Extra Part.3

93 9 1
                                    

"akhh" ringis gadis yang di tolong Rakka beberapa saat lalu, luka goresan yang tak terlalu panjang namun terasa perih

"Maaf,, maaf sakit ya?" dengan telaten Rakka meniup niup pelan lukanya, salahnya juga sih tidak hati-hati

"Engg-a" wajah gadis itu memerah saat mendapatkan perlakuan manis pada orang yang baru saja menolongnya.

terakhir,Rakka menempelkan plaster pada lukanya. "Selesai!"

"Emm, makasih udah nolongin"

Rakka menoleh "sama-sama" tersenyum manis bahkan sampai membuat gadis itu terpana

"Oh iya kita udah dari tadi ngobrol tapi belum tau nama satu sama lain!" Rakka terkekeh dengan ucapannya barusan

"Kenalin aku Rakka" ucapnya menyodorkan tangan dan di balas lembut

"Amara" ucapnya menampilkan senyum manis

*****

Pagi di sekolah SMA Bintara banyak siswa maupun siswi yang tengah berlalu lalang Karena jam pembelajaran yang sedang kosong maklumlah para guru tengah mengadakan rapat dadakan.

Banyak di antaranya tengah bermain basket di lapangan , bergosip ria, dan masih banyak hal yang mereka lakukan

"Sha, itu bukannya Rakka ya?"  tunjuk April di sebrang lapangan sana. Langkah keduanya berhenti akibat April yang memegang tangan Rasha

"Hmm"

"Dingin banget, awas ntar jatuh cinta!" Cibir April yang mendapat tatapan tajam Rasha seketika

"Lagian Lo aneh tau gak Sha, menurut gue Rakka itu sebenernya ganteng cuma ketutup sama kaca matanya yang bulat sama penampilannya yang rapi aja sih!" Tiba-tiba saja April tersenyum tak jelas membuat Rasha bergidik

"Lo suka? Yaudah ambil aja, gak akan ada yang rugi juga" ucap Rasha acuh kemudian melanjutkan langkahnya

Seperti biasa tatapan datar,dingin tak lupa tangan yang tersimpan di saku almamater kebanggaanya menambah kesan angkuh pada gadis itu, setiap orang yang berpapasan denganya Rasha pasti akan merasa takut karena merasa terintimidasi dengan tatapan tajamnya

"Lo yakin, kalau seandainya gue ada hubungan sama dia Lo gak bakalan marah, atau Cemburu!" Ucapnya menaik turunkan alisnya menggoda sahabat dinginya

"Kenapa gue harus marah" ucapnya menaikkan alisnya sebelah

"Gak penting!" Lanjutnya

April menoleh ke arah lapangan sebentar kemudian kembali menatap teliti wajah Rasha, seketika ide jahil muncul di benaknya. Dengan sejenak jidatnya April menarik tangan Rasha menuju ke sebrang lapangan sana, tempat dimana Rakka tengah duduk sembari membaca buku.

Melihat beberapa pasang kaki berdiri di depannya membuat Rakka mendongak ,melihat siapa orang yang berdiri.

"Hai" basa basi April dengan senyum tak jelas, tak taukah bahwa di samping Rasha tengah mengumpat habis habisan pada April

"Boleh gabung?"

"Silahkan" jawab Rakka kikuk, tumben sekali fikirnya

Hening, April masih memikirkan cara apa yang akan di perbuat selanjutnya

"Rakka!" Panggil April membuat sang empu menoleh ."kenapa?"

Rakka di buat mematung saat tangan April tiba-tiba membuka kancing baju seragamnya yang paling atas ." Lo lebih keren kalo gini" ucapnya sembari mengusap dadanya pelan

Posisi Rasha yang masih berdiri di tempat yang tadi membuatnya melihat apa yang April lakukan barusan.

Tangan Rasha entah sejak kapan mengepal di balik saku saat melihat April yang tengah memajukan wajahnya di depan wajah Rakka. Sebisa mungkin wajahnya terlihat biasa biasa saja walaupun di hatinya ada sedikit yang terasa mengganjal

Perjodohan 2 [<Continue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang