Sinar mentari masuk ke dalam celah-celah gorden kamar yang sedikit terbuka.
Kedua kelopak mata Raffa sedikit terbuka menyesuaikan cahaya yang masuk, senyumnya mengembang kala menyadari bahwa semalam dirinya tertidur di samping Istrinya.ShaniMata yang biasa menatap tajam kearahnya kini tengah tertutup rapat dengan cantiknya, bersyukur pada yang diatas sana kala masih bisa menikmati makhluk ciptaannya yang bagaikan bidadari.
Perlahan mata yang masih tertutup itu mulai mengerjapkan matanya perlahan.
Pagi yang indah dengan menatap bola mata Shani yang hitam pekat, bagaikan candu bagi Raffa seperti ingin Terus menatapnya tanpa merasa bosan."Selamat pagi!!"
Bukanya terbangun dari tidurnya malahan Shani menarik tubuh Raffa untuk di peluk erat.
"Udah siang Shani, aku mau berangkat kerja" Raffa mengusap punggung Shani yang masih menyembunyikan wajahnya di ceruk lehernya. sedikit terasa geli kala hembusan nafas Shani yang menerpa kulitnya.
"Kenapa? Kamu masih aku hukum, jadi jangan coba-coba buat kabur" terdengar suara serak Shani memperingatkan Raffa untuk tidak pergi.
Shani menyudahi pelukannya, ditatapnya wajah Raffa dengan rambut yang masih acak-acakan . Damn, kenapa suaminya terlihat sangat sexi sekarang.
Shani menetralkan detak jantungnya yang tengah berdisko saat ini .
"Kamu kenapa , sakit?" Ucap Raffa khawatir, kesalahan besar Raffa kala tangannya malah ikut-ikutan menempelkan tangannya diatas tangan dan posisinya di dada Shani.
"E-ngga kna-pa" jawab Shani dengan gugup wajahnya memanas sekarang.
Menyadari sesuatu, dengan cepat Raffa menarik tangannya kembali dari Shani.
"Ma-af"
Raffa beranjak dari ranjang untuk menghilangkan rasa canggungnya, bagaimana tidak sedari tadi Shani terus menatap ke arah samping tidak menjawab ucapannya.
"Kamu atau aku dulu yang mandi duluan?"
Tanpa menjawab pertanyaan Raffa , Shani berlari begitu saja ke arah kamar mandi dengan cepat.
Di dalam kamar mandi Shani memegang jantungnya yang semakin tak terkendali.
"Huh Apa ini Tuhan"
....
Sembari menunggu Shani selesai mandi Raffa berniat untuk pergi kedapur memasak untuk sarapan pagi mereka berdua.
Di dalam kulkas hanya ada Mie instan dan juga telur, Raffa berfikir sejenak, apa yang bisa dirinya masak dengan bahan kedua itu.
Lama berfikir akhirnya Raffa memutuskan untuk membuat omlet sederhana saja, takut kelamaan dan Shani selesai dari mandinya dan makanan belum jadi .
Dengan Serius Raffa mengisi panci dengan air secukupnya, sembari menunggu air mendidih Raffa menyiapkan bahan yang lainya.
15 menit berlalu akhirnya menu masakannya pun jadi , dengan hati-hati Raffa menyiapkan semuanya di meja makan.
Tanpa di sadari , sedari tadi semuanya yang Raffa lakukan di perhatikan Shani dari anak tangga sana.
Senyum Shani mengembang, betapa beruntungnya dirinya memiliki suami yang perhatian seperti Raffa.
"Hai , udah selesai mandinya?"
Tiba-tiba saja Raffa sudah berdiri berada di dekatnya, Shani hanya mengangguk."Kamu tunggu di meja makan sebentar ya ,aku mau bersih-bersih dulu, gak lama kok" Raffa berlalu melewati begitu saja.
Seperti apa yang Raffa bilang barusan , Shani menunggu Raffa di atas meja sendirian.
Ah ya, dirinya lupa belum mengabari sahabat sekaligus sekertaris pribadinya Viny bahwa hari ini dirinya tidak masuk ke kantor.
"Maaf lama nunggunya ya?" Shani meletakkan handphonya di meja.
"Enggak lama kok" Shani tersenyum, entahlah mungkin untuk hari ini dan seterusnya seorang Shani yang terbiasa judes dan dingin kepada Raffa akan berubah menjadi Shani yang selalu tersenyum.
.........
Selesai dari acara sarapan paginya kini mereka berdua hanya duduk-duduk santai di ruang TV, tidak tau apalagi yang harus di kerjakan. Dasar Orkay
Seketika Shani punya ide dan memutuskan mengajak Raffa untuk menonton drama di laptopnya.
"Raffa" panggil Shani dengan pelan.
"Iyaa?" Shani menatap Raffa dengan sebal kala
Pandangannya sedari tadi tak pernah lepas dari layar di depannya."Nonton yuk, aku bosenn"
"Iya Shani ,ini kita lagi nonton kan" dengan wajah tanpa berdosanya Raffa malah tertawa kala menyaksikan acara show yang terlihat lucu Dimata Raffa , bukan Shani.
Dengan kesal Shani berdiri dan menekan tombol of, layar yang semula terlihat menyala kini berubah wana hitam kala Shani mematika tv begitu saja.
"Aku mau nonton drama , bukan yang kamu lihat di tv !!" Shani bersedekap dada.
Dengan pasrah Raffa hanya menurut kemudian mengangguk.
.....
Kini di kamar mereka dengan serius Shani dan juga Raffa menonton drama romance yang Shani pilih tadi.
Dengan posisi terlungkup dan selimut tebal yang menutupi tubuh mereka berdua.
Shani menoleh kesamping tepatnya kearah Raffa.
"Gimana bagus kan drama yang aku pilih? udah berulang kali aku nontonya dan gak pernah bosen"
Raffa hanya mengangguk sekenanya, fokusnya kini masih menatap layar dengan serius.
Adegan dimana seorang pria yang menyatakan cinta kepada seorang gadis membuat senyumnya tiba-tiba terbit.Tiba-tiba sebuah adegan tak terduga muncul disana , dengan cepat Raffa menutup matanya dengan rapat pipinya memerah karena malu, Adegan tidak pantas yang seharusnya tidak dirinya tonton.
Shani menatap Raffa dengan heran kala laki-laki itu menutup matanya dengan erat.
Seketika Shani paham kenapa suami kecilnya itu menutup matanya dengan rapat. Hanya sebuah adegan Kissing namun sampai sebegitunya? Shani hanya menggelengkan kepalanya heran, ternyata suaminya ini masih terlalu polos untuk melihat hal yang seperti itu.
Shani tersenyum menyeringai kala sebuah ide muncul di kepalanya.
"Raffaa"
entahlah telinga Raffa yang sedikit eror atau bagaimana, suara Shani terdengar lirih saat memanggilnya barusan."Buka mata kamu" Raffa menurut, dan perlahan membuka matanya, seketika dirinya menahan nafas kala wajah Shani yang sangat dekat dengannya.
"Kenapa tutup mata? Malu?" Dengan jahilnya tangan Shani mengusap pipi Raffa dengan lembut.
"En-ggak" suara yang terdengar gugup membuat Shani sekuat tenaga menahan tawanya.
"Raffa" di tatapannya bola mata teduh itu dengan dalam , perlahan tapi pasti Shani mendekatkan wajahnya........
Dan .......
Dan.....
Dan....
Jeng jeng jeng .....
Bisa nebak sendiri kan.... Wkwkw
SalamRindu^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan 2 [<Continue]
Short StoryBagian 2 setiap insan manusia sudah pasti akan mendamba mempunyai rumah tangga yang harmonis, memiliki istri yang perhatian,memiliki sikap yang manis,lemah,lembut dan sudah pasti saling mencinta. namun bagaimana jika seandainya pernikahan yang dibay...