meletakkan secangkir kopi buatannya di samping Andra.

"hmm.. lumayan." jawab Andra sambil menikmati soto buatan Emma, dia gengsi jika mengakui soto buatan Emma begitu nikmat.

Emma hanya tersenyum memandangi Andra sarapan dan mendengar jawabannya tadi.

"kamu tidak sarapan? kamu membuat soto begitu banyak dan hanya aku saja yang memakannya. apa soto ini kamu taruh racun agar aku tiada begitu?" tanya Andra sarkas.

"mana mungkin saya sekejam itu pak Andra yang terhormat, anda bisa melihat saya juga habis menuangkan kuah soto di mangkuk saya, mana mungkin saya menaruh racun dan mencelakai pak Andra, saya memang kesal tapi saya masih ingin menikmati hidup lebih baik dari ini pak." ucap Emma sambil menahan kekesalannya.

dia menyendokkan sotonya lalu memakannya, alhasil lidah Emma terasa kebakar karena soto itu masih panas.

Andra dengan tidak sengaja tertawa melihat raut wajah Emma yang begitu lucu saat ini. baru kali ini Andra bisa tertawa lepas tanpa beban. merasa kasihan kepada Emma, Andra menuangkan air putih lalu menyerahkan kepada Emma.

"ini minum dahulu, makanya jangan terburu-buru. jelas soto ini panas kamu makan. kamu mau atraksi di depan saya." ucap Andra memarahinya.

Emma menerima segelas berisi air putih lalu meminumnya hingga tandas.

"terima kasih pak, jika pak Andra tidak membuat saya kesal saya tidak mungkin lupa kalau soto ini masih sangat panas, lidah saya juga terasa terbakar gara-gara pak Andra." ucap Emma mengomentari begitu saja.

"kamu menyalahkan saya, kamu sendiri yang salah dan malah melemparkan kesalahan kamu kepada orang lain. sudah selesaikan sarapannya, saya mau berangkat ada meeting pagi ini." pamit Andra bangkit berdiri dari duduknya.

Emma akhirnya menurut dari pada dia hanya kena semprot dan dia ditinggalkan di apartemen ini, itu akan lebih tersiksa. dia berharap setelah ini dia akan segera pulang dan kembali bekerja seperti biasanya melakukan aktivitas sehari-hari tanpa gangguan apapun, dan berharap tidak akan bertemu kembali dengan pak Andra.

"saya berangkat dahulu." ucap Andra setelah menghabiskan sarapan dan kopi buatan Emma.

Andra bergegas pergi meninggalkan Emma yang masih bingung.

"apa aku harus tinggal disini sendirian? apa pak Andra tidak mengantarkan aku pulang dahulu?" gumam Emma sambil mengejar Andra saat hendak membuka pintu utama.

"pak Andra tunggu sebentar." pekik Emma sambil memegang tangan Andra karena dia takut jika terlambat sedetik saja dia akan ditinggalkan di ruangan ini.

"ada apa, saya akan terlambat Emma." tanya Andra dengan suara baritonnya.

"pak Andra tidak mengantarkan saya pulang, saya juga harus bekerja. Qonita juga pasti kebingungan mencari saya karena saya menghilang begitu saja sejak kemarin sore. saya mohon pak ijinkan saya untuk pulang dan bekerja kembali saya ma-"

"ssssttt... tetap disini hingga saya kembali." ucap Andra pelan di telinga Emma.

"pak tunggu, anda tidak boleh seperti ini. ini namanya penculikan, kalau ada yang melaporkan ke kantor polisi pak Andra akan di penjara." ucap Emma dengan berani padahal hatinya sangat takut sekali.

tidak apa demi bebas dari tempat ini, agar bisa melakukan segala aktivitas kembali.

"kamu mengancam saya Amberly Kirana Putri Dhwizis." ucap Andra dengan sorot mata tajam.

Emma secara refleks melepaskan cekalannya pada tangan Andra dan berjalan mundur, dia merasa sangat takut untuk kali ini, seperti terintimidasi saja.

"jawab Emma! jangan diam saja JAWAB!" bentak Andra di depan Emma.

"ma-maaf saya tidak bermaksud untuk meng-" ucap Emma terpotong karena Andra.

"apa kamu bilang? kamu mengertak saya Emma?" ucap Andra dengan suara baritonnya tapi kali ini dibuat tinggi.

"awwhhh sakit pak, tolong lepaskan." ucap Emma mulai terisak karena tangannya di cengkram kuat oleh Andra.

"saya bilang kamu disini sampai saya kembali." ucap Andra dengan suara penuh penekanan.

Andra pergi meninggalkan Emma yang terisak sendirian di apartemen itu. dia melajukan mobilnya dengan sangat cepat, dia begitu kesal lagi dan lagi Emma ingin pulang, apa dia tidak merasa nyaman tinggal di dalam apartemen itu sehingga dia memilih ingin pulang? apa dia tidak bahagia bila bersama aku? berbagai pertanyaan pun muncul di pikirannya.

Andra mulai bekerja dengan hati yang tidak menentu tidak karuan.

Tok! tok! tok!

"maaf pak ada pak Rocky di depan, dan ini maaf ada berkas yang harus di tandatangani." ucap Laura sekretaris Andra.

"hmm.. suruh masuk." perintah Andra sambil merapikan berkas dan buku yang ada di meja kerjanya.

"baik pak Andra, saya sekalian permisi." ucap Laura berpamitan.

setelah Laura keluar, Rocky langsung masuk dan duduk ke sofa seberang meja kerja Andra sambil menyalakan rokoknya.

"ada perlu bantuan apa Yosandra Regan Pradipta Wijaya?" ucap Rocky dengan senyuman tipis.

"selidiki tentang siapa Farhan pemilik cafe pelangi." perintah Andra dengan wajah datar.

"bukankah cafe itu tempat bekerja gadis yang kamu pilih, Ndra?" ucap Rocky tersenyum mengejek.

Andra tidak segan-segan melempar bukunya ke tubuh Rocky.

"kamu tidak usah berbohong Andra, aku sudah mengetahuinya. aku penasaran kenapa kamu bisa berubah begitu drastis ternyata kamu sudah mendapatkan pawang yang cantik jelita." ucap Rocky terkekeh.

"jangan macam-macam dengan Emma." ucap Andra dengan tatapan tajam.

"santai saja kawan, kalau ada gadis seperti Emma aku juga mau kawan." ucap Rocky terus menggoda.

"lakukan saja perintah aku, besok aku mau informasinya terkumpul." perintah Andra tegas.

"baiklah jangankan besok bahkan nanti malam saja kamu bisa mendapatkannya." balas Rocky tersenyum sinis.

"baik aku tunggu jangan mengecewakan aku." ucap Andra dengan nada suara penekanan.

"siap bos! apa aku pernah mengecewakan kamu kawan?" ucap Rocky menyakinkan.

"tidak juga." jawab Andra singkat.

"baiklah aku pergi dahulu." ucap Rocky sambil berjalan melangkah keluar dari ruangan Andra.

TERJERAT CINTA PRIA ANGKUH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang