Mengunjungi Qonita

62 2 0
                                    

     sesudah makan malam bersama di keluarga Pradipta Wijaya. Andra membawa Emma pulang ke apartemennya walaupun Mami Indira sebenarnya ingin Emma tetap tinggal di rumahnya, tapi Andra terlalu bersikeras untuk kembali ke apartemen.

   "mas, boleh ya besok aku ingin bertemu dengan Qonita. aku merindukannya, aku di Jakarta tapi belum berkesempatan untuk bertemu dengannya." ucap Emma memohon yang kini mereka tengah bersantai di ruang televisi.

    Andra membuang napas panjangnya sampai terdengar oleh Emma.

    "baiklah, tetap dengan pengawasan tidak lebih dari 3 jam saja." ucap Andra pasrah, mana mungkin dia memisahkan sahabat satu-satunya Emma. Qonitalah yang selama ini selalu bersama Emma.

   "terima kasih, mas." ucap Emma dengan senyum bahagianya, sebenarnya dia takut tidak diizinkan oleh Andra.

    Emma terus berusaha mencoba dan syukurlah Andra akhirnya memberikan izin untuknya bertemu dengan Qonita, walaupun tetap bersama Vega dan kedua anak buah Andra yang ditugaskan untuk mengawalnya. bagi Emma itu tidaklah masalah yang terpenting baginya adalah bisa bertemu dengan Qonita.

    "istirahatlah Emma ini sudah larut malam!" perintah Andra yang menatap lekat Wajah Emma yang berada di sampingnya.

    Emma mengangguk dan segera beranjak pergi untuk memasuki kamarnya, dia terlalu bersemangat untuk menunggu hari esok. pagi telah tiba, Emma sudah menyiapkan sarapan untuk Andra tidak lupa dia juga sudah menyiapkan makanan untuk sahabatnya. pagi ini setelah Andra berangkat Emma juga akan bersiap menuju kontrakan Qonita sahabatnya.

   "hmm... Istri aku ini, selalu bisa memanjakan lidah dan perut suaminya." gurau Andra yang kini sudah rapi dengan pakaian kerjanya.

     "hmm... istri? siapa istri, mas? perasaan aku masih single belum menikah!" tanya Emma pura-pura, dia mencoba menahan tawanya tapi akhirnya pecah juga tertawa Emma.

   "ampun mas geli, cukup becandaannya! iya iya, aku minta maaf!" ucap Emma sambil mengatur napas dan tertawanya.

   Andra yang langsung berhenti menggelitiki Emma lalu tangannya mencubit gemas hidung Emma.

   "sudah mulai berani sekarang ya?" ucap Andra dengan gemas.

    "ampun mas, aku hanya bercanda tapi bukannya benar kalau kita belum menikah. pernikahan kita masih bulan depan." ucap Emma berusaha mengingatkan ditengah canda tawa mereka.

   "awas ya, setelah menikah kamu tidak akan aku lepaskan, ingat akan ada hukuman untuk kamu, sayang!" ucap Andra sambil mengedipkan sebelah matanya.

   "aku bukannya sudah minta maaf, mas." gerutu Emma dengan wajah masih menahan tawa.

   "hmm... nanti malam aku akan buatkan makan malam spesial untuk kamu, mas. sekarang buruan sarapan sudah siang." perintah Emma pada Andra dengan senyuman manisnya.

    "aku bosnya, sayang. terserah aku mau berangkat jam berapa? kamu mengusir aku?" jawab Andra dengan wajah datar.

    "hmm... kenapa sensitif banget sih mas pagi ini? bukan mengusir mas, bukankah akhir-akhir ini mas sibuk sekali? katanya setelah menikah akan menikmati liburan. mas gak jadi bawa aku berlibur? lagi pula itu sarapan nanti keburu dingin!" gerutu Emma yang masih berada di dalam pelukan Andra setelah Emma di gelitikinya.

   "baiklah nona manis, mari kita sarapan bersama!" ucap Andra sambil mengacak rambut Emma dengan penuh sayang.

    selesai sarapan Andra langsung berpamitan untuk bekerja, kini Emma memanggil asistennya Vega untuk segera datang ke apartemennya. Emma membutuhkan bantuan Vega untuk menemaninya.

TERJERAT CINTA PRIA ANGKUH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang