19

140 9 0
                                    

Haii guys maaf baru bisa update lagi hehe......











Happy Reading.........















Brakk

Dengan tanpa sopan santun Shani membuka pintu dengan kasar, Matanya menatap tajam ke arah Zayyan yang tengah melihat ke arahnya dengan santai.

"Dimana Lo sembunyiin suami gue!"
Shani berjalan mendekat ke arah adiknya yang minim akhlak itu

Zayyan mentap berani pada Shani yang tengah menatapnya dengan tatapan tajamnya, ngeri juga kalau lagi marah, batinnya

"Kenapa?" Tanya Zayyan berusaha santai padahal dalam hati sudah sedikit was-was jika sewaktu-waktu Cici nya marah , sangat mengerikan soalnya

"Jawab dimana suami gue!" Tanya Shani dengan menahan sabarnya

"Cici kan istrinya kenapa malah tanya sama aku?" ucapnya dengan tanpa dosa, ingin sekali Shani acak-acak wajah adiknya yang seolah-olah tak tau dimana keberadaan Raffa

"Oh iya Zayyan lupa, Cici kan emang  gak pernah tau atau mungkin malah memang ngak mau tau soal bang Raffa kan? Jadi wajar aja sih kalau sekarang bingung nyari suaminya dimana" Shani yang mendengar itu pun sudah tak lagi bisa menahan amarahnya, jelas jika dirinya tersinggung, ucapan zayyan sepenuhnya tidak lah salah tentang dirinya yang terlalu bodo amatan dengan Raffa, tapi tetap saja dirinya tak suka

"Jaga mulut kamu Zayyan!!"

"Kenapa omongan aku benar ya?" Ucapnya dengan tertawa kecil

Vika sedari tadi hanya diam tidak tau harus berbuat apa ,dirinya juga tidak tau awal permasalahannya dari mana hingga membuat semuanya menjadi seperti ini.

Dan apa tadi, Shani yang tak tau dan tak mau tau soal suaminya sendiri? Maksudnya bagaimana? Dirinya sama sekali tak paham.

"Dimana Raffa, Zayyan" suara Shani yang terdengar lirih , dirinya akui memang tidak begitu peduli dengan Raffa selama mereka menikah tetapi jika seperti ini, rasa kehilangan mulai menelusup di hatinya

Zayyan menatap tak tega ke arah Cici nya, bagaimana pun perlakuan Shani terhadap Raffa seharusnya tidak ada hubungannya dengan dirinya sedikitpun, akan tetapi dirinya hanya menjalankan perintah dari om Adhitama agar membuat Shani sadar akan perlakuanya yang selama ini salah .

"Please kasih tau Zayyan"

.......

Seminggu sudah berlalu sejak kejadian ulang tahun malam  itu, rasa sedih dan kecewa masih begitu membekas di ingatan dan hatinya, ingin marah namun kepada siapa dirinya harus melampiaskannya, pohon? Yakali

"Mas ganteng kenapa melamun? Bi Ningsih duduk di samping Raffa dan ikut menikmati memandangi langit sore.

"Enggak kenapa-kenapa bi" Jawabnya dengan tersenyum.

"Oh ya Salsa sama Reno belum pulang?" Pandangannya mencari di sekeliling kontrakan sederhana milik bi Ningsih.

"Belum mas ganteng, bentar lagi juga pulang"

"nah itu mereka baru juga di omongin udah pulang aja" tunjuk bi Ningsih kearah depan.

Salsa dan Reno masih ingat dengan mereka bukan, kini dua bocah itu sudah tumbuh dengan baik salsa dengan remajanya dan Reno yang akan menyusul.

"Kakak ganteng!!" sapa keduanya dengan tersenyum lebar.

"Hai" sapa Raffa balik tersenyum

"Kalian darimana kok baru pulang?"

"Dari depan sana kakak ganteng liat mobil-mobil bagus liat, siapa tau nanti kalau udah besar bisa ketularan punya" Raffa mengacak-acak rambut Reno gemas , pemikiran bocah memang kadang-kadang tak pernah terduga.

"Gak cuman liat doang tapi kalian juga harus berusaha juga biar punya mobil bagus, oke"

"Okee" balas Reno dengan mengacungkan jempolnya.

Bi Ningsih hanya menggelengkan kepalanya mendengar ucapan absurd anaknya, namun dalam hati doanya tidak akan pernah berhenti untuk mendoakan kedua anaknya agar hidupnya lebih mapan, tidak seperti saat ini.

"Oh iya mas ganteng katanya udah punya istri ya, Gimana pasti istri mas ganteng beruntung banget ya punya suami baik,rajin,pintar kayak mas Raffa"

"Iya bi Alhamdulillah, mas ganteng udah nikah" jawabnya dengan seadanya.

"Wahhh , beneran udah nikah dong mana kok gak diajak main kesini istrinya?" Raffa tersenyum sembari memikirkan jawaban apa yang pas untuk dirinya ucapkan.

"Is-"

"Ibu, salsa pengen beli buku" ucap salsa memotong ucapan keduanya, terlihat gadis remaja itu tertunduk dengan memainkan jari tangannya.

Bi Ningsih tersenyum kikuk bukan karena apa , hanya saja uangnya belum ada untuk membelinya.

"Belinya besok aja ya kan udah mau malam" alasannya.

"Yahh" wajahnya tertunduk lesu dan Raffa menyadari wajah kecewa gadis manis itu.

"Salsa mau buku? kakak anterin yuk" seketika wajah lesu itu berbuah dengan binar bahagia, namun setelah mendapat kode gelengan kepala dari ibunya gadis manis itu merubah wajahnya kembali sendu.

"Kenapa , salsa gak mau kakak anterin?" Bingung Raffa namun setelah menyadari gelengan arah pandang salsa dirinya jadi paham bahwa ibunya yang melarang.

"Gak papa kok bi, bibi jangan larang Salsa"

.......

Pada akhirnya dengan sedikit tak enak hati karena sudah merepotkan, bi Ningsih pun mengizinkan salsa untuk pergi bersama Raffa, dan sekarang Raffa dan juga salsa tengah memilih buku yang dimaksud tadi.

Sedari tadi senyum lebar tak pernah luntur dari wajah manisnya, dengan atensinya yang mentap buku satu persatu dengan fokus sesekali melirik kearah Raffa yang juga tengah memilih-milih buku di sampingnya.

25 menit berlalu kini buku yang diinginkan salsa sudah berada di tangan.

"Gimana suka gak sama buku-bukunya?"

"Suka , sukaa banget" ucap salsa denga bahagianya ,Raffa tersenyum kemudian mengajak gadis itu untuk mampir makan sebentar , sedari tadi perutnya sudah meronta minta untuk di isi

...

"Haduh tuh orang emang nyusahin banget, malem malem gini nitip minta beliin sate , tau gitu gak usah bilang kalau mau main kesana dahh" gerutu Viny sepanjang jalan.

Sesampainya di tempat sate yang lagi viral itu Viny memesan dua porsi untuk dirinya sendiri dan juga Shani.

"Mang dua porsi di bungkus"

"Siap neng, sakedap nyaa"

Viny mendudukkan dirinya di bangku yang tersedia disitu
Tanpa tau bahwa orang yang duduk di belakangnya itulah orang yang selama ini sahabatnya cari-cari . Raffa

"Berapa mang?"

Bukan , bukan Viny melainkan Raffa yang hendak membayar, fokus Viny kini teralih kala mendengar suara yang tak asing di telinganya.

Wajahnya menoleh namun hanya mendapati punggung dua orang yang tengah bergandengan, mulai menjauh dari dirinya duduk

Tidak salah lagi dirinya mengenal suara itu . Raffa . Dalam benaknya berfikir siapa yang ada di sebelahnya itu.......




























SalamRindu^^

Perjodohan 2 [<Continue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang