"mau kemana, ini teh udah jatahnya makan siang , gunain waktunya buat istirahat dulu atuh nak Raffa" ucap mang Arman menghentikan langkah Raffa yang hendak pergi keluar.
"Iya mang, bentar ini mau sholat Zuhur dulu baru makan" mang Arman menggaruk tengkuknya yang tak gatal karena salah tingkah. "Oh yaudah maap atuh, mamang tunggu disini!"
Sepanjang langkah kakinya menuju ke mushola terdapat beberapa karyawan yang sepertinya berbisik-bisik tentangnya, mungkin mereka masih heran karena kedatangannya untuk pertama kali dibawa langsung oleh Shani.
Raffa hanya menghiraukan dan melanjutkan langkahnya ke mushola yang tinggal beberapa langkah di depannya.
.
Sebuah mobil sport putih kebanggaan Shani tengah melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan menuju kembali ke kantornya setelah menyelesaikan pertemuan mendadaknya dengan klien.
Bug
Suara pintu mobil yang tertutup, Shani berjalan dengan penuh wibawa, aura kepimpinannya begitu terlihat sangat jelas. Wajah ayu bak bagai seorang titisan Dewi, parasnya bukan main the real bidadari khayangan cuyy
Hanya tampang datarnya saja sebagai nilai minus seorang Shani.Di belakangnya selalu ada seorang sahabat sekaligus sekertaris andalan Shani yang selalu bisa di percaya untuk melakukan sesuatu. Viny , yah sosok itu yang selalu bagaikan seorang kakak bagi Shani ketika dirinya selalu merasa kesepian , sosoknya yang memiliki pemikiran dewasa membuat shani terkadang tak sungkan untuk meminta pertolongan pada Viny tentang apapun.
Bruk
"Bilang-bilang Napa kek kalo mau berenti!" Kesal Viny kala tubuhnya menubruk Shani yang tiba-tiba berhenti mendadak
Tidak ada sautan dari Shani, Viny seketika menoleh dimana arah pandang Shani, seketika matanya melotot kala melihat sosok yang di kenalnya tengah di papah oleh perempuan lain di depan mata mereka .
Terlihat rahang Shani yang mengeras tanganya terkepal kuat melihat suaminya yang tengah bersama wanita lain , seketika Viny panik, sahabatnya ini kalau udah ngamuk ngerinya gak ketulungan.
"Sabar Shan Sabar , jangan sampai semua karyawan Lo tau kalo Lo ada hubungan apa-apa sama Raffa, Lo tau kan-" Shani berlalu begitu saja berjalan menuju ke ruangannya dengan hatinya yang masih memanas.
Viny langsung mengikuti dari belakang takut-takut Shani melakukan sesuatu yang nekat. Shani itu kalau cemburu warasnya udah kayak hilang di otak, gilanya makin jadi-jadi .
Sementara Raffa sendiri tadi setelah selesai dengan ibadahnya, di pertengahan jalan menuju ke belakang tiba-tiba saja kepalanya merasakan sakit luar biasa, kepalanya berdenyut hebat.
Keringat membanjiri deras dahinya, jalannya mulai sempoyongan saat hampir jatuh tiba-tiba dari samping sebuah tangan menopang tubuhnya yang hanpir ambruk."Mari saya bantu" ucap wanita itu dengan memapah tubuh lemas Raffa.
Saat kejadian itu pula berbarengan dengan Shani yang masuk dan melihat semuanya.
Mang Arman terkejut kala melihat Raffa yang dipapah dengan badanya yang terlihat lemah, tak lupa wajahnya yang pucat, di arahkanya perempuan itu untuk membawa Raffa duduk.
" nak Raffa mukanya pucet banget, mamang anterin ke dokter ya?" Terlihat raut wajah mang Arman yang khawatir, Raffa hanya menggeleng lemah. "Ngak usah mang?"
"Makasih ya neng udah anterin nak Raffa" ucap mang Arman yang kini sadar dengan perempuan yang membawa Raffa kesini, namun malah dirinya abaikan
"Iya sama-sama mang" perempuan itu berucap dengan tulus kemudian menghampiri Raffa yang kini tengah terbaring lemas.
Melihat itu mang Arman bergegas pergi ke dapur membuat teh manis untuk mereka.
"Lain kali kalau emang tubuhnya gak memungkinkan buat kerja cuti dulu aja gak papa, jangan dipaksain" tangan perempuan itu terangkat mengusap keringat Raffa.
"Iya, makasih mbak udah nolongin saya tadi" ucap Raffa dengan suara lemah.
"Di minum dulu mbak, oh iya ini buat nak Raffa ada susu jahe anget diminum dulu biar mendingan" ucap mang Arman tiba-tiba membawa nampan dengan membawa dua cangkir gelas.
"Iya terimakasih" perempuan itu meminumnya, tak beberapa menit perempuan itu pamit kembali ke ruangannya
Setelah melihat perempuan itu benar-benar pergi mang Arman melihat Raffa yang kini tengah meringis kesakitan memegangi kepalanya.
"Den mamang anterin aja ya ke dokter"
"Gak usah mang, Raffa mau izin pulang aja buat istirahat, mamang bisa tolong izinin sama atasan ya?"
"Iya nak , yaudah kalau kamu gak mau ,intinya istirahat yang cukup di rumah" Raffa mengangguk lemah, kemudian berjalan keluar dengan sedikit terhuyung-huyung.
****
Sedari tadi Viny jengah sendiri melihat Shani yang masih uring-uringan Karena kejadian tadi.
"Bisa diem gak sih Shan, sakit kuping gue denger uringan Lo!" Tangannya menutup telinga dengan jengkel
"Mana bisa gue diem Vin sementara tu cewek genit ke suami gue!!" Viny memutar bola matanya malas.
"Lo tuh kalo udah cemburu begonya keliatan banget sih"
"Iya gue bego, gue emang bego kalo itu berurusan sama suami gue!!"
Shani duduk dengan kasar, ekspresi wajahnya terlihat bahwa dirinya memang benar tengah jengkel.
"Tapi kalo di lihat-lihat kayaknya tadi Suami Lo lemes banget deh shan, Lo liat sendiri kan tu cewek erat bangett pegangin tubuh suami Lo biar gak jatuh" ucap Viny menyadari sesuatu
"Maksudnya?"
"Samperin dia cepet si belakang Shan, takut-takut nanti suami Lo sakit" ucap Viny menyuruh Shani
Tanpa menunggu waktu lama Shani langsung bergegas pergi, benar apa yang dikatakan Viny barusan, kenapa dirinya tidak ngeh perihal itu.
Di pertengahan jalan Shani melihat mang Arman yang entah dari mana.
"Mang!!!" Panggil Shani membuat langkah mang Arman terhenti dan mencari sumber suara yang memanggilnya.
"Mis Shani" mang Arman sedikit menunduk ketika menyadari siapa yang memanggilnya.
"Liat Raffa?" Tanyanya to the point
"Nak Raffa baru aja pulang non, badannya lemes, mukanya juga pucet banget, mau saya anterin ke dokter tapi dianya gak mau"
Shani pergi begitu saja menuju ke parkiran setelah mendengar penjelasan mang Arman barusan , dirinya mulai khawatir takut terjadi sesuatu dengan suaminya, Shani mengemudikan mobilnya dengan tidak santai , di fikiranya kini hanya ada Raffa Raffa dan Raffa.
"Kamu kenapa mas?"
Maap baru bisa update.... Hehe
SalamRindu^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan 2 [<Continue]
Short StoryBagian 2 setiap insan manusia sudah pasti akan mendamba mempunyai rumah tangga yang harmonis, memiliki istri yang perhatian,memiliki sikap yang manis,lemah,lembut dan sudah pasti saling mencinta. namun bagaimana jika seandainya pernikahan yang dibay...