14

113 8 0
                                    

Entah kerasukan setan apa tiba-tiba saja Shani menyetujui ajakan Raffa yang mengajaknya untuk pergi ke suatu tempat.

"Kamu ngak macem-macem kan!!?" Tungkas Shani.

"Enggak Shan"

Shani mulai merasakan hawa dingin menelusup ke seluruh tubuhnya, hari masih siang dan cuaca yang sedikit mendung, dan juga angin yang berhembus kencang menelusup ke dalam tubuhnya.

Dari balik kaca spion Raffa menatap tak tega pada wajah Shani yang sedikit membiru, Raffa menepikan motor bututnya dan membuat Shani bingung.

"Kenapa berhenti?" Raffa tidak menjawab pertanyaan dari istrinya itu , terdengar decakan sebal dari Shani.
Tanpa perduli tiba-tiba saja Raffa melepaskan jaketnya dan dipasangkan di tubuh Shani.

"Ehh"

"Udaranya dingin" hanya itu yang keluar dari mulut Raffa, Shani terdiam dan mengaitkan kancing jaket di tubuhnya.

"Aku cuman mau bilang sama kamu, mungkin hari ini bakalan jadi hari yang gak akan pernah kamu lupakan seumur hidup kamu" Raffa sedikit berteriak karena suara kendaraan lain yang bising.

"Dan maaf aku udah bawa kamu pakai motor tua kayak gini" Shani hanya diam mendengarkan ucapan Raffa , saat ini fikiranya hanya tertuju pada bagaimana pertemuannya nanti bersama Alvas , pasti sangat menyenangkan dimana dirinya dan Alvas akan kembali bersama seperti dulu, menjalin kasih.

"Udah sampai" Shani tersadar dari lamunannya saat Raffa memberhentikan motor tuanya di sebuah is it true that this driver took him to a mall?

"Hari ini aku bakalan traktir kamu buat belanja di mall, sebagai tanda maaf aku karena baru bisa ajak kamu kesini selama kita menikah" Raffa mengenggam tangan Shani.

"Aku berharap kamu bakalan selalu ingat sama hari ini" Raffa mengelus pucuk kepala Shani dengan sayang.

"Yaudah yuk masuk" Raffa menarik tangan Shani dengan lembut.

Hari ini Raffa berjanji akan memanjakan Shani dengan mengajaknya berjalan-jalan di sebuah Mall, meskipun nantinya dompetnya akan terkuras habis asalkan dirinya bisa mendengar tawa sang istri.

Percaya tidak percaya awal dari pertama kali dirinya bertemu Shani dan sampai sekarang mereka sudah menjadi sepasang suami istri, tak pernah sedikitpun dirinya mendengarkan bagaimana ketika Shani tertawa, tersenyum, atau bahkan menatap kearahnya dengan tatapan lembut.

Selama ini dirinya hanya mengetahui dari sisi Shani yang terkadang atau bahkan sering berlaku kasar terhadapnya.

Dan hari ini semoga saja apa yang dirinya ingin mendengar suara tawa Shani dapat terwujud. Semoga

Sedari tadi Raffa mengajak Shani untuk  berbicara bahkan dirinya selalu menawari Shani untuk belanja namun malah diabaikan begitu saja.

"Shan kamu mau apa? Tas,baju, makeup,sepatu, atau apapun yang kamu mau bakalan aku turutin"

"Kamu kemaren katanya lagi pengen beli Hoodie yaudah yuk, aku anterin kamu belinya"

Shani malah fokus kepada ponsel genggamnya sesekali tersenyum menatap layar yang entah karena apa.

"Shaniii" Raffa merebut ponsel dari genggaman Shani dan membuat perempuan itu menatap tajam dirinya.

"Balikinn" Shani hendak merebut ponselnya kembali namun dengan sigap Raffa menghindari.

"Balikin ngakk!!!" suara Shani naik satu oktaf dan membuat pegawai yang melihat itu menatap mereka dengan tanda tanya.

"Aku bakal balikin hp kamu setelah kita selesai belanja" ucap Raffa kali ini dengan tegas .

Mau tidak mau Shani menurut perkataan Raffa

Sepanjang mereka berjalan tangan Raffa mengenggam tangan Shani walaupun tidak dibalas oleh Shani sendiri.

Shani mengedarkan pandangannya dan dirinya mengajak Raffa untuk menuju ke toko pakaian.

Shani melihat sebuah dres berwarna Biru tergantung indah disana, matanya menatap binar penuh harap menginginkan dress itu.

"Kamu mau itu?" Tunjuk Raffa setelah menyadari sedari tadi pandangan Shani tak pernah lepas dari dres biru.

Dengan cepat Shani mengangguk.
"Aku mau" ucapnya dengan antusias.

Segera Raffa meminta pegawai untuk membungkus dres pilihan Shani, untuk pertama kalinya Raffa melihat Shani tersenyum lebar seperti itu.

Detik demi detik sampai ke jam Raffa tak pernah sekalipun merasa bosan memandangi wajah cantik istrinya.

Raffa menyeka bibir Shani kala sisa es krim menempel di sana.

"Dasar modus" Sinis Shani bukanya marah Raffa malah tertawa karena ekspresi Shani yang lucu.

"Hari ini aku cuman mau buat momen sebanyak-banyaknya sama kamu" ucap Raffa setelah mengehentikan tawanya, Shani masih sibuk dengan kegiatannya memakan es krimnya.

"Oh ya ke tempat foto yuk, buat kenang-kenangan" tanpa meminta persetujuan dari Shani , Raffa langsung saja menarik tangannya untuk menuju ke tempat foto.

"Pelan pelan bisa kan!!" Ucapnya menarik tangannya kembali.

"Iya-iya maaf , yaudah yuk"

Satu persatu gaya mereka tunjukkan di depan kamera, dari gaya bebas, dua jari tangan yang dipamerkan, dan masih banyak lagi gaya yang mereka tunjukkan, terakhir Raffa yang dengan berani mencium hidung Shani .

"Shan...."

"Hmmm" Shani masih sibuk memikirkan gaya apa lagi yang akan dia tunjukkan.

"Boleh kan?"

"Ap-" belum sempat Shani selesai berbicara tiba-tiba saja Raffa langsung mencium nya dan sialnya hal itu tertangkap di lensa camera.

Cup

Seketika Shani langsung terdiam membeku ketika Raffa dengan lembut mencium tepat di hidungnya. Mata Raffa terpejam, sedangkan mata Shani kini hanya fokus menatap wajah Raffa dari jarak sedekat ini, alis tebal,bibir tipis, rahang yang terlihat tegas , Shani akui . Raffa berkali-kali jauh lebih tampan jika dilihat dari jarak sedekat ini.

Tangan Raffa melingkar sempurna di pinggang Shani dan tangan indahnya yang menempel di dada bidang Raffa, jarak sedekat ini
Dapat Shani rasakan pula nafas Raffa yang menerpa di kulit pipinya.
Pipi Shani bersemu merah.

"Makasih" Raffa melepaskan rengkuhannya, di selipkannya rambut Shani ke samping.









Segini dulu....


SalamRindu ^^


Perjodohan 2 [<Continue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang