Sesuai dengan apa yang Shani katakan bahwa papi Adhitama menyuruh mereka untuk datang ke rumah sore ini, walaupun sedikit kesal karena tidak bisa berdua-duaan dengan Raffa namun dirinya tetap menurut.
"Gausah cemberut, gak enak dilihat" ucap Raffa yang melihat Shani tengah ogah-ogahan ikut pergi
"Iya mas suami!" Balas Shani
Saat ini keduanya sudah di dalam mobil menuju ke rumah kediaman Adhitama, Shani menatap ke arah luar dengan fikiranya yang sedang berkenala, sebenernya ada alasan lain mengapa shani terkesan malas ke rumah sang papi , bukan karena apa tapi....
"Kamu gak mau turun" ucap Raffa membuyarkan lamunannya
"Udah sampe?" Tanya Shani dan dibalas anggukan oleh Raffa, sebelum keduluan Shani membuka pintu cepat-cepat Raffa berlari memutari mobil membukakan pintu untuk Shani "makasih mas suami" ucap Shani tersenyum manis kemudian melingkarkan tangannya di lengan Raffa.
Kedatangan mereka di sambut hangat oleh Adhitama dan sang istri "kangen banget sama papi" ucap Shani memeluk tubuh Adhitama
"Manja banget"Adhitama membalas pelukan putrinya
"Mami gimana kabarnya?" Tanya Raffa setelah mencium tangan mami mertuanya "Alhamdulillah baik" setelah selesai dengan basa-basinya Adhitama menyuruh mereka untuk masuk.
ternyata disana tidak hanya ada mereka berdua namun juga adik dari papinya siapa lagi kalau bukan orang tuanya si brengsek Zayyan. Batin Shani menatap malas adiknya
"Hai bang, gimana kabarnya?" Sapa Zayyan yang melihat Raffa mulai masuk kedalam rumah "baik, kamu sendiri gimana kabarnya?"
Sapa balik Raffa kemudian duduk di samping adik iparnya"Baik juga bang" obrolan mereka berlanjut sampai membahas ngalur ngidul ngetan ngulon. Wkwk
Berbeda dengan Shani yang masuk begitu saja ke dalam dengan wajahnya yang acuh tak peduli
"kak Shani udah dari tadi?" tanya Alveria yang baru saja keluar dari kamarnya
"Iya" jawab Shani singkat . Tidak ada obrolan di antara mereka , entahlah Suasana akward seperti ini membuat Alveria tak nyaman, beda lagi Shani yang malah asyik dengan poselnya
"Gimana kabar kakak?" tanya Alveria memecah keheningan.
"Baik,kamu sendiri?" Shani meletakkan handphonya di atas meja, tubuhnya menghadap ke arah Alveria yang duduk di sampingnya
"Aku juga baik" balasnya tersenyum
Shani menatap lekat wajah adik sambungnya intens, ada banyak sebenarnya hal yang ingin dirinya tanyakan tentang kehidupan Alveria selama ini, setelah kejadian malam ulang tahunnya dirinya baru mengingat satu hal yang terasa jangal, dan kenapa dirinya baru ngeh sekarang.
"Ka-" ucapan Shani terhenti kala papi Adhitama menyuruh mereka untuk berkumpul di ruang tengah.
Decakan kesal keluar dari mulut Shani kala ucapannya terjeda begitu saja.
****
Saat Adhitama tengah berbicara tentang maksud dan tujuannya menyuruh mereka berkumpul tiba-tiba sebuah notif pesan masuk di ponsel milik Shani
Ctingg
Sebuah nomor asing mengirimkan sesuatu, saat hendak membuka ponselnya Adhitama menegur agar untuk nanti membukanya dan sekarang dengarkan apa yang akan dirinya jelaskan, niat Shani terurung melihat tatapan tajam Papinya "mungkin nanti!" Batinnya menyimpan poselnya kembali
......
Ucapan Adhitama di tolak halus oleh Raffa , manamungkin dirinya bisa menerima jabatan itu sementara di keluarga ini saja masih ada pewaris sahnya
"Maaf, bukan Raffa tidak senang atau tidak menerima keputusan papi tapi jujur Raffa gak bisa Pi" Adhitama menatap menantunya dengan kecewa. "Kenapa?tidak ada yang salah jika kamu memegang salah satu perusahaan papi nak, terima saja ya" ucap Adhitama berusaha membujuk siapa tau menantunya itu berubah fikiran
"Maap Pi, Raffa tetap gak bisa!" Ucap Raffa kekeh dengan keputusannya, sedari tadi Shani hanya diam mendengarkan papi dan juga Suaminya berbicara, menurutnya jika suaminya menerima permintaan papinya itu tak masalah. Namun ucapan Raffa selanjutnya membuat Shani menoleh menatap suaminya dengan alis terangkat, alasan macam apa itu?
"Di keluarga ini masih ada Alveria yang bisa pegang cabang perusahaan yang papi maksud, Alveria anak papi dan dia yang lebih berhak mendapatkanya bukan Raffa Pi" Shani menatap tajam ke arah Raffa . "Mas kamu!!" Raffa melihat Shani yang hendak angkat bicara menyuruhnya untuk diam, meskipun merasa kesal dengan keputusan bodoh suaminya namun dirinya tetap menurut untuk diam .
Alveria yang mendengar namanya disebut-sebut menoleh ke arah Raffa, dan untuk sepersekian detik mata mereka bertemu hal itu tak luput dari pandangan Shani yang menetap mereka tajam.
"Aku?" Tunjuknya kebarah dirinya sendiri
"Menurut Raffa Alveria yang lebih pantas mendapatkan itu Pi, bukan aku" Adhitama melihat bola mata Raffa dirinya paham dengan maksud Raffa , bagaimanapun menantunya itu terlalu tidak enakan dengan segala sesuatu,jadi wajar jika hal ini di tolak begitu saja
Adhitama menghela nafasnya kasar "baikbl kalau memang kamu tidak menyetujui permintaan papi, papi gak akan maksa" Raffa menghela nafas lega
Beda dengan Shani yang sedari tadi menatap ke arahnya tak setuju
"Ikut aku!!!" Shani menarik tangan Raffa begitu saja ke belakang
*****
"Kenapa kamu tolak!?" Sudah dirinya duga jika Shani membawanya kesini untuk membahas hal tadi.
"Kenapa kamu tolak permintaan papi mas!?" Ucap Shani sekali lagi dengan penekanan
"Aku ngerasa gak pantas Shan" jawab Raffa lirih ia tau setelah ini Shani akan menceramahinya
"Itu cuma asumsi kamu yang bilang kalau kamu gak pantes, aku tau papi, kalau kamu emang bener-bener gak pantes buat pegang kantor papi , papi gak mungkin nyuruh kamu buat nempatin posisi itu mas!!" Ucap Shani mengebu
"Oh, atau jangan-jangan kamu??" Shani menatap Raffa dengan wajah mengintimidasinya. "kamu sengaja nolak itu karena demi adik aku!!?" Raffa menatap Shani tak percaya
"Maksud kamu apa sih Shan, kenapa jadi bawa-bawa Alveria adik kamu ,ini murni keputusan aku" ucap Raffa berharap Shani tidak berfikiran macam-macam tentangnya
Shani bersedekap dada menatap suaminya yang masih terkejut dengan ucapannya barusan
"Emang bener kan? dan well kamu bela dia barusan sayang" ucap Shani lembut namun mampu membuatnya sedikit bergidik, aura Shani memang beda jika sedang marah seperti ini dan Raffa tak menyukai sikap Shani yang seperti itu.
Shani mendekatkan wajahnya di samping telinga Raffa. " Punya hubungan apa kalian!!"
SalamRindu^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan 2 [<Continue]
Short StoryBagian 2 setiap insan manusia sudah pasti akan mendamba mempunyai rumah tangga yang harmonis, memiliki istri yang perhatian,memiliki sikap yang manis,lemah,lembut dan sudah pasti saling mencinta. namun bagaimana jika seandainya pernikahan yang dibay...