Melahirkan

93 2 0
                                    

      "silahkan airnya diminum ibu Emma." ucap Vega sambil menyerahkan segelas air putih untuk Emma.

     "terima kasih, Vega." ucap Emma segera meraih gelas yang berisi air putih, kini rasa lega dan dingin mengalir di tenggorokannya dan Emma pun meneguknya hingga tandas.

    "sayang aku ke atas dahulu kamu disini saja jangan kemana-mana lagi." pamit Andra dan diapun segera menaiki anak tangga menuju lantai atas.

   "iya mas." jawab Emma tanpa menoleh ke arah Andra, dia sibuk menghias bunga yang dia rangkai di vas bunganya.

   Emma dengan telaten menghias bunga, sudah ada 4 vas bunga yang dia isi dengan bunga asli yang segar dan harum. Vega sendiri telah dia suruh untuk meletakkan vas bunga di ruang tengah, dapur dan meja makan.

     Prang !!!

    suara menggema di seluruh ruangan. Vas bunga terjatuh dan pecahan berhamburan. Andra yang mendengar ada sesuatu yang tidak beres dilantai bawah dia segera turun dengan tergesa-gesa, firasatnya mendadak tidak tenang saat membayangkan istrinya dibawah sana.

    "Argh!!

    Emma memegangi perutnya yang tiba-tiba terasa sakit yang teramat dalam.

    "astaga ibu Emma." pekik Vega bergegas berlari menghampiri Emma yang sedang meringis kesakitan. dia teramat takut jika terjadi sesuatu terhadap majikannya yang dia lihat Emma sedang memegangi perutnya karena rasa sakit.

    "Emma!" pekik Andra segera menghampiri istrinya yang terus merasakan sakit diperutnya.

     Andra segera menggendong istrinya dan bergegas mengantarkannya ke rumah sakit.

    "cepat pak sopir." ucap Andra memerintah kepada sopir pribadinya yang segera melaju dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai ke rumah sakit.

    "mas, sakit." ucap Emma sambil meringis kesakitan. keringat dingin membasahi tubuh Emma. Andra terus memegangi tangan istrinya memberikan ketenangan.

   tidak membutuhkan waktu lama kini Emma sudah berada diruang bersalin di temani Andra di dalam ruangan tersebut.

    kedua orang tua Andra juga telah berada di rumah sakit menunggu menantu dan calon cucunya yang akan segera lahir.

     "tidak berselang lama terdengar suara tangis bayi memenuhi ruangan bersalin hingga keluar ruangan. Indira dan Yoga Pradipta Wijaya berpelukan melepas suka cita mereka atas kelahiran cucunya.

    di dalam ruangan Andra tersenyum haru dan mencium kening Emma.

    "terima kasih, sayang. terima kasih telah hadirkan untuk aku seorang bayi yang menggemaskan. terima kasih atas segalanya. aku sangat mencintai kamu, I LOVE YOU." ucap Andra sambil mengecup puncak kepala Emma berulang kali.

   "I Love You too,  mas." jawab Emma dengan senyuman lemah.

    Air mata haru menghiasi kedua mata Andra maupun Emma. Emma telah berhasil melahirkan putra yang akan menjadi penerus di keluarga Pradipta Wijaya.

    "selamat bapak dan ibu Andra, bayi laki-laki kalian sungguh tampan dan menggemaskan. selamat menjadi orang tua baru untuk kalian." ucap dokter Aluna yang membantu persalinan Emma.

     "terima kasih dokter Aluna." ucap Emma dengan senyum mengembang di wajahnya walau terlihat dia masih lemah.

    "sama-sama ibu Emma, sebentar lagi ibu akan dipindahkan diruangan rawat beserta bayi ibu. saya permisi dahulu." pamit dokter Aluna yang segera berjalan keluar untuk kembali melayani pasien lainnya.

     "baik dokter." ucap Emma dengan senyum lemahnya, dia masih terasa lelah setelah perjuangan panjang melahirkan buah hatinya.

   Emma terbangun dengan suasana ruangan yang berbeda, dia menebak pasti hari ini telah larut malam. Emma mengerjapkan kedua matanya untuk menyesuaikan dengan suasana baru kamarnya. Entah dia pingsan atau tertidur karena kelelahan yang pasti Emma masih mengingat bahwa dia tadi terakhir kali masih berada di ruangan bersalin.

    "kamu sudah bangun, sayang?" tanya Andra ketika dia melihat istrinya sudah duduk di atas brankarnya.

    Emma mengangguk dan tersenyum, Andra dengan cekatan mengambilkan istrinya segelas air minum.

    "minumlah dahulu setelah itu baru makan, tenaga kamu habis terkuras tadi setelah melahirkan anak kita." ucap Andra sambil tersenyum memberikan segelas air putih untuk Emma.

   "terima kasih, mas." ucap Emma sambil menerima gelas yang berisi air putih dan meneguknya hingga tandas.

    "anak kita dimana, mas? apa dia rewel tadi selagi aku tidur?" tanya Emma tersenyum, dia sangat antusias ingin mengetahui keadaan bayinya.

    "tidak sayang, dia masih tertidur pulas di dalam box bayinya. jagoan daddy tidak rewel kok kamu tenang saja. Mommy harus beristirahat agar kembali pulih." ucap Andra sambil mengelus puncak kepala Emma.

   "kamu mau makan, sayang?" tanya Andra penuh perhatian.

    "iya mas, aku merasa lapar sekali." jawab Emma singkat.

    "baiklah aku suapi kamu, sebentar ya sayang." ucap Andra, dia menyuapi istrinya dengan telaten.

    Andra telah memesankan makanan kesukaan Emma, dia berharap saat istrinya bangun nanti Emma bisa makan dengan lahap untuk memulihkan tenaganya kembali. tidak lupa Andra juga mengupaskan buah untuk istri tercintanya.

    "sayang jangan pernah tinggalkan aku." ucap Andra tiba-tiba sambil menatap ke arah Emma.

    "tidak akan, mas. aku akan selalu berada di samping kamu hingga maut yang memisahkan kita." ucap Emma sambil tersenyum manis.

   "aku sangat takut sekali tadi, tiba-tiba kamu tidak sadarkan diri. aku panik dan takut kehilangan kamu." ucap Andra dengan wajah sedih dan terharu bahagia melihat istrinya sudah terjaga dan sudah sadarkan diri.

    "maafkan aku, mas. aku merasa sangat lelah tadi. tiba-tiba aku tidak sadarkan diri." jawab Emma yang terus menatap suaminya yang sedang mengupas buah-buahan untuknya.

     "Yang penting kamu sekarang sudah baik-baik saja, sayang. besok kita akan kembali ke rumah. aku juga tadi sudah memberitahukan kepada Mami dan Papi dan besok mereka akan datang kemari." ucap Andra memberitahu kabar bahagia kepada Emma bahwa kedua orang tuanya akan datang mengunjunginya.

     kebahagiaan terus terpancar dari raut wajah Emma dan Andra. pasangan yang baru saja dikaruniakan seorang bayi laki-laki yang berparas tampan tidak kalah tampannya dari Andra. kehadiran bayi yang ditunggu-tunggu oleh kedua orang tuanya memberikan warna tersendiri bagi keduanya. bayi berjenis kelamin laki-laki dan diberi nama Yosandrio Regan Pratama Pradipta Wijaya, penerus bisnis keluarga Pradipta Wijaya.

   bapak dan ibu Pradipta Wijaya memiliki cucu dalam waktu yang berdekatan, anak dari Sony dan Reina lahir 3 bulan yang lalu. anak dari Sony juga berjenis kelamin laki-laki yang bernama Raihan Ekatama Putra Wijaya.

    Sony dan Reina sama-sama diberi hadiah atas kelahiran anak mereka, walau Sony bukan anak kandung Yoga Pradipta Wijaya dan Indira tetapi dia diberikan hadiah perusahaan yang berada di Italia sedangkan Reina diberikan salon kecantikan dan sekolah kursus ballet.

    kehidupan Andra telah berubah setelah kelahiran buah hatinya. dia lebih sering menjalankan pekerjaannya di rumah dan memilih membantu Emma merawat putra kecilnya.

 
    
   

TERJERAT CINTA PRIA ANGKUH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang