"Gimana, enak dicium sama cewek cantik tadi!!?" Raffa tergagap kala menyadari siapa orang yang menarik paksa dirinya.
"S-shanii"
"Kenapa, kaget Karna kepergok selingkuh!!?" Shani menatap tajam Raffa yang tengah diliputi dengan rasa kaget plus gugupnya.
"Jangan pernah berani-beraninya kamu duain aku Raffa!"
"Kamu salah paham Shan ak-" ucapan Raffa terpotong disela cepat oleh Shani.
"Kenapa aku kenapa? Kamu berani main belakang sekarang,hmm?" Sumpah demi apapun wajah Shani jauh berkali-kali lipat lebih menyeramkan sekarang.
"Dia majikan aku Shan , kamu tau kan aku kerja jadi sopir sekarang" mati-matian Raffa menatap berani pada mata Shani dengan sorot tajamnya itu.
"Sekarang Kamu aku hukum Raffa!!!"
Tanpa menunggu waktu lama Shani menarik pedal gasnya dengan cepat, emosi menguasai dirinya sekarang, bagaimana mungkin dirinya yang hampir 1 bulan penuh merasa gila kelimpungan mencari dimana Raffa berada namun malah yang dicari asik berduaan dengan seorang gadis muda lain.
"Pelan-pelan Shan" Raffa mengengam erat sabuk pengaman untuk menyalurkan rasa takutnya.
"Shan-i a-ku mohon pelan-pelan"
Untuk kesekian kalinya ucapannya tak di gubris sedikitpun oleh sang empu
tak membutuhkan waktu yang lama kini sampailah mereka di sebuah bangunan yang berada di tengah hutan jauh dari peradaban hiruk-pikuk kota dan kebisingan.
Hanya suara hewan yang mendominasinya sekarang.
"Ini dimana?" Tanya Raffa
Hutan gelap dan pohon-pohon yang tumbuh besar membuat siapa saja pasti akan bergidik ngeri.
"ingat kan, sekarang kamu aku hukum Raffa!!" Raffa menelan ludahnya kasar. Mampus hukuman apa yang dimaksud, mengepel,nyapu, bersih-bersih rumah sama seperti apa yang selalu dirinya kerjakan dulu.
Bayangkan saja dari arah depan saja sudah terlihat cover nya dan luas yang tidak main-main lebarnya.
Klek
Shani yang tiba-tiba sudah membukakan pintu mobil untuknya.
"Ayo masuk ke dalam!" Shani menarik paksa tangan Raffa , di pintu gerbang terlihat seorang penjaga berperawakan layaknya seorang bodyguard bertubuh tegap menunduk hormat ketika mereka berdua berjalan melaluinya.
Nuansa rumah Shani bisa dibilang agak menyeramkan menurut Raffa, seisi ruangan banyak di penuhi benda benda klenik atau antik dari zaman-zaman terdahulu.
Dan hal-hal semacam itu dalam benak pasti akan terlintas. MistisShani membawa Raffa ke kamarnya, tanpa aba-aba Shani mendorong tubuh suaminya itu sampai terjatuh di kasur.
Brukk
Perlahan Shani mulai mendekat ke arah Raffa.
"Gimana kamu belum jawab pertanyaan aku yang tadi?"
"A-pa yan-g mana" jawab Raffa gugup seraya berusaha untuk berdiri menghindari tatapan beda Shani saat ini.
"Gimana rasanya di cium sama cewek cantik tadi, suka,hmm??" Entah sejak kapan sebelah tangan kirinya sudah memegang pisau lipat kecil yang terlihat sangat tajam.
"S-shani aku" kakinya melangkah mundur setelah berhasil dari usahanya untuk berdiri.
Shani tersenyum miring kala menyadari wajah gugup Raffa.
"Kenapa mundur, takut?"
Perlahan kakinya mulai melangkah mendekat, bak bagai seorang pshycopat Shani seperti seorang yang haus akan darah.
Dug
Tubuh Raffa sudah terbentur di dinding yang artinya dirinya sudah tak bisa melangkah mundur.
Shani meletakkan kedua tangannya di samping kiri dan kanan tubuh Raffa ,mengunci pergerakan laki-laki itu.
"Jadi gimana rasanya"
"Jawab!!!" Suara yang keras menggema di kamar luas Shani
"Manis"
Oke fiks sepertinya dirinya salah menjawab, tapi mau bagaimana lagi , jawab salah gak jawab tambah salah.
Haduhhh
#Shanitidakpernahsalah
#ShanikamusempurnaRaut wajah shani merah padam , jawaban macam apa itu, jawaban yang sama sekali tidak pernah terfikirkan di benaknya.
"Kamu-" Shani menundukkan kepalanya tangannya mengepal kuat kepalanya disandarkan di bahu kiri Raffa .
Raffa tak bergeming dari posisi semula namun. Kini bahunya merasakan sedikit basah . Apa shani menangis? Dan ucapannya barusan apakah melukai hati wanita itu? Ada rasa penyesalan menyelimuti hatinya sekarang.
"M-aaf"
Bukan, bukan suara Raffa yang meminta maaf dengan suara lirih seperti itu, melainkan Shani.
"Maaf , aku mohon sama kamu tetap disini jangan lagi tinggalin aku" Shani melingkarkan kedua tangannya memeluk tubuh Raffa setelah melemparkan pisau lipat kecil itu kesembarang tempat , dan dengan erat memeluk tubuh itu seolah-olah enggan mengizinkan Raffa untuk pergi lagi dari hidupnya.
"Maaf jika malam itu ucapan aku menyinggung hati kecil kamu, maaf aku nyesel, mungkin selama ini aku cuman belum menyadari kalau kamu berarti buat hidup aku" shani terisak di pundak Raffa jujur dirinya mengatakan semuanya tanpa di buat-buat, dirinya sedikit mulai ada rasa dengan suami kecilnya.
Dan untuk gadis tadi yang mencium pipi Raffa jujur dirinya merasakan sedikit cemburu, istri mana yang tidak merasakan cemburu jika pasangannya di sentuh orang lain . Tidak ada
"Aku mohon sama kamu jangan pergi lagi , cukup kemarin kamu pergi hilang dari jangkauan aku" Shani mendongak menatap wajah tampan Raffa.
"Janji kamu gak akan pergi lagi" Shani menyodorkan jari manisnya berharap Raffa akan menautkan jari manisnya kepadanya
Masih Raffa tidak bergeming, pandangannya masih menatap mata Shani , tidak ada kebohongan dari sorot itu semuanya Shani ucapkan dengan bersungguh-sungguh.
"Maaf a-aku......"
SalamRindu^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan 2 [<Continue]
Short StoryBagian 2 setiap insan manusia sudah pasti akan mendamba mempunyai rumah tangga yang harmonis, memiliki istri yang perhatian,memiliki sikap yang manis,lemah,lembut dan sudah pasti saling mencinta. namun bagaimana jika seandainya pernikahan yang dibay...