Dan.....
Shani langsung tertawa dengan puas sampai sedikit terbahak, dirinya tak menyangka dengan reaksi Raffa yang sampai sebegitunya.
Mencengkram selimut dengan erat karena saking gugupnya.Raffa membuka kedua matanya kala menyadari Shani yang tengah mengerjainya.
"Lucu banget sih" Shani mulai berhenti dari tawanya kemudian di tatapannya wajah Raffa yang sedikit berkeringat, oke mungkinkah dirinya terlalu keterlaluan disini atau memang karena Raffa yang benar-benar masih terlalu polos?
Dengan telaten Shani menyeka dahi Raffa yang sedikit berkeringat.
"Kenapa sih sampai segitunya?" Tanya Shani menatap Raffa dengan tatapan lembut, hanya dibalas gelengan kepala oleh sang empu.
"Belum pengalaman?" Raffa mengangguk.
"Mau aku ajarin biar pengalaman?" Tanya Shani dengan jahil.
"E-ngga mau" gelengan kepala yang seperti anak kecil membuat Shani gemas.
Ternyata menyenangkan menggoda Raffa seperti itu.
Dan kejahilan Shani berakhiran dengan tubuhnya yang memeluk Raffa dengan erat.*****
Walaupun sedang tidak masuk ke kantor alias meliburkan diri namun sebagai seorang pemilik perusahaan shani tidak meninggalkan tanggung jawabnya begitu saja.
Sedari tadi dirinya hanya berdiam diri di ruang kerjanya menyelesaikan pekerjaan kantor yang dikirim Viny lewat email dan sedari tadi tiada habisnya.
Shani menghembuskan nafasnya lelah , oke semangat!! sedikit lagi pekerjaanya akan segera selesai dan sisa waktunya akan dirinya gunakan untuk berdua-duaan dengan suaminya.
Lain dengan Shani yang sibuk dengan pekerjaan kantornya, kebiasaan Raffa yang selalu bersih bersih rumah kini pun masih dilakukan olehnya.
"Den biar saya aja yang ngepel, takut nanti nyonya malah marah sama saya" ucap salah satu maid muda dengan perasaan cemas dan takut jika sewaktu-waktu Shani melihat semuanya.
"Udah mbk gak papa , lagian saya juga udah terbiasa kok" jawab Raffa tersenyum, sedetik maid muda itu menatap senyum Raffa kagum.
Setelah tersadar maid itu kembali menundukkan wajahnya karena telah lancang menatap kagum suami dari majikannya.
Raffa menyelesaikan semuanya pekerjaannya dengan rapi, ngepel,menyiram tanaman, semuanya sudah dikerjakan dengan apik.
Terakhir tinggal dirinya merapikan ruang tamu yang sedikit berantakan.
Dengan perlahan tanganya menata bantal dengan telaten.
"Den udah biar saya aja, saya takut nyonya tambah marah karena sedari tadi Aden yang malah beres-beres rumah" ucap maid itu berusaha mengambil Bantal yang di tangan Raffa, sebelum tangan itu sampai Raffa menjauhkan dari maid itu.
"Shani gak bakalan marah kok mbak, lagian ini juga udah selesai kok" dan maid itu hanya mengangguk dengan pasrah.
Saat ingin melangkah pergi menuju ke arah dapur kaki maid itu tak sengaja terpeleset akibat lantai yang masih sedikit basah.
Dengan sigap Raffa menarik tangan maid itu agar tidak terjatuh kebawah, alhasil tangan Raffa melingkar di tubuh kecil itu untuk menahan, sedangkan tangan maid melingkar sempurna di leher Raffa.
"Ekhemm!!!......"
Deheman keras yang terdengar dingin menghentikan insiden pelukan tak sengaja dari keduanya.
"Apa yang kalian lakukan!!!!"
Shani berjalan cepat menghampiri mereka berdua sedangkan Maid itu tertunduk takut kala suara Shani yang terdengar tajam di telinganya.
"Maaf n-nyonya"
"Tadi aku cuman nolongin dia yang mau jatuh kepleset Shan, jangan marah" ucap Raffa sedikit panik kala melihat tatapan tajam istrinya.
Shani menghembuskan nafasnya kasar, mengontrol amarahnya yang hampir saja meledak
"Kembali kebelakang!"
Maid itu segera bergegas pergi kebelakang dengan cepat, takut-takut pekerjaannya nanti malah yang akan jadi taruhannya.
"Kenapa tadi pake acara peluk-peluk?" Kini tubuhnya menghadap kearah Raffa penuh.
"Kan udah aku bilang tadi Shani, kalau aku cuman nolongin dia yang mau jatuh karena lantai masih sedikit basah"
"Enak meluk, cewek muda kayak tadi?"
"Kamu ngomong apa si Shani, beneran aku tadi cuman nolongin dia, dan soal meluk tadi juga gak sengaja karena insiden"
"Alahh tapi seneng kan dapet kesempatan kayak gitu?" Raffa menggaruk rambutnya dengan bingung, ada apa dengan Shani? Kenapa tingkahnya sangat aneh hari ini.
"Ingat kamu itu udah punya istri jangan coba-coba genit ke perempuan lain!!"
"Kamu cantik kalo lagi marah" spontan Shani mendengar ucapan itu pipinya terasa sedikit panas, seketika perasaan kesalnya meluap begitu saja digantikan dengan banyaknya kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutnya
"Dan aku sukaa" dengan mengumpulkan penuh seluruh keberanianya Raffa mendaratkan ciuman di pipi Shani yang memerah.
Setelah menarik kembali wajahnya dari Shani, Raffa mengusap lembut pipi putih itu dengan tersenyum lembut.
"Maaf"
Setelah mengucapkan kalimat singkat itu Raffa bergegas pergi meninggalkan shani yang masih diam berdiri disana.
Menyadari Raffa yang tak lagi di hadapannya senyumnya merekah begitu saja, Arkhhh. Lama-lama dirinya bisa gila jika seperti ini terus.
......
Drttt Drtttt Drttt
Suara ponsel Raffa yang bergetar.
"Halo...?"
"..........."
"Iya maaf non, besok pagi saya kembali kerja"
"............."
"Sekali lagi saya mohon maaf sama non"
Tut tut tut
Sambungan terputus
Tiba-tiba sebuah tangan melingkar sempurna di perutnya , pelakunya tak lain dan tak bukan adalah Shani.
"Siapa ,hm?"
"Majikan aku, marah dan minta aku buat kembali kerja besok"
Seketika perasaan kesal menyelusup di hati Shani.
"Gak bolehh!!!"
Setelah mengucapkan itu Shani mengeratkan pelukannya.
SalamRindu^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan 2 [<Continue]
Short StoryBagian 2 setiap insan manusia sudah pasti akan mendamba mempunyai rumah tangga yang harmonis, memiliki istri yang perhatian,memiliki sikap yang manis,lemah,lembut dan sudah pasti saling mencinta. namun bagaimana jika seandainya pernikahan yang dibay...