"jadi Lo mimpi di cerein suami Lo Shan?" Shani mengangguk sembari menyeruput minumannya.
"Gatau kenapa gue bisa-bisanya mimpi kayak gitu Vin, udah gitu bangun-bangun gue meluk dia gitu aja"
Brakk
Gebrakan kencang dari Viny membuat Shani terlonjak kaget.
"Bosen hidup Lo!!!" Ucap Shani tajam namun dihiraukan oleh sang empu.
"Jangan-jangan itu pertanda buat lho Shan" ucap Viny ngawur.
"Maksudnya?" Shani menatap Viny yang tengah berfikir.
"Ya jangan-jangan itu pertanda buat lo yang suka durhakain suami kali" Viny tertawa dengan sangat menyebalkan, alih-alih merasa takut dengan ucapan Viny , Shani hanya menatap dengan tatapan datar
"Hahah, hah,hah, tapi bener deh Shan , mungkin mimpi itu juga biasa jadi isyarat buat Lo dan juga suami lo" Viny berucap dengan sedikit terengah-engah karena tertawa.
"Stop mainin perasaannya dia Shan, kasian gue liatnya , lagipula ya apasih yang kurang dari Raffa?, baik iya,sopan iya, ramah iya, pengertian iya, tampan iya, kurang apalagi coba Shan?" Viny mengabsen satu persatu kelebihan suami dari sahabatnya yang disia-siakan begitu saja, dengan muka seriusnya.
"Gak bisa bayangin gue nanti kalau sewaktu-waktu Raffa tau kelakuan istrinya di belakangnya kayak gimana, udah pasti kecewa sih"
"Dan satu lagi Shan, stop lo mikirin mantan Lo itu siapa namanya tadi Alvas? Iya Alvas ,Lagian ya dari namanya aja gue udah gak yakin kalau dia pria baik-baik" Viny mencibir , Shani hanya terdiam menatap kearah luar, entah karena mendengarkan atau karena memang tak peduli.
"Lo tuh dengerin gue ngomong ngak sih?" Sebaliknya Shani kini berbicara balik dan sukses membuat Viny terdiam.
"Bukan urusan Lo ya Vin mau gimana gue sama supir itu, lagian gue emang ngak ada niat nikah sama dia pada awalnya , jadi wajar wajar aja kalau gue bersikap gini"
"Dan satu lagi stop lo hina-hina Alvas kayak tadi!!" Shani beranjak pergi meninggalkan Viny yang menatap sahabatnya dengan tatapan tak percaya.
.......
Raffa tersenyum lebar kala dirinya telah keluar dari sebuah toko membeli hadiah ulang tahun Shani dengan hasil kerja kerasnya sendiri, besok. Besok akan menjadi hari yang paling berkesan untuk dirinya dan juga Shani. Semoga saja
Dengan motor kesayangannya, Raffa mulai menyalakan mesin kemudian membelah jalanan untuk segera pulang kerumah.
"Pagi menjelang siang mang" sapa Raffa pada mang Ujang yang tengah duduk bersantai dengan segelas kopi hitam.
"Pagi menjelang siang juga Den" sapa baliknya kemudian membukakan pintu gerbang.
Shani kembali pulang kerumahnya, mood nya hancur seketika saat mengingat ucapan Viny yang mengatainya sebagai istri durhaka.
Tin tin
Suara klakson mobil Shani yang terdengar tak santai.
Dengan sigap mang Ujang membuka pintu gerbang, mobil sport putih milik Shani masuk kedalam rumahnya, dan terparkir rapi di bagasi.Brak
Suara pintu mobil yang tertutup, Raffa yang mendengar itu langsung berjalan mendekati sumber suara
"Kamu udah pulang, tumben?" dahi Raffa mengeryit heran , bukankah tadi pagi Shani bilang dirinya pulang sedikit terlambat karena ada meeting, tapi sekarang, sudah ada berdiri di depan matanya.
"Lo punya mata kan? Jelas-jelas gue udah pulang" dari aura Shani dapat Raffa simpulkan amarahnya sedang menguasai perempuan galak itu saat ini.
"I-iya Shan" gugup Raffa saat menyadari Shani mulai berjalan mendekat kearahnya, spontan Raffa berjalan mundur kala mata Shani menatap benci kearahnya, entahlah kesalahan apa lagi yang tidak sengaja dirinya perbuat pada Shani.
"Shan-i" punggung Raffa sudah sudah terpentok di dinding.
Plak
"Gak tau kenapa, aku selalu benci liat kamu di sekitaran rumah, Raffa" Shani menarik kerah baju Raffa kasar, di hempasannya tubuh Raffa ke lantai.
Brukk
"K-kamu kenapa Shan, hey"
"Stop manggil-manggil nama gue dengan mulut lo itu, gue jijik tau gak dengernya, Lo itu-"
"Bang Raffa" teriak nya dengan tiba-tiba ,segera Zayyan berlari membantu Raffa untuk berdiri.
"Cici apa-apaan sih, kenapa kasar sama bang Raffa!!" Zayyan bertanya dengan sedikit berteriak menahan amarah.
"Kenapa si Cici selalu sakitin bang Raffa , apa salah dia ci?" Shani menatap jengah dengan adik sepupunya itu, selalu saja muncul saat di situsi seperti sekarang ini.
"Kenapa emangnya?"
"Mau Cici gimana gimana sama dia itu bukan urusan kamu, jadi stop urusin hidup Cici" mata Shani beradu sengit dengan Zayyan.
"Oke, mulai sekarang dan seterusnya Zayyan gak akan pernah urusin hidup Cici lagi, dan ingat, Zayyan gak bakalan bantu apapun kalau seandainya nanti bang Raffa pergi dari hidup Cici" bisik Zayyan di telinga Shani.
"Terserah" Shani sedikit menubruk bahu Zayyan ketika masuk ke dalam.
"Bang Raffa gak kenapa-kenapa kan?" Tanya Zayyan, Raffa hanya mengangguk.
"Ci Shani kenapa datang-datang langsung marah, kalian berdua lagi ribut?"tanya Zayyan menyelidik. Raffa melihat ke arah lantai atas sekilas.
"Enggak ada, tapi kayaknya Shani lagi ada Masalah kantor mungkin" jawab sekenanya.
Maaf banget guys di part 13 ini ceritanya agak ngawur dikit😢
Bukan karena apa , tapi karena kepalaku aku lagi pusing banget trus maksain buat update😢Sekali lagi maaf bangett buat kalian yang udah setia baca karya aku, luppp😄
SalamRindu^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan 2 [<Continue]
Short StoryBagian 2 setiap insan manusia sudah pasti akan mendamba mempunyai rumah tangga yang harmonis, memiliki istri yang perhatian,memiliki sikap yang manis,lemah,lembut dan sudah pasti saling mencinta. namun bagaimana jika seandainya pernikahan yang dibay...