29

153 8 0
                                    

Setelah kejadian gila beberapa hari yang lalu membuat sikap Raffa terkesan menghindar dari Shani, bukan karena marah atau apa, hanya saja setiap melihat wajah Shani wajahnya selalu memerah malu.

Di rumah pun sama , setiap berpapasan dengan Shani Raffa seakan sedikit menghindar.
Huhh, efek malu sampai segitunya ya ...

"Kemarin teh kemana aja atuh lama pisan, mamang udah ngira kamu kesasar loh" terdengar suara mang Arman yang tengah tertawa pelan .

"Engak kemana-mana mang tiba-tiba aja Mis Shani yang minta bantuan buat bersihin kaca ruangannya, jadi lama" mang Arman mengangguk percaya.

"Nak Raffa masih muda pisan kasep pula , udah ada pacar pasti" mang Arman udah berumur juga masih saja bisa-bisanya bercanda kayak anak muda.

"Ngak ada pacar mang, adanya mah Istri" sekelebat terbayang wajah Shani yang tengah tersenyum di kepalanya

"Wah, mamang kira masih sendiri , eh ternyata malah udah nikah punya istri"

"Iya mang, Alhamdulillah udah nikah punya istri, pacaran juga buat apa mang, yang ada malah cuman nambahin dosa doang" mang Arman mengangguk setuju.

Kringgg kringgg.

Suara telepon kantor yang berbunyi nyaring mengalihkan atensi Raffa dan mang Arman

"Haloo"

".........."

"Baik Miss , laksanakan"

Mang Arman menaruh kembali telepon kantor di tempatnya

"Kenapa mang?"

"Barusan Mis Shani telepon nyuruh kamu buat datang ke ruangan beliau" jelas mang Arman

"Loh kenapa emangnya saya di suruh kesana mang?"

"Aduh mamang juga gak tau atuhh, udah buruan kesana aja, Mis Shani kalau marah nyeremin , orang kantor nanti jadi pelampiasan kemarahanya nanti"

"Lohh galak ya mang?"

"Aduhh aduhh bisa berabe kalau sekertarisnya denger ngadu ke mis Shani" Raffa hanya tertawa melihat wajah mang Arman yang sedikit panik .

"Yaudah duluan mang"

....

Sampainya di pintu ruangan Shani, seperti biasanya dirinya akan mengetok pintu terlebih dahulu.

"Masukk!"

Langkah kaki raffa menginjak ruangan shani hal pertama yang dilihatnya adalah seorang wanita yang berpostur badan agak terlalu tinggi memakai setelah blazer hijaunya tengah berdiri menatap ke arahnya dengan intens.

Shani mengalihkan pandangannya, bibirnya tersenyum lebar mendapati Raffa sudah berada di ruangannya.

Sedangkan orang yang dimaksud Raffa tadi merupakan sekertaris Shani. Viny

"Mas, kenalin dia namanya Viny sekertaris aku" Raffa tersenyum ramah kepada Viny yang sedari tadi tak mengalihkan pandangan kepadanya.

Shani yang menyadari arah pandang sekertarisnya pun seketika menyikut perutnya pelan.

"Jaga mata Lo kalo Lo masih sayang sama pekerjaan Lo!!!" Ucap Shani dengan penuh penekanan

Seketika Viny tersadar "ah ya salam kenal" ucapnya tersenyum manis

Seakan tau kode dari atasan sekaligus sahabatnya Viny pun segera undur diri untuk pergi keluar, dan sekarang tersisalah Shani dan juga Raffa yang berada di ruangannya.

"Mas" Shani mendekat "kamu marah ya soal kejadian beberapa hari yang lalu?"

"Aku gak marah Shani, aku cuman malu" Shani terkekeh, malu? Kenapa harus malu ,toh mereka sudah sah menjadi suami istri kan? Wajar jika mereka melakukannya, yang tidak wajar itu ketika melakukannya di sembarang tempat. Upss

"Oke aku maklumin itu"
Shani memandangi wajah suaminya yang semakin hari semakin tampan dan imut saja, seketika wajahnya memanas kala mengingat kejadian panas mereka di sofa, dirinya ingat betul teriakanya begitu nyaring di ruangan.

"Aku harap semoga dedeknya cepet ada di sini" ucap Shani sembari mengusap-usap perutnya.

Seakan paham dengan maksud Shani , Raffa kemudian berjongkok menyamakan wajahnya di depan perut Shani.

"Jangan lama-lama ya, bunda udah nungguin tuh" Shani tersenyum, hatinya menghangat mendengar ucapan barusan.

"Mass"

"Hem?" Dahi Raffa mengeryit kala Shani tiba-tiba memeluk erat tubuhnya.

"Sekali lagi yuk" wajahnya penuh harap kemudian menarik tangan Raffa begitu saja.

Dan untuk yang kedua kalinya mereka melakukannya di kantor, bukan di sofa kali ini tetapi di kamar mandi.

......

Bisik-bisik terdengar kala seorang pengusaha muda yang katanya ingin mengajukan kerja sama di perusahaan ADHTM cor'p (maaf kalau salah namanya guys, lupa soalnya wkwk)

Saat membersihkan lantai yang sedikit kotor samar-samar Raffa mendengar salah satu karyawan Shani bergosip-gosip ria.

"Gue denger-denger ya, orang yang mau kerja sama sama perusahaan kita itu orangnya masih muda loh, tampan juga" ucap si A dengan semangat

"Iya bener , gue pernah lihat juga orangnya ganteng banget kayak opa-opa Korea" kini mulut B yang mulai beraksi.

"Yang lebih parahnya si katanya dia masih sendiri loh"

"Hooh, padahal dia kaya, tampan, mapan masa iya gak ada yang kecantol sih?"

"Bukan gak ada yang kecantol , orangnya aja yang kelewat dingin"

"Weh gue denger denger dia masih sendiri karena suka sama Mis Shani tau guys" dan gosip ria itu mulai berlanjut merembet kesana kemari.

Raffa yang mendengar itu terdiam, otaknya berfikir keras , siapa orang yang mereka maksud?

.......

Di ruangan terlihat Shani masih sibuk menyiapkan berkas apa saja yang penting harus mereka bawa.

"Gue harap kejadian malam ulang tahun Lo itu bakal jadi kejadian yang terakhir kalinya Lo nyakitin hati suami Lo Shani" Viny bersedekap dada, mewanti-wanti sahabatnya agar tidak melakukan hal bodoh lagi

"Gue ngerti, gak usah Lo ulang terus Vin" Shani menatap Viny dengan tajam, satu rahasia Shani yang hanya di ketahui oleh Viny, terkadang dirinya merasa heran dengan pola pikir Shani.
Sahabatnya itu pura-pura bodoh atau memang benar-benar bodoh sih?

"Setidaknya kalau Lo emang gak cinta sama dia lepasin dia Shani, dia juga Berhak buat  bahagia tanpa adanya Lo di kehidupannya" seketika Shani menatap Viny dengan Nyalang.

"Punya hak atas dasar apa Lo bisa lancang kayak gitu Viny? Gak usah atur-atur hidup gue" tatapan tajam keduanya beradu sengit.

Seketika aksi keduanya teralihkan dengan pintu yang tiba-tiba terbuka, munculah sosok manusia yang membuat kedua sempat beradu sengit.

"Mis Shani tamu anda sudah menunggu di ruangan" kemudian sosok itu kembali menghilang setelah mengucapkan kalimat singkat barusan"

"See? Bahkan Lo emang istri yang kurang ajar Shani, bisa-bisanya dia manggil Lo dengan sebutan 'Mis Shani' ? Ckckck " Shani menatap punggung Viny yang mulai menjauh dari pandanganya setelah membawa berkas-berkas penting tadi.

"Maafin aku mas"



























Waduhh,,,, rahasia apaan hayooo?




SalamRindu^^


Perjodohan 2 [<Continue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang