01

502 10 3
                                    


                           Happy Reading

Hujan deras mengguyur kota Jakarta, Kilatan petir menyambar nyambar seakan memberikan sebuah peringatan kepada manusia.

Sedari tadi Raffa melihat setiap tetesan air yang jatuh membasahi bumi dengan tatapan kosongnya, fikiranya melayang jauh memikirkan dirinya yang beberapa bulan yang lalu telah mengikat seseorang dalam hidupnya, dalan janji sucinya , apakah keputusannya itu salah?

Takdir memang mempunyai kejutan luar biasa untuk hidupnya, bagaimana mungkin, Alveria yang berstatus sebagai kekasihnya sekaligus orang yang dicintainya , namun malah orang lain yang kini menjadi pasangan sahnya ? Terlebih pasanganya adalah kakak dari mantan kekasihnya. Mungkinkah Alveria marah ?.

Takdir memang rahasia , dan kini rahasia itu tak lagi bersembunyi darinya, Kalau berfikir apakah menyesal menjalani pernikahan ini? entahlah dirinya masih bingung dengan perasaannya.

Namun dibalik itu setidaknya dirinya tak menyesal menjalankan pesan bapak untuk menikah dengan anak dari sahabatnya.

Yah, pesan dan amanah sebelum bapak dan ibu berpulang kepada sang pencipta, tepat setelah acara resepsi selesai bapak dan ibu pamit untuk pulang karena ada kepentingan mendadak, namun naas saat diperjalanan pulang taksi yang mereka naiki mengalami kecelakaan beruntun. Lebih menyakitkan lagi setelah dirinya mengetahui bahwa kedua orangtuanya tak bisa lagi diselamatkan nyawanya.

Hati anak mana yang tak hancur mendapatkan kabar seperti itu ?

"Den Raffa kenapa gak masuk? Udara malam gak baik Lo den buat kesehatan tubuh" Raffa sedikit terkejut, ia menoleh dan mendapati bi iyem yang tengah menyodorkannya jaket , tangannya terulur mengambil jaket itu,
Bi iyem tersenyum kearah majikanya yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri .

Setelah mengetahui suasana hati majikanya itu bi iyem memutuskan pergi masuk kedalam rumah meninggalkan Raffa yang tengah melanjutkan lamunannya. Raffa menoleh menuju kearah sofa yang tersedia di depan teras rumah , mulutnya terkunci rapat , pandangannya sedari tadi tak lepas dari foto pernikahanya dengan Shani di ponsel genggamnya .

"Bang Raffa bisa bagi cerita kalau emang lagi ada masalah" ucap seseorang yang tiba-tiba datang dan berbicara kepadanya, orang itu kini duduk sebrang depan Raffa

"Bang Raffa baik kok, aman-aman aja gak ada masalah, kenapa nanya gitu?" Raffa meletakkan handphonya diatas meja .

"Gak usah bohong deh bang, Zayyan suka denger cerita dari pekerja sini kalau Ci Shani suka kasar ke bang Raffa . Ee maksudnya, Ci Shani belum bisa nerima bang Raffa sebagai suaminya? Bener gitu bang?"

Raffa bungkam dengan pertanyaan yang dilontarkan Zayyan adik sepupu Shani yang lumayan dekat dengan dirinya akhir-akhir ini.

Pemuda dengan parasnya yang bisa dibilang tampan ,cerdas , berprestasi,baik,ramah,dan sopan . Kini duduk dibangku SMA kelas XII MIPA .

Sering mengikuti perlombaan olimpiade go internasional karena kecerdasannya yang kelewat batas.

Bisa dibilang, seluruh keluarga besar Shani memang rata-rata memiliki prestasi belajar yang baik , bahkan ia sempat dengar bahwa papi mertuanya itu dulu pernah mengikuti olimpiade mewakili se kota Jakarta dan memenangkan perlombaan itu dengan skor yang tinggi, tak heran memang Jika istrinya itu menjabat sebagai seorang CEO di usianya yang masih terbilang muda karena kecerdasannya yang diturunkan dari Papinya.

Raffa tersenyum kearah Zayyan yang tengah menunggu jawabannya, sejauh ini memang dirinya belum terlalu mengenal sosok Shani, kepribadian Shani seperti apa. Yang ia pahami setelah menikah yaitu Shani perempuan yang sedikit kasar , dingin,dan acuh kepadanya.

Perjodohan 2 [<Continue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang