Pertemuan Andra dengan Farhan

92 2 0
                                    

      "apa salah Emma kepada kamu Andra? sehingga dia sekarang tinggal di apartemen kamu?" ucap Farhan saat ini mereka sedang bertemu di sebuah cafe, dan Farhan ingin mencari tahu apa yang Emma sembunyikan darinya. dan apa yang membuat seorang Andra sampai menahan Emma di apartemennya.

    "tidak ada, aku hanya menolongnya." ucap Andra dengan sikap santai.

    "menolongnya? menolong dari apa? mengapa kamu menahan Emma di apartemen kamu? kalau kamu hanya menolongnya harusnya kamu mengembalikan Emma ke rumahnya." ucap Farhan dengan suara tinggi.

   "kamu belum tahu? Emma belum menceritakannya kepada kamu?" tanya Andra dengan senyuman tipis.

   "aku bukan tipe orang yang suka mencampuri privasi seseorang Ndra, kalau Emma belum menceritakan kepada aku berarti aku juga tidak boleh mengusik privasinya." tegas Farhan kepada Andra.

    "menurut kamu dengan kamu mencari tahu di mana Emma tinggal sekarang bukan mengganggu privasinya?" tanya Andra menyindir.

    "Emma sudah aku anggap sebagai adik aku, jadi apa pun yang menyangkut keselamatan dan keamanan adik aku, aku berhak ikut campur. jika Emma menceritakannya dengan senang hati aku membantunya. Emma orang baik, dia hanya ingin merubah nasibnya dan nasib keluarganya. aku berjuang untuk mewujudkan cita-citanya. jangan rusak semua impiannya." ucap Farhan tegas.

    aku tidak merusak impiannya Farhan, Emma sampai detik ini juga masih aku ijinkan bekerja bukan?" jawab Andra santai sambil menikmati kopinya.

    "tapi yang kamu lakukan keterlaluan Andra, tidak seharusnya membebani Emma dengan hal konyol seperti itu. dan aku tebak menghilangnya Emma 2 hari 2 malam itu karena perbuatan kamu?" tanya Farhan menebaknya.

   "kalau iya memangnya kenapa? ada yang salah Emma merawat aku? apa aku salah jika aku memintanya untuk merawat aku yang terluka akibat menolongnya? tidak bukan?" jawab Andra tersenyum tipis.

    "kamu? kamu memang keterlaluan Ndra. jangan buat Emma menderita atau kamu akan berurusan dengan aku." ucap Farhan marah, dia berdiri sambil menunjuk ke wajah Andra.

     setelah berkata seperti itu Farhan langsung meninggalkan Andra seorang diri.

    "kamu tidak akan bisa mengambil Emma dari aku Farhan, ataupun membuat Emma ragu. jika Emma terhasut akan perkataan kamu maka akan aku pastikan semua usaha kamu akan hancur. Emma milik aku, hanya milik aku." gumam Andra dengan suara lirih.

    sementara di tempat lain teman-teman Emma bergosip riang dan mereka kagum dengan keberuntungan yang Emma dapatkan.

    "Emma kamu sungguh beruntung bisa dekat dengan pak Andra, semoga kamu juga beruntung menjadi wanita pilihan pak Andra, Emma." celoteh Qonita.

    "kamu apa-apa sih Nit, tidak usah berkhayal terlalu tinggi." omel Emma dengan wajah cemberut.

    "kamu ini! berharap tidak ada salahnya bukan? siapa tahu kamu memang berjodoh dengannya, jadi kamu tidak perlu repot-repot bekerja, pasti semua sudah terjamin Emma." ucap Qonita memberi penjelasan.

    "kalau aku berjodoh dengan mas Andra, tetap aku ingin membangun usaha aku sendiri. kamu tahu bukan cita-cita impian aku apa?" tanya Emma sambil tersenyum manis.

    "terserah kamu saja Emma, jika memang pak Andra menjadi suami kamu. aku yakin dia tidak akan mengizinkan kamu kembali bekerja. Emma lihat ke sana sepertinya pak Andra sudah menjemput kamu." ucap Qonita dengan isyarat.

    "sepertinya iya, aku siap-siap sebentar Nit. aku pamit yah besok aku bawakan lagi bekal makan siangnya." ucap Emma berpamitan.

    Emma memasuki kamarnya mengambil tas dan segera keluar, dan saat Emma membuka pintu kontrakannya Andra juga sudah berdiri hendak mengetuk pintu tersebut. Andra disuguhkan dengan senyum yang manis dari Emma.

    "ayo kita segera pulang. aku tunggu di mobil." ucap Andra dan meninggalkan Emma di depan pintu rumah kontrakannya.

    "hmm... tampan tapi dingin tidak ada raut wajah ramah sedikit pun. senyum sedikitkan boleh Emma, atau setidaknya berbicara sedikit saja." protes Qonita di belakang Emma.

    "sudahlah nanti kamu naksir mas Andra lagi kalau dia tersenyum, bukannya kamu bilang kalau mas Andra itu memang dingin, cuek dan arogan. kamu mau dia berubah? aku rasa itu mustahil Qonita, sudah yah aku pamit. kamu hati-hati di rumah." pamit Emma tersenyum dan bergegas menyusul Andra yang sudah menunggunya di dalam mobil.

   Andra memecahkan keheningan dengan berkata kalau dia tidak bisa mengantarkan sampai atas lantai apartemennya, karena dia ada urusan dengan teman-temannya.

    "kamu masih ingat lantai berapa kamu tinggal Emma, kamu naik sendiri saja aku ada urusan. passwordnya tanggal lahir kamu." ucap Andra tersenyum manis.

    "Iya aku masih ingat mas, tidak apa-apa aku nanti naik sendiri." ucap Emma dengan senyuman manisnya.

    begitu sampai di depan lobby apartemen Andra, Emma bergegas keluar dari mobil dan bergegas naik keatas seorang diri.

    seperti biasa Andra menghampiri teman teamnya di club milik Rocky, untuk sekedar mencari hiburan karena dia merasa penat dalam bekerja di tambah lagi dia bertemu dengan Farhan.

    "Waw pengusaha bucin sudah kembali seperti semula, apa Emma tidak memuaskan dan memilih menikmati malam di club ini lagi." ucap Rocky mengejek saat melihat Andra memasuki ruang VVIP tempat dia biasa menghabiskan malam sebelum bertemu dengan Emma.

    "Yang satu bucin di sini dan yang satu bucin di Italia, sungguh aku menjadi takut menaruh hati dengan wanita." ucap Denny menimpali perkataan Rocky sambil terbahak.

    "aku hanya ingin menghilangkan penat saja, dan ada yang ingin aku bicarakan kepada kalian." ucap Andra sambil mengisap rokoknya.

    "ada masalah apa kamu dengan Emma?" tanya Galang penuh selidik.

    "aku ingin salah satu dari kalian menjaga dan mengawasi Emma, karena aku ingin berangkat meninjau proyek di Dubai dan di Paris mungkin sekitar hampir 2 minggu di sana. aku tidak tenang jika meninggalkan Emma tanpa pengawasan, kalian tahu sendiri Sony sekarang memimpin perusahaan di Italia untuk sementara waktu, sedangkan Xander masih berada di Dubai saat ini. menyelesaikan tugasnya di sana." ucap Andra berbicara panjang.

    "baiklah biarkan anak buah aku saja yang mengawasi Emma dari jauh, aku yakin Emma tidak akan nyaman jika dia diikuti terus menerus, Emma gadis polos pasti akan ketakutan." ucap Rocky mengusulkan.

     "baik tapi pastikan dia tetap tinggal di apartemen aku, dia hanya bekerja pagi saja. jangan biarkan Farhan terlalu  sering berada di dekat Emma." ucap Andra berpesan.

    "kamu sebegitu takut jika Emma lebih memilih Farhan?' ucap Denny dengan senyuman tipis.

    "aku tidak takut, aku yakin Emma tetap memilih aku nantinya, mau tidak mau Emma harus tetap menjadi milik aku!" ucap Andra percaya diri dan menyakinkan.

    mana ada seorang wanita yang mau menolak pesona seorang Yosandra Regan Pradipta Wijaya seorang CEO tampan yang kaya raya.

TERJERAT CINTA PRIA ANGKUH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang