09

122 6 0
                                    

"Shan aku berangkat ya" Raffa memakai helmnya di depan teras rumah, tadi setelah acara makan makan dengan sekeluarga dirinya mengajak Shani untuk pulang terlebih dahulu karena ad urusan.

Dengan sedikit malas Shani mengiyakan permintaan Raffa , bagaimanapun dirinya harus terlihat baik dan patuh kepada suaminya didepan keluarga khususnya papi.

"Iya" jawab Shani dengan acuh kemudian melenggang masuk kedalam rumah.

Raffa tersenyum kemudian menyalakan motornya untuk berangkat, tidak membutuhkan waktu yang lama kini Raffa sudah berhenti di alamat yang sudah tertera di handphonya.

Terlihat sebuah mansion megah berwarna perak elegan berdiri di depannya, sangat indah seperti bak istana, Raffa bertanya kepada satpam.

"Permisi pak, benar ini dengan rumah keluarga Baskoro Hendarso?" Tanya Raffa pada satpam yang berjaga di depan pintu gerbang.

"Iya benar mas , ada perlu apa ya?" Tanya satpam itu dengan melihat intens penampilan orang didepannya.

"Saya Raffa pak , pekerja baru disini, katanya saya disuruh kesini seharusnya si tadi pagi pak tapi saya izin datangnya agak terlambat karena ada acara keluarga" Raffa berkata dengan sopan.

"Sebentar, saya panggilkann tuan terlebih dahulu" Raffa mengangguk kemudian menunggu di depan.

Beberapa menit berlalu kini suara seseorang memanggil untuk mempersilahkan dirinya masuk kedalam.

"Terimakasih pak"satpam itu hanya membalas dengan anggukan.

Kesan petama saat dirinya masuk di kediaman keluarga Baskoro Hendarso. Mewah
Terlihat dari setiap sudut ruangan diisi dengan barang barang mewah, mulai dari guci yang terlihat antik terbukti dari corak dan bentuknya yang unik dan menarik.

"Mari den silahkan duduk dulu, saya panggilkann dulu tuan Baskoro di dalam" Raffa menurut dirinya tersenyum kearah pekerja yang terlihat ramah itu.

"Iya bik, terimakasih" Raffa menelusuri setiap sudut dan inci Mension dengan netra matanya, pandangannya terhenti kala melihat sebuah figura yang tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil di atas meja, berisikan sebuah foto seorang gadis cantik dengan balutan kebaya modern  berwarna biru muda namun terkesan sangat Mewah jika dipandang.

Dengan pipi sedikit tembam, dan bibirnya yang mungil, tinggi tubuhnya yang tidak terlalu pendek ataupun juga sebaliknya,terlihat sangat cantik dan lucu secara bersamaan.

Suara langkah kaki menyadarkan pandangannya dari foto gadis itu.

"Dia putri saya satu satunya, namanya Angelica , saya setiap hari selalu berusaha untuk selalu membuat nya bahagia dengan perhatian perhatian kecil dari saya, saya mungkin selalu merasa bersalah dengan putri saya karena telah memisahkan dia dengan ibu kandungnya karena suatu alasan" Raffa terdiam mendengar ucapan seorang Pria paruh baya yang ia yakini pria itulah yang nantinya akan menjadi majikanya untuk mengantar kemana pun dia pergi, perawakannya masih terlihat gagah meskipun rambutnya yang sudah tidak sepenuhnya berwarna hitam.

Pria itu duduk di hadapan Raffa sembari menatapnya lekat.
Raffa tersenyum kikuk tidak tau harus membalas dengan apa.

"Dia itu sebenernya baik hanya saja sifatnya yang agak sedikit keras kepala dan sangat dingin, tidak suka dengan keramaian dan sangat jarang tersenyum, apalagi tertawa" terlihat wajah itu menyorot dengan tatapan sendu.

"Eh maaf , saya malah jadi curhat sama kamu" pria itu memutus suasana sedih yang dirinua sendiri ciptakan.

"Enggak apa-apa kok tuan, saya mengerti" Raffa mengatakanya dengan tulus.

"Oh iya saya minta maaf sama tuan karena sepatutnya dihari pertama saya kerja saya malah sudah minta izin untuk datang sedikit terlambat" sesalnya dengan kepala menunduk, tuan Baskoro hanya tersenyum melihat lelaki muda didepannya.

Perjodohan 2 [<Continue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang